5 Fakta Tentang Murid SMP yang Hajar Guru Pake Kursi di Pontianak

Senin, 12 Maret 2018 | 04:30
Alvin Bahar

Ilustrasi

HAI-ONLINE.COM - Seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darrusalam, Kecamatan Pontianak Timur, Nuzul Kurniawati jadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh muridnya sendiri berinisial NF, Rabu (7/3/2018) sekitar pukul 10.00 WIB. Berikut fakta dari kejadian miris tersebut:

1. Cuma karena ditegur

Nuzul Kurniawati korban pemukulan yang dilakukan oleh muridnya sendiri, NF, saat menjalani perawatan di RS Soedarso, Pontianak (8/3/2018)(KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN)
Kepala SMP Darussalam Ahmad Bustomi mengungkapkan, berdasarkan penuturan dari para guru, kejadian tersebut berawal ketika mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII. Saat pelajaran tengah berlangsung, salah seorang murid NF malah bermain telepon seluler (ponsel).

Guru yang mengajar saat itu sempat menegur NF, tetapi nggak digubris. Guru tersebut kemudian masuk ke ruang guru sambil menangis. "Teguran sang guru itu nggak dihiraukan pelaku, mungkin karena kesal nggak dihargai dan sedih, guru itu kemudian masuk kantor guru," ujar Bustomi, Kamis (8/3/2018) siang.

Saat di ruang guru, korban melihat rekan sesama guru itu menangis dan kemudian menuju ruang kelas dengan maksud hendak menenangkan suasana di dalam kelas tersebut. Korban kemudian menegur NF yang saat itu masih asyik bermain ponsel dan merebut ponsel tersebut dari tangan pelaku.

Nggak terima ditegur, NF kemudian memukul korban menggunakan kursi plastik hingga korban sempoyongan. Ponsel yang dipegang korban saat itu terlepas dan terempas ke lantai. Melihat ponselnya terlepas dari pegangan korban, pelaku kemudian mengambilnya lalu melemparkannya ke korban tepat mengenai bagian lehernya. Kondisi kelas saat itu sepi karena siswa lainnya ikut keluar begitu guru mata pelajaran mereka keluar.

"Pelaku nggak terima, dan sempat ada adu mulut, mungkin karena kesal kursi plastik tempat duduk dia dipukulkan," ucapnya. Atas peristiwa tersebut, korban kemudian dibawa ke rumah sakit dan masih menjalani perawatan.

2. Guru sudah maafkan sang murid

Nuzul Kurniawati, guru SMP Darussalam Pontianak yang jadi korban penganiayaan muridnya sendiri, mengaku masih sayang dengan pelaku, NF.

"Ibu sayang sama murid ibu, semua saya sayangi. Karena walau dia salah ibu tetap sayang sama dia, tetap anggap dia murid saya," ujar Nuzul saat ditemui di rumah sakit, Kamis (8/3/2018) siang. "Karena apa, saya sebagai pendidik kan mengubah anak itu jadi baik. Kalo kita benci, bagaimana bisa mengubah anak didik kita," sambungnya.

3. Ingin ubah sikap NF Meski telah disakiti muridnya, menurut Nuzul, hal itu nggak terlepas dari perannya sebagai seorang guru untuk memperbaiki sifat serta akhlak muridnya.

"Harapannya, dengan kejadian ini bisa mengubah sifat NF, bisa jadi lebih baik, karena dia itu anak yatim. Sudah saya maafkan," ujar NF.

4. Pelaku sudah minta maaf "Pelaku sudah dipanggil dan dikasih nasihat. Pihak keluarga korban juga sudah bertemu dengan pelaku, dan pelaku juga sudah meminta maaf," ungkap Bustomi. Pihak sekolah, sambung Bustomi, sudah melakukan mediasi agar masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan walau sudah ada laporan masuk ke pihak kepolisian.

5. Komentar PGRI Kalimantan Barat Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalimantan Barat mengomentari penganiayaan yang dilakukan NF, siswa kelas VIII SMP Darussalam Pontianak terhadap gurunya, Nuzul Kurniawati, Rabu (7/3/2018). Ketua PGRI Kalbar, Samion menyebutkan, kalo kondisi yang dialami para siswa saat ini sungguh memprihatinkan.

Karena menurutnya, proses pembelajaran yang dialami siswa saat ini terjebak pada domain kognitif, sehingga lupa dengan domain afektif dan psikomotorik. "Pertama kita sangat prihatin dengan adanya peristiwa tersebut. Selain itu, proses pembelajaran afektif dan psikomotorik seolah-olah nggak jadi perhatian. Padahal afektif itu merupakan tujuan dari proses pembelajaran," ujar Samion saat dihubungi, Kamis (8/3/2018).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Guru yang Dihajar Pakai Kursi Mengaku Sayang dan Maafkan Muridnya".

Tag :

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya