Yang Perlu Kamu Tahu Tentang #MarchforOurLives, Demonstrasi Besar Pelajar Amerika Menuntut Pengaturan Senjata Api

Selasa, 27 Maret 2018 | 06:34
Rizki Ramadan

March for our lives

HAI-online.com -Ribuan orang, terutama dari kalangan pelajar sekolah, berkumpul di Washington pada 24 Maret lalu untuk unjuk rasa kepada pemerintah Amerik Serikat menuntut pengetatan aturan kepemilikan senjata api.

Demonstrasi ini dilakukan setelah banyaknya kasus penembakan yang terjadi di sekolah. Yang paling disorot adalah yang terjadi pada Februari lalu di Parkland, Florida. 17 murid dan guru tewas karena penembakan brutal yang dilakukan seorang siswa.

Kerumunan massa pawai sambil membawa beragam poster. Kebanyakan bertuliskan "Protect kids not guns" atau "lindungi anak-anak bukan lindungi senjata apa?" dan "Apakah saya berikutnya?"

Aksi unjuk rasa juga diisi dengan orasi dari pelajar yang selamat dari penembakan.

Salah satu yang paling memukau adalah orasi dari Emma Gonzalez, penyintas kasus penembakan di sekolahnya, Stoneman Douglas High School Pakrland.

"Dalam enam menit dan 20 detik, 17 teman kami terenggut, 15 luka-luka, dan setiap orang di komunitas Douglas selmanya berubah," kata Gonzales membuka pidatonya.

"Mari berjuang untuk hidupmu sebelum itu dilakukan orang lain," lanjutnya lagi.

Salah satu demonstran, Naomi Wadler, pelajar dari Virginia mengaku bahwa ikut demonstrasi demi mewakili kalangannya.

"(Saya ikut) untuk mewakili anak-anak Afrika-Amerika yang kisahnya nggak jadi sorotan utama di surat kabar," katanya

Sejumlah seleb hollywood juga ikut meramaikan aksi ini, di antaranya adalah Ariana Grande, Demi Lovato, dan Miley Cyrus.

Bahkan, Paul McCartney ia ikut pawai juga karena seorang sahabatnya dan John Lennon juga tewas karena penyalahgunaan senjata api.

Barrack Obama lewat Twitter resminya menyatakan apresiasinya terhadap pelajar yang demonstrasi.

Katanya, "Saya dan Michelle sangat terinspirasi dengan pawai yang dibuat para anak muda. Lanjutkan. Kalian memimpin kita untuk maju. Nggak yang bisa menahan jutaan suara yang menginginkan perubahan.

Sebelumnya, aksi demonstrasi juga sudah dilakukan. Salah satunya pada 14 Maret lalu. Pelajar dan petugas sekolah dari berbagai kota di Amerika serikat memberhentikan sementara kegiatan belajar-mengajar untuk unjuk rasa.

Selain itu, aksi serupa juga dilakukan di Edinburgh, London, Jenewa, Sydney, dan Tokyo.

Namun, dilaporkan BBC Indonesia, pihak pemerintah hanya memberikan pujian yang berbunyi "Banyak anak muda pemberani AS menggunakan hak Amandemen pertama hari ini."

Sementara Donald Trump saat demo terjadi diketahui sedang berada di reseor Mar-a-Lago di Florida selama akhir pekan ini, dan nggak ngetweet apapun.

Tag

Editor : Rizki Ramadan