Theresia Cup: Nggak Cuma Seru Di Lapangan Tapi Juga Di Bangku Supporter Dan Panggung!

Senin, 19 Februari 2018 | 05:15
Rizki Ramadan

Theresia Cup 2017

HAI-online.com -Belakangan ini banyak sekolah yang menampilkan keseruan sekolahnya dengan mengadakan berbagai pertandingan, Sekolah Santa Theresia, Jakarta,-pun nggak mau kalah dengan sekolah lainnya. SMA dan SMK Santa Theresia menyelenggarakan "Atlas" Theresia Cup 2017. Tentu Cup 2017 ini berbeda dengan cup Theresia sebelumnya yang sudah diselenggarakan sejak 2009.

Atlas merupakan kependekan dari Ancient Traditions with Limitless Arts and Sports. Kata "Atlas" juga bermaksud sebagai dunia. Di tengah maraknya masalah di dunia dan di seluruh negara bagian, kita sebagai anak muda diminta untuk berani membawa perdamaian bukan untuk sebagian kelompok, melainkan untuk seluruh dunia yang dimulai dari negara sendiri, yaitu Indonesia.

Kompetisi yang berlangsung selama tiga hari itu, 12-15 Desember 2017, menyelenggarakan berbagai olahraga dan seni seperti basket, futsal, voli, band, mural, fotografi, dan lainnya. Menariknya, SMA Santa Theresia memiliki suporter yang heboh yaitu Barista, Barisan Suporter Theresia. Maka setiap pertandingan yang melibatkan sekolah Theresia selalu didukung habis-habisan oleh para suporternya.

Suasana pertandingan semakin seru ketika final basket Kolese Kanisius (CC) melawan SMA Santa Theresia. Bisa dibilang mereka tak hanya bertanding basket, tetapi juga "bertanding" suporter karena keduanya memiliki suporter yang banyak, heboh, dan menarik. Suporter CC, Alaska, Aliansi Suporter Kanisius.

Kedua suporter mengumandangkan berbagai nyanyian untuk mendukung sekolahnya masing-masing, apalagi kedua sekolah tersebut jago dalam pertandingan basket ini sehingga angka seri selalu mereka hadapi membuat suporter semakin berteriak bernyanyi. Walau pada akhirnya dimenangkan Kolese Kanisius dengan skor 58-56, namun Barista tetap menerima dengan lapang dada bahkan semua suporter dan para pemain berkumpul bersama di tengah lapangan sama sama merayakan euforia itu.

Pertandingan-pertandingan lainnya pun berlangsung dengan sportif. Walau terlihat seru dan seolah berjalan dengan lancar, ternyata di bagian belakang acara, panitia cukup hectic dalam menyelenggarakan acara ini, seperti kendala lapangan yang sedang di renovasi juga membuat acara ini diundur terus-terusan sampai beberapa bulan, lalu di hari pertama pertandingan Jakarta sedang hujan badai berjam-jam sehingga jadwal kacau balau dan sangat berantakan, dan hal-hal teknis internal lainnya. Walau demikian, kendala masih dapat panita hadapi dan selesaikan.

Berbeda dengan cup sekolah lainnya yang mengadakan closing dengan artis-artis terkenal, cup yang ini beda. Closing Atlas ini tak mengundang artis, tapi tetap asik dan banyak yang menonton. Diisi oleh siswa SMA Santa Theresia, para alumni, dan pemenang lomba band serta MD. Cara closing-pun dipromosikan habis-habisan oleh panitia sehingga akhirnya sebanyak 600 tiket habis terjual dan mereka membuktikan tanpa artis gak berarti garing. Dengan MC yang menarik dan yang bikin hype suasana, orkestra dan band dari siswa sekolah benar-benar membuat aula SMA Santa Theresia itu pecah abis dan heboh bernyanyi lagu hits walau bukan oleh artis terkenal. Benar-benar keren deh!

Penulis: Maria Michelle - SMA Santa Ursula Jakarta

Tag

Editor : Rizki Ramadan