Mengenal Aggressive Inline Skate, Olahraga Lama Yang Baru Diminati Lagi Oleh Anak Muda. Bikin Skatepark Penuh Pesepaturoda

Rabu, 17 Januari 2018 | 02:00
Rizki Ramadan

sepatu roda rame lagi

HAI-ONLINE.COM - Dibanding skateboard dan BMX, salah satu cabang olahraga ekstrim yang satu ini bisa dibilang nggak terlalu banyak peminat, khususnya di Indonesia. Itu sebabnya, sejak awal kemunculannya di Indonesia sejak periode tahun 1990-an silam, namanya seakan mati segan, hidup tak mau. Nggak tenar-tenar amat, tapi juga nggak begitu sepi peminat. Yap, itulah aggressive inline skate.

Namun itu dulu. Perlahan, olahraga ini mulai kembali diminati para adrenaline junkie. Buktinya, skatepark kini nggak cuma didominasi oleh para skater dan rider BMX aja, tapi juga mulai dipadati oleh para pegiat aggressive inline skate.

Itu belum seberapa. Para pemain serta komunitasnya kini mulai muncul ke permukaan. Salah satunya adalah Iwank.

“Ya, bisa dibilang, olahraga ini (aggressive inline skate), mulai digandrungi lagi. Menurut gue, salah satu alasannya adalah aggressive inline skate bikin penasaran orang yang lihat. Nggak heran, sih, olahraga ini emang sering terbang-terbangan (melakukan trik di udara). Hahaha…,” beber salah satu anggota komunitas Bogor Rolling.

BACA JUGA:5 Band Paling Penting untuk Scene Emo di Indonesia!

NO LIMIT FOR CREATIVITY

Berbeda dengan skateboard dan BMX yang menggunakan media papan seluncur serta sepeda, bisa dibilang, aggressive inline skate nggak butuh peralatan atau perlengkapan yang rumit. Cukup menggunakan sepatu beroda khusus, maka kita sudah bisa meluncur di mana saja.

Itu sebabnya, menurut Ozie, salah satu anggota komunitas Jakarta Roling, aggressive inline skate menawarkan kebebasan lebih terhadap para pemainnya. Itu sebabnya, menurut Ozie, olahraga ini jadi terlihat lebih bebas dan menyenangkan.

Aggressive inline skate lebih bebas, nggak ada batasan gerak di olahraga ini. Bisa dibilang, hampir nggak ada batas untuk kreativitas gerak di sini. Kita bisa melompat sambil melakukan beberapa putaran di udara, nge-grind di rails atau tembok, main di jalan sampai di skatepark,” ujar cowok yang juga menjaga sebuah toko aggressive inline skate bernama 8roll shop di kawasan Lubang Buaya, Jakarta.

Senada dengan yang dikatakan Ozie, Iwank juga mengamini hal tersebut. Cowok yang sudah bermain aggressive inline skate sejak 2013 silam ini menambahkan bahwa itu jadi salah satu alasan kenapa olahraga ini jadi lebih menyenangkan untuk dimainkan.

Selain itu, masih menurut Iwank, kemudahan dalam melakukan beberapa trik keren juga jadi salah satu faktor kenapa aggressive inline skate mulai kembali digemari.

“Meski nggak gampang-gampang banget, tapi triknya nggak sesulit skateboard dan BMX. Selain itu, harganya juga agak bersahabat. Untuk sepasang boots (sepatu khusus aggressive inline skate), harganya berkisar antara Rp 2,5 juta sampai Rp 8 juta,” ujar Iwank.

“Sementara kalau untuk perawatannya, sih, nggak terlalu ribet. Paling kita hanya mempersiapkan uang sebesar Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu untuk

mengganti wheels yang perlahan habis,” timpal Ozie.

MIRIP PARKOUR

Meluncur dan melompat di udara jadi suguhan utama buat kita yang menyaksikan atau melakukan olahraga ini. Makanya, jangan heran kalau nggak sedikit dari kita lantas beranggapan bahwa olahraga ini punya aturan yang nggak berbeda jauh dari parkour.

Begitu juga dengan Iwank. Meski nggak mirip-mirip banget, dia nggak menampik bahwa ada beberapa kesamaan antara aggressive inline skate dengan parkour.

“Selain menggunakan kaki dan melompat sebagai poin utamanya, di olahraga ini ada beberapa trik yang diadopsi dari gerakan parkour, salah satunya adalah Misty Flip. Yakni memutar badan ke arah samping,” lanjut Iwank.

Nggak berhenti sampai di situ. Ozie menambahkan bahwa namanya olahraga yang berhubungan dengan gravitasi, pasti membuat para pemainnya jadi akrab dengan yang namanya aspal, atau lantai keras.

Itu sebabnya, cedera yang dihasilkan pun nggak berbeda jauh dari parkour atau olahraga ekstrim lainnya. Kebanyakan menyasar bagian kaki! Ozie contohnya. Buat dia, kaki bengkak sampai cedera engkel jadi salah satu hal yang jamak ditemui dalam permainan aggressive inline skate.

“Dulu, gue pernah salah jatuh saat ngetrik. Saat itu, gue jatuh dengan satu kaki duluan dan bikin kaki gue split. Gara-gara itu, ligament lutut gue renggang dan membuat gue harus beristirahat selama sekitar delapan bulan. Hahaha…,” lanjut Iwank.

Makanya, buat kita yang baru pengen nyobain bermain aggressive inline skate, Ozie dan Iwank nggak lupa untuk mengingatkan kita soal masalah keselamatan. Seperti yang udah dibilang, berteman dengan gravitasi, bakal bikin kita jadi lebih akrab dengan yang namanya aspal!

“Ini olahraga ekstrim, kita harus udah tahu semua resikonya. Jadi, sebisa mungkin pakai pelindung kayak helm sampai bodi protektor. Tapi nggak usah takut, selama mengikuti arahan, sih, olahraga ini bisa jadi candu buat kita. Dijamin ketagihan kalau udah coba sekali main,” ujar Ozie, cowok yang juga pernah menjajal beberapa olahraga ekstrim seperti Dirt Jump sebelum beralih ke aggressive inline skate.

Gimana, punya cukup nyali buat mencoba?

(Penulis: Agassi Moriand)

Tag

Editor : Rizki Ramadan