Apa Itu Smartphone Black Market dan Kenapa Kamu Nggak Boleh Memilikinya

Kamis, 01 Februari 2018 | 08:45
Alvin Bahar

Black market smartphone

HAI-ONLINE.COM - Barang BM atau Black Market mungkin sering didengar oleh para pecinta gadget tanah air. Sebuah barang akan dianggap sebagai barang BM kalo transaksi dilakukan di pasar gelap. Maksudnya, transaksi jual beli barang tersebut dilakukan secara ilegal tanpa dikenai pajak dan nggak disertai izin resmi untuk digunakan di dalam negeri.

Karena nggak dikenai berbagai macam aturan pajak inilah, hape BM memiliki harga yang lebih terjangkau. Bahkan bisa punya selisih hingga jutaan rupiah dari barang resminya.

Sebagai informasi, barang BM itu juga original lho. Tapi meskipun original, hape BM juga memiliki beberapa bahaya yang wajib ditanggung oleh pembelinya.

Mau tahu apa aja? Tim HAI punya jawabannya.

1. Garansi membingungkan

Sebagai produk ilegal, tentu saja nggak ada garansi resmi untuk melindungi hak produkmu itu.

Jadi, kalo terjadi kerusakan yang bukan kesalahanmu sekalipun, kamu nggak bisa klaim garansi kemana-mana.

Kamu hanya perlu bersiap-siap untuk gigit jari dibuatnya.

2. Kadang cuma hape regional

Beberapa negara seperti Amerika dan Jepang seringkali memproteksi gadgetnya dengan sistemnya sendiri. Sebagai contoh Docomo di Jepang dan Verizon di Amerika yang punya khasnya sendiri.

Dan tahukah kamu, kalo beberapa proteksi tersebut punya perbedaan dengan versi global?

Jadi, kalo kamu gunakan akan ada beberapa hal yang menyebabkan hapemu nggak bisa berjalan seperti yang diharapkan.

3. Ada isu pemblokiran IMEI BM

Keberadaan hape BM memang sangat merugikan negara. Oleh karena itu, pemerintah berusaha mengembangkan sistem untuk mencegah hal ini.

Sistem pemblokiran IMEI ini disebut Device Identification, Regulation and Blocking System (DIRBS). Nah, kalo kamu nekat beli hape BM, jangan salahkan siapa-siapa kalo hapemu tiba-tiba kehilangan IMEI nya ya.

Artikel ini pertama kali tayang di Nextren.com dengan judul "Mengenal Smartphone Black Market dan Bahaya yang Mengintainya"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya