HAI-ONLINE.COM - Film Indonesia semakin rame. Selalu ada judul film Indonesia yang jadi menu tontonan. Walau belum jadi raja di negara sendiri, alias jumlahnya masih kalah sama film asing, tapi perkembangan ini perlu diajungi jempol.
Lihat datanya dulu deh biar percaya. Filmindonesia.or.id mencatat, sejak 2013, jumlah film indonesia yang rilis dalam setahun stabil di atas 100. Bandingkan dengan periode 2010-2012 yang jumlahnya berkisar di 87-86 film pertahun.
Kini film Indonesia pun banyak juga yang ngeraih jutaan penonton. 2016 silam, bahkan ada beberapa film yang meraih lebih dari 2 juta penonton. Seperti Cek Toko Sebelah dengan perolahan 2.6 juta penonton, Hangout yang ngeraih jumlah kurang lebih sama, Ada Apa Dengan Cinta 2 dengan 3,6 juta penonton, dan biangnya, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 dengan 6.5 juta penonton.
Dari segi kualitas konten pun nggak salah kalau film Indonesia sekarang tuh dibilang keren. Bukti kecilnya, kalau ditanya soal film Indonesia, anak muda sekarang nggak langsung inget sama film-film miring yang sekedar mengejar sensasi dengan horor dan aksi buka-bukaan. Memang sih ada beberapa film Tanah Air yang digarap dengan dana yang sedikit, sehingga hasilnya jadi asal jadi gitu aja. Tapi, nggak sedikit juga kok film-film nasional yang digarap dengan serius, oleh sutradara yang keren dan juga alur cerita yang nggak ketebak dan tidak ngebosenin.
“Gua seneng aja, film indonesia ceritanya mulai dikemas lebih menarik, lebih kreatif dalam penulisan naskah, sinematografinya nggak kalah sama yang di luar sana, aktor dan aktrisnya semakin mantap memerankan perannya, itu yang buat gue seneng nonton,” kata Fayiz Akbar dari MAN 8 Jakarta.
Yap, topik tentang film Indonesia sekarang ini tuh nggak jauh dari ceritanya yang berkesan karena relate banget sama kehidupan kita, sinematografinya yang emang keren bukan karena artisnya yang cakep dan latar tempatnya yang indah, serta prestasinya di kancah internasional. Kini makin banyak remaja yang meluangkan waktunya untuk nonton film Indonesia di bioskop lho.
“Kalo ditanya seberapa sering, setiap ada film indonesia dan trailernya menarik, gue usahain buat nonton sih,” papar Fahni Trijayanti, mahasiswi Universitas Andalas.
Menurut para remaja, perkembangan film Indonesia juga lumayan bagus. Dari cast hingga alur cerita, mereka setuju kalo industri film Indonesia udah berada di jalan yang benar.
“Makin kesini makin bagus dari segi cerita, cast, makin keliatan nggak ece-ece,” jelas Mega Pramesti, mahasiswi Universitas Indonesia.
“Udah banyak banget perkembangannya, salah satunya film horor indonesia udah beneran horor sekarang, hahahha. Tinggal tunggu film musikal lagi deh,” lanjut Fahni.
Masih ada minusnya
Film Indonesia memang berkembang, tapi bukan berarti nggak ada yang salah. Seenggaknya menurut para remaja yang HAI ajak ngobrol. Ada beberapa hal yang bikin film Indonesia belum bisa ngebalap Hollywood. Salah satunya adalah visual effect.
“Sayangnya film-film Indonesia belum alus nih mainan greenscreen,” ucap Fahni. “Efek-efek filmnya sayang banget sih, kayak kurang maksimal. Kayak film Comic 8 sama Dilan,” tambah Dhirga, siswa SMAN 4 Jakarta.
Selain efek, ada beberapa hal lain juga yang harus dibenahi dari film-film Indonesia. Contohnya seperti tema. Menurut para remaja, tren latah film Indonesia, di mana ketika ada genre film yang sukses lalu ditiru studio lain, bikin kualitas genre film tersebut sering menurun.
“Ada tuh film yang ngikutin banget sama cerita film luar,” kata Fayiz. “Banyak juga film drama cinta abal-abal yang lebih cocok di televisi, bukan bioskop.”
“Dan yang sangat disayangkan itu kalo ada aktor yang lagi hype, nanti beberapa film yang main dia melulu, sampai bosen,” aku Mega.
Bagi suatu negara, film bukan hanya sekadar hiburan dan bentuk kreativitas. Namun, film merupakan gambaran budaya sekaligus cermin sejarah sebuah bangsa. Apa yang ditampilakan lewat film, baik dalam kemasan dokumenter atau fiksi, semua sama pentingnya untuk melihat peradaban sebuah bangsa. Selamat hari film nasional!