Bisakah Kita “Hidup” dari YouTube di Indonesia? Ini Dia Jawabannya

Jumat, 30 Maret 2018 | 09:15
Hai Online

Yakin, Mau, Cari Duit di YouTube?

HAI-Online.com - Apa yang ada di kepala lo ketika mendengar kata YouTuber? terkenal? banyak uang? Jadi idola orang-orang?

Nggak ada yang salah dari pikiran lo kalo menganggap YouTuber itu terkenal, banyak uang, dan udah jadi idola banyak orang. Di tahun 2018 ini, banyaknya kehadiran YouTuber baru benar-benar memberikan “warna” dalam Youtuber Universe di Indonesia.

Ciailah, YouTuber Universe nggak, tuh, namanya? Hehehe…. Tapi, kita lanjut serius bahas lagi, dibanding tahun lalu, di tahun ini YouTuber dengan konten games jadi rajanya, terutama Mobile Legends. Nggak tau kenapa, YouTuber Mobile Legends tiba-tiba bisa cepat melesat!

Jess No Limit, Randika Dwiputra, DayLen
Siapa aja YouTuber dengan konten Mobile Legends yang sukses? Buanyak bos!

Tapi sabar dulu, cerita lengkapnya nggak akan kita bahas di sini, nanti HAI bakal bahas tuntas lengkap tentang sosok-sosok yang sukses bersinar di 2018. Sebelum kita bahas orang-orangnya, nggak ada salahnya kita coba untuk memahami bagaimana “cara kerja” seorang YouTuber zaman sekarang.

LANJUT BACA INI:

YouTuber Pasti Tajir?

Sejak awal kita mesti paham nih, nggak semudah itu loh menghasilkan duit yang banyak dari YouTube. Apalagi kalo ingin sekaligus punya konten yang memang berkualitas dan ciamik. Buat cari duit di YouTube, kita harus mengaktifkan yang namanya sistem monetisasi. Apa pula itu monetisasi?

Simplenya gini, sistem monetisasi ini nantinya akan mendatangkan Adsense alias iklan yang merupakan penghasilan untuk channel YouTube kita.

Untuk lebih tahu segala seluk beluk YouTube dan profesi YouTuber, HAI cari temen ngobrol yang udah tau banyak tentang YouTube Universe, dan juga merupakan salah satu YouTube Ambassador di Indonesia, Eno Bening.

Apa lagi YouTube Ambassador? Nonton dulu, nih, sebelum baca lebih lanjut.

Siapa Eno Bening? Track record-nya nggak main-main loh. Cowok lulusan UI ini termasuk generasi awal yang menjadi konten kreator alias YouTuber dari awal kemunculan platform itu, bahkan saat monetisasi masih perlu Multi Channel Network (MCM) luar negeri.

“Dulu tuh perlu jumlah subscriber yang nggak dikit (pada masanya dengan pengguna belum sebanyak sekarang), kualitas video juga harus bagus, lalu di-review YouTube. Bahkan, buat monetisasi mesti join Multi Channel Network (MCN) yang berbasis di luar negeri,” tutur Eno tentang bagaimana cara agara YouTube bisa diduitin lewat monetisasi.

Iya, sob, sesulit itu dulu, apalagi buat orang Indonesia. Kalau sekarang, sih, tentunya nggak sesulit itu.

Bagaimana cara monetisasi berubah jadi lebih mudah? Terus apa cari duit di YouTube cuma jadi adsenses aja? Pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya bakal dibahas tuntas di #GoDeeperHidup dari YouTube.

Edisi khusus ini kami sajikan bukan semata-mata hanya kepo soal penghasilan para YouTuber papan atas, melainkan juga berharap semoga kalian semua yang lagi baca artikel ini bisa mengambil faedah-nya, dan mungkin aja bisa ikut merasakan nikmatnya hidup dari passion kalian yang bisa dikembangkan lewat YouTube.

Bakal ada cerita tentang perjalananan para YouTuber seperti Justin "Jess No Limit", Atta Halilintar, sampai sejarah hadirnya YouTube dan berbagai dramanya di Indonesia. Lagi-lagi, semoga kalian bisa memilah dan memilih yang terbaik dari perjalanan karir sosok YouTuber sukses yang disebut di atas, dan buang jauh-jauh yang terburuk dari mereka dan jadikan pelajaran.

Sekali lagi, pilihan ada di tangan kita sendiri. Seperti kata Eno Bening, dalam video di bawah ini yang punya banyak faedahnya.

Jadi, apakah kita juga bisa “hidup” dari YouTube di Indonesia? Ada beberapa artikel yang mungkin bisa menjawab pertanyaan kalian semua. Berminat untuk masuk ke YouTube Universe?

By the way, emang masih betah cuma jadi penonton dan kalian nggak jadi siapa-siapa?

Tag

Editor : Hai Online