HAI-ONLINE.COM -Beberapa waktu lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mendapatkan sebuah piringan hitam Metallica dari Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rassmussen yang datang ke Istana Kepresidenan Bogor pada 29 November 2017.
Album itu merupakan edisi deluxe dari Master of Puppets.
Kala itu, barang tersebut masuk dalam kategori gratifikasi dan telah dilaporkan kepada KPK oleh Jokowi sendiri serta telah ditetapkan sebagai barang milik negara melalui SK No.210 Tahun 2018 tanggal 31 Januari 2018.
CEK JUGA:5 Kesalahan Logika Film Hollywood yang Nggak Terlihat Oleh Kita
Akan tetapi, menurut Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah, Jokowi rela "membeli" kembali piringan hitam itu dari negara dengan jumlah uang yang sudah ditentukan oleh negara.
Uang pengganti barang berupa deluxe box set Metallica berjudul Master of Puppets senilai Rp 11.079.019 telah diterima KPK.
Hal ini mengacu pada Peraturan KPK Nomor 6 Tahun 2015. Pasal 12 ayat 6 menjelaskan KPK dapat meminta penerima gratifikasi untuk menyerahkan uang sebagai kompensasi atas barang yang diterimanya.
"Poin utama sebenarnya bukan pada jumlah uang. Tapi contoh yang konsisten yang dilakukan Presiden, yakni kehati-hatian yang tinggi untuk mencegah korupsi mulai dari hal yang kecil," kata Febri.
Perlu diketahui, Album eksklusif itu ditandatangani langsung oleh drummer band Metallica, Lars Ulrich. Ulrich pun berkomentar soal pemberian hadiah istimewa itu kepada Jokowi dalam akun Instagram miliknya.
"Ini keren... Saya menandatangani sebuah box set MOP (Master of Puppets) untuk Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen untuk diberikan kepada Presiden Indonesia Joko Widodo, yang terkenal sebagai penggemar berat musik rock dan menemui kami di Jakarta pada 2013... musik benar-benar menghubungkan orang!!! ???????????????? @larsloekke @ jokowi #masterofpuppets," tulisnya.
Artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Tebus Rp 11 Juta, Jokowi Akhirnya Bawa Pulang Album Metallica Pemberian PM Denmark".