Eno Bening: Jadi YouTuber itu Bukan Sekedar Uploader

Jumat, 30 Maret 2018 | 09:20
Hai Online

Go Deeper Hidup Dari YouTube

HAI-Online.com – Kalo adik-adik kita ditanya mau jadi apa ciita-citanya nanti, mungkin nggak sedikit yang bilang dan bermimpi jadi YouTuber. Sebenarnya sah-sah aja kalau memang ingin menjadikan YouTuber sebagai profesi. Namun, kita juga mesti paham nih nggak semudah itu loh menghasilkan duit yang banyak dari YouTube.

Ada yang namanya sistem monetisasi (cara cari duit lewat AdSense) seperti yang udah dijelasin di artikel sebelumnya. Bikin konten YouTube yang bisa dimonetisasi itu sendiri juga nggak segampang yang dibayangkan. Sederet aturan dari YouTube pun harus lo patuhi biar akun nggak di-banned karena tindakan pelanggaran.

Makanya, sedari awal jangan pernah kalo mau jadi YouTuber di Indonesia ketergantungan dari Adsense!

Udah nonton video di atas ya? Udah ngerti dikit-dikit, lha, yha?

Nah, untuk tahu segala seluk beluk YouTube dan profesi YouTuber, HAI ngobrol bareng langsung sama Eno Bening yang merupakan salah satu ambassador YouTube di Indonesia.

Track record-nya nggak main-main loh. Cowok lulusan UI ini termasuk generasi awal yang menjadi konten kreator alias YouTuber dari awal kemunculan platform itu, bahkan saat monetisasi masih perlu Multi Channel Network (MCM) luar negeri. Eno Bening sendiri mengawali karirnya di YouTube sewaktu SMA dan nggak ada niatan sama sekali untuk menjadi YouTuber.

“Awalnya sebenarnya karena ingin naro video-video doang. Gue basic-nya film maker. Tapi, dulu ingin film terkenal tuh susah. Akhirnya gue nemu YouTube yang gue pikir awalnya cuma bisa nonton doang, tahunya bisa upload juga,” kata Eno.

Yap, waktu itu YouTube memang belum se-booming sekarang, apalagi di Indonesia. Nggak bisa tuh kita lihat daily vlog atau video gaming berseliweran di YouTube.

Mengelola “Perusahaan” Bernama YouTube

Kalau Eno Bening butuh waktu bertahun-tahun untuk mampu mengumpulkan subscribers, views, sampai memonetisasi akun YouTube-nya, berbeda dengan saat ini dan beberapa waktu ke belakang. Cowok yang punya dua akun YouTube ini, yaitu Cleansound Studio dan Eno Bening cerita betapa sekarang gampang banget untuk jadi YouTuber bahkan untuk monetisasi.

Lo hanya perlu bikin akun, upload, aktifkan untuk di monetisasi, kirim permohonan, dan sudah bisa melakukan monetisasi. Sedangkan dulu Eno menurut ceritanya perlu sejumlah step bro.

“Dulu tuh perlu jumlah subscriber yang nggak dikit (pada masanya dengan pengguna belum sebanyak sekarang), kualitas video juga harus bagus, lalu di-review YouTube. Bahkan, buat monetisasi mesti join Multi Channel Network (MCN) yang berbasis di luar negeri,” tutur Eno.

Iya sob sesulit itu dulu, apalagi buat orang Indonesia. Kalau sekarang sih nggak perlu kok, raihan subscriber dan viewers pun mungkin bisa didapat melimpah dengan mudah.

Eits, tapi dengan gampang dan kilatnya jadi YouTuber saat ini dari pengamatan Eno Bening hanya kuantitas yang berubah alias makin banyak . Soal kualitas masih gitu-gitu aja, belum ada peningkatan yang drastis, malah drop. Konten berkualitas perlu ditelisik lebih jauh nih.

“Sekarang banyak yang dibutakan angka. Tapi, nggak punya karakter atau personal branding,” kata Eno.

Eno sendiri mengibaratkan channel YouTube kita jadi sebuah perusahaan. Nggak cuma hanya sekadar upload video, tapi bagaimana kita mengelola akun dan konten itu, desainnya seperti apa, strategi marketing, dan sederet hal lain layaknya sebuah perusahaan. Ini penting banget loh biar memang profesi YouTuber nggak asal.

Karakter juga jadi salah satu fokus utama kalau ingin jadi ‘bos’ di perusahaan YouTube lewat akun lo. Menurut Eno, perlu kesadaran untuk jadi diri sendiri dan bangga dengan hal itu.

Kalau lo memang sudah super sibuk dalam mengelola akun YouTube, nggak ada salahnya juga untuk gabung manajemen. Di sini lo bisa ‘minta bantuan’ ke mereka untuk mengelola beberapa hal, misal marketing, keuangan, dll. Tapi ini bakal jadi hal penting kalau lo memang sudah sangat kewalahan ya urus ini-itu akun YouTube.

Siasat Jitu Dapat Uang dari YouTube

Salah satu cara dapat uang saat jadi YouTuber itu dengan monetisasi lewat AdSense. Tapi, itu bukan satu-satunya cara kok. Makanya butuh nih `mindset yang bener dulu soal YouTube itu sendiri.

Eno juga bilang, kalo jadikan YouTube itu portofolio diri lo, bukan semata-mata jadi ajang cari duit lewat AdSense belaka. Dengan mindset kayak gini, lo nggak perlu khawatir deh kalau memang aturan YouTube untuk monetisasi akun itu terus berubah.

Perhitungan AdSense situ sendiri juga nggak semudah yang dibayangkan. Bahkan, Eno waktu HAI tanya bagaimana sistem monetisasi YouTube pun sulit menjelaskannya secara rinci. Ya pasalnya nih ya bro, memang sedemikian rumit.

Nggak cuma dilihat dari berapa viewers aja, tapi ada perhitungannnya lagi. Contohnya nih, orang yang nonton video lo dari luar negeri dan dalam negeri tentu beda berapa torehan uang yang masuk ke akun lo. Hal itu tergantung daya beli, jumlah penonton aktif, dan AdBlock di sebuah negara, angkanya pun terus berubah.

Selain itu, berapa lama orang memang nonton di YouTube, klik iklan, konten YouTube lo itu sendiri seperti apa, dan sederet hal lain yang jadi perhitungan untuk monetisasi akun. Saat lo klik berkali-kali iklan di akun lo sebagai sebuah strategi, YouTube juga nggak bakal ketipu loh buat hitung klik tersebut dan jadiin uang. Sistemnya dibuat sedemikian rupa diakumulasi yang bikin kita langsung jadi kayak terima aja deh penghasilannya berapa dari AdSense itu.

Berdasar aturan terbaru dari YouTube (16 Januari 2018), syarat akun untuk monetisasi atau partner YouTuber ada beberapa yang diubah. Sebuah channel perlu mencapai 4000 jam waktu tonton dalam 12 bulan terakhir dan punya 1000 subsciber lalu ditinjau kembali.

“Awalnya memang sesederhana itu, tapi ending-nya (monetisasi) nggak segampang itu dari prosesnya,” kata Eno.

Terkait AdSenes ini memang ribet, tapi AdSense bukan satu-satunya jalan biar dapat duit kok dari YouTube. Profesi YouTuber menurut Eno lebih cocok diganti dengan istilah ‘konten kreator’.

Menurutnya nih istilah itu lebih tepat dan bikin kita nggak kaget nantinya kalau mesti pindah platform buat cari uang di tempat lain. Nggak perlu khawatir soal uang, karena kita sendiri sudah mampu bikin konten berkualitas yang bisa menghasilkan kucuran dana lebih besar.

Lewat YouTube, lo bisa mendapat sponsor dari berbagai pihak. Baik endorse atau bentuk kerja sama lain, konten YouTube tentu mesti berkualitas dan sesuai dengan perusahaan terkait. Bisa juga nih profesi-profesi lain yang datang dari personal branding lo di YouTube, misal Agung Hapsah sebagai director, Eka Gustiwana sebagai composer, Reza Arap sebagai MC, dan lain-lain.

Seperti Apa YouTube Universe Ke Depannya?

Sampai kapan tren YouTube Universe terus ada?

“Selama teman-teman masih mau mengikuti perkembangannya dan orang-orang di sekitar yang ngejaga (kualitas) ekosistemnya,” jawab Eno.

Yap, makanya dia juga bilang nih sob penting untuk bikin serikat biar YouTube Universe ini juga tetap terjaga dengan baik. Pentingnya serikat para YouTuber ini menurutnya bisa ada diskusi yang bikin wawasan makin luas, punya standing point untuk hal-hal tertentu, menentukan tarif bawah suatu proyek, dan lainnya.

Penting juga untuk lebih mengedukasi diri sekaligus followers terkait banyak hal. Sesederhana mulai bisa bedain konten yang baik dan buruk. Eno juga bilang, jangan jadi penonton pasif. Pasalnya, sebagai penonton lo punya power.

Nah, mau lo jadikan YouTube sebagai ladang cari duit atau sekadar referensi tontonan? Saatnya lebih cermat dalam memanfaatkan ya, bro!

Masa nggak bosen jadi penonton terus?

Tag

Editor : Hai Online