HAI-Online.com - Banyak orang berpikir, kalo satu orang dalam keluarga sukses, yang lainnya juga ikut 'kecipratan' suksesnya. Hmmm, anggapan itu bisa jadi benar bisa juga salah. Contohnya, seperti beberapa pemain sepakbola ini.
Mereka 'terpaksa' berkarir di bawah bayang-bayang saudara kandung. Pasalnya, para pemain ini bisa dibilang nggak sesukses kakak atau adiknya. Dilansir dari FourFourTwo, ini dia 10 pemain sepakbola yang karirnya selalu dibayang-bayangin kesuksesan saudara kandugnya. Cekidot!
1. Federico Higuain
Bersama adiknya Gonzalo Higuain, Federico hijrah ke Benua Biru sejak 2008. Tapi doi kesulitan buat nunjukin skillnya di musim pertama bersama Besiktas. Setelah kembali tampil bagus di Argentina, Federico merantau ke Amerika Serikat buat main di Columbus Crew. Federico mencetak rata-rata satu gol dalam tiga pertandingan dan keluar sebagai runner-up di MLS Cup 2015.
Punya skill bagus, Federico sering dibandingin dengan sang adik Gonzalo. Tidak seperti Federico, Gonzalo kini jadi bintang di Juventus. Tapi, saat diwawancara soal hal itu oleh FIFA.com, Federico bilang,"Jujur saja, selama ini saya tidak pernah terganggu ketika banyak orang lebih sering membicarakan tentang Gonzalo. Saya tidak pernah merasa sakit hati" ujarnya.
UDAH TAU BELUM?Selain Peter Crouch, Ini Dia 8 Pemain Sepak Bola yang Tingginya Lebih dari 2 Meter
2. Mathias Pogba
Paul Pogba lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Mereka adalah Mathias Pogba dan Florentin Pogba. Florentin Pogba sebagian besar ngabisin karirnya di klub divisi bawah Liga Inggris. Sedangkan Mathias? Doi sibuk pindah-pindah klub Wrexham, Crewe, Crawley dan Partick Thistle. Saat ini ia berstatus tidak bermain di klub manapun abis dilepas tim papan bawah Eredivisie, Sparta Rotterdam. Sama Paul Pogba nasibnya langit dan bumi ya, guys.
3. Rodney Sneijder
Hal yang kurang lebih sama juga dialami adik dari pesepakbola plontos Wesley Sneijder. Wesley lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya Jeff Sneijder juga berprofesi sebagai pesepakbola. Karirnya sedikit terhambat gara-gara cedera. Cerita yang bertolakbelakang terjadi sama Rodney. Rodney sempat bermain bareng Ajax dan sempet dideketin Real Madrid, lho.
"Saya menghentikan pembicaraan [soal transfer ini]," kata Wesley. "Saya sudah mengatakan kepadanya bahwa yang pertama kali harus dia lakukan adalah bersinar di Ajax."
Sekarang Rodney – sudah berumur 26 tahun – dan menandatangani kontrak dengan DHSC, klub divisi keenam sepakbola Belanda. Wesley ninggalin Real Madrid pada 2009 dan hijrah ke Inter di mana doi memenangkan treble sekaligus mencetak 100 penampilan bersama tim nasional Belanda. Hmmmm, coba Rodney nggak dengerin kakaknya waktu itu ...
4. Willy Aubameyang
Piere-Emerick adalah satu dari tiga Aubameyang bersaudara yang gagal menembus tim utama AC Milan. Tapi, Catalina, Aubameyang paling tua pernah tampil beberapa kali bareng tim utama Rossoneri dan punya karir yang cukup keren di tim divisi rendah Italia dan Prancis, momen-momen terbaik dalam karier Willy hanya terjadi saat tampil dalam enam pertandingan dengan Kilmarnock pada tahun 2011.
Sekarang dia bermain untuk Kray di divisi keempat di Jerman dan adiknya, Pierre-Emerick dibeli oleh Arsenal seharga 56 juta pounds di bursa transfer musim dingin kemarin.
5.Tobias Schweinteiger
Nggak sedikit orang yang ngefans MU gara-gara Eric Cantona. Nggak terkecuali Tobias Schweinteiger. Namun Tobias nggak bisa berkarir di tim yang ditakuti di Inggris dan Eropa itu. Meskipun pemain berposisi striker ini bergabung dengan Bayern Munich pada tahun 2012, doi cuma main di tim cadangan dan memutuskan gantung sepatu pada 2015. Dan di saat yang sama ketika adiknya, Bastian (yang sudah menjadi legenda di Bayern), pergi untuk bergabung dengan... Manchester United. Astaga, kehidupan.
6. Jordan Lukaku
Adik laki-laki Romelu Lukaku ini punya cerita yang nggak kalah unik. Jordan mundur dari peredaran sepakbola Eropa setelah bergabung dengan klub Anderlecht dan malah turun ke divisi yang lebih rendah, Oostende pada 2013. Penantian Jordan terjawab ketika dirinya bergabung dengan Lazio. Bersama Lazio, Jordan ngoleksi 83 laga, dan 3 gol.
Jordan menjalani kariernya dengan baik di Roma di posisi sayap kiri juga setelah bermain di Euro 2016 sebagai anggota dari skuat Belgia. Kemungkinan doi bakalan masuk skuat Piala Dunia 2018. Tapi Jordan harus berjuang dari bangku cadangan sementara saudaranya memimpin barisan depan.
7. Felix Kroos
Nggak banyak yang tahu kalo gelandang sekaliber Toni Kroos punya adik yang mirip mukanya. Yupz, dia adalah Felix Kroos. Pernah membela tim nasional junior Jerman, Felix merupakan produk akademi Hansa Rostock sebelum bergabung dengan Werder Bremen pada tahun 2010. Lelaki berposisi sebagai gelandang ini menghabiskan waktu selama lima setengah musim di Bundesliga sebelum pindah ke tim divisi dua, Union Berlin, pada tahun 2016.
Pada saat yang bersamaan, kakaknya, Toni sibuk memenangkan liga dan gelar Liga Champions bersama Bayern Munich dan Real Madrid. Dan tentu saja Piala Dunia.
8. Joel Drogba
Drogba yang satu ini akhirnya bergabung bersama Metalurh Donetsk di Ukraina pada tahun 2007. Sedangkan kakaknya berada di tengah tugasnya yang dipenuhi medali di Stamford Bridge. Karir Joel juga nggak berlangsung lama. Dia ninggalin Donetsk setelah satu tahun tanpa mencetak gol dan tampil satu kalipun. Hmmmm, mungkin sepakbola bukan jalan hidup Joel.
9. Francois Kompany
Saat Vincent jadi bintang dan tumpuan lini pertahanan Manchester City, adik laki-lakinya, Francois lagi nyoba bikin kesan bagus di klub terbarunya, Macclesfield Town.
Tapi usahanya gagal. Vincent memenangkan Piala FA pertamanya di musim 2010/11, sementara Francois dilepas setelah nggak pernah tampil tim utama The Silkmen. Selanjutnya, doi melanjutkan karier di divisi rendah liga Belgia, meski Francois kembali menandatangani kontrak dengan Roemerare dari divisi dua pada Februari 2018. Sementara sang kakak baru saja memenangkan final Piala Liga Inggris dengan City.
10. David Eto'o
Karier David mencakup bermain di Spanyol, Perancis, Swiss, Ukraina, Yunani, Slovenia dan Kamerun dengan 16 klub yang berbeda. Sementara Samuel pernah mencium treble winners dua kali berturut-turut dengan Barcelona dan Inter serta 118 penampilan untuk Kamerun.