HAI-online.com - Tim-tim papan atas Liga Kompas-Gramedia Panasonic U-14 susah payah meladeni lawan-lawannya dalam laga pekan ke-23, Minggu (21/1), di Stadion Ciracas, Jakarta Timur. Kemapanan alias zona nyaman menjadi musuh terbesar mereka dalam mempertahankan posisi di puncak klasemen. Jakarta Football Academy (JFA), pemuncak klasemen Liga KG Panasonic U-14, nyaris terjungkal ketika menghadapi Kabomania, kemarin. Padahal, baru sepekan JFA merebut kembali puncak klasemen dari rival terdekatnya, ASIOP Apacinti.
JFA memulai laga kontra Kabomania, tim peringkat keempat, dengan penuh semangat. Namun, karena terlalu percaya diri, lini belakang JFA lengah dan membuat kesalahan fatal saat hendak menangkal serangan balik cepat Kabomania.
Wasit mengganjar JFA dengan penalti akibat pelanggaran keras itu. M Hafizh Widaad, pemain Kabomania, tidak menyia-nyiakan penalti itu dengan mengonversinya menjadi gol.
Gol Kabomania itu seolah menampar JFA, tim paling agresif di Liga KG Panasonic U-14 musim ini dengan koleksi 46 gol dari 23 laga. JFA, yang tersengat gol itu, lantas habis-habisan menyerang.
Serangan deras dari berbagai sektor maupun lini digencarkan JFA, terutama seusai jeda turun minum. Namun, pertahanan Kabomania bergeming menghadapi serangan bertubi-tubi itu.
Barisan penyerang JFA nyaris frustrasi menghadapi tim dengan pertahanan terbaik di kompetisi ini. Sebelum laga itu digelar, Kabomania adalah tim yang paling sedikit kebobolan, yaitu delapan gol dari 22 laga. Mereka tak segan menerapkan taktik ”parkir bus”, yaitu menumpuk pemain di areal pertahanan sendiri.
Jika kalah di laga ini, JFA bisa kembali digusur ASIOP dari puncak klasemen. Saat laga berjalan, ASIOP tertinggal tiga angka dari JFA. Tak ayal, JFA terus membombardir pertahanan lawan demi meraih minimal satu poin.
Kerja keras mereka terbayar di pengujung laga, yaitu tepatnya di menit ke-48. Berawal dari tendangan bebas, pemain JFA, Muhammad Ferrari, menyambar bola hasil sapuan kurang sempurna dari kiper Kabomania, Ikhsan.
JFA menyamakan kedudukan 1-1. Skor tidak berubah hingga laga itu berakhir. Berkat tambahan satu poin yang diraih susah payah itu, JFA masih berada di puncak klasemen dengan koleksi 49 poin. Mereka hanya unggul satu angka dari ASIOP yang di hari itu membekap Talenta Muda FU 15 dengan skor 1-0.
Pelajaran Berharga
Menurut Achmad Zulkfli, Pelatih JFA, timnya mendapat pelajaran berharga di laga itu. Menurut dia, persaingan di Liga KG Panasonic sangat sengit sehingga dibutuhkan konsistensi untuk senantiasa tampil baik di tiap laga.
”Skema permainan kami sempat tidak berjalan di babak pertama. Paling tidak, di babak kedua, kami tampil sesuai rencana, yaitu menyerang. Kiper kami bahkan hampir tidak memegang bola,” ujarnya.
Nyaris serupa JFA, ASIOP juga dipaksa tim promosi, Talenta Muda, menang dengan susah payah. Meski unggul jauh dalam hal kualitas pemain, tim asal DKI Jakarta itu sempat kesulitan menembus pertahanan rapat Talenta, tim di peringkat ke-13.
Rotasi pemain sayap
Muhammad Uchida, bek ASIOP, memecahkan kebuntuan itu lewat gol tandukan kepala di menit ke-15. Kemenangan ini tidak terlepas dari langkah ASIOP melawan kemapanan taktik.
Yayat Supriyatna, Pelatih ASIOP Apacinti, mengubah strategi, yaitu merotasi pemain sayap di laga itu. ”Tim bermain konstruktif. Saya cukup puas atas hasil ini karena strategi rotasi pemain sayap dapat menambah variasi serangan,” ujar Yayat.
Rotasi pemain juga menjadi kunci dari keberhasilan Mandiri Selection membekap Villa 2000 2-1. Dua gol Mandiri disarangkan Rabbani Tasnim Siddiq pada menit ke-40 dan 47. Tambahan dua golnya itu membuat Rabbani ke puncak pencetak gol tersubur dengan koleksi 20 gol. (JON/DD15)
Tulisan ini telah terbit di Harian Kompas pada 22 Januari 2018 (Kompas/JON/DD15)