Apa Kabar 3 Strategi Sepak Bola Legendaris Ini?

Rabu, 10 Januari 2018 | 09:15
Alvin Bahar

Belanda Gagal Lolos

HAI-ONLINE.COM - Memang ada banyak sekali strategi yang bisa diterapkan dalam permainan sepak bola. Para pelatih pun, tentu memiliki ribuan opsi demi memenangkan pertandingan.

Nah, dari sekian banyaknya jumlah startegi, ternyata hanya ada tiga lho yang kepopulerannya cukup melegenda. Ketiga strategi tersebut, pastinya udah diciptain pada jaman dulu banget nih. Lalu, kira-kira, apa kabarnya ya mereka sekarang? Apakah kini masih bisa bertahan di era sepak bola modern?

Cek deh: 5 Pemain Bola dengan Nomor Punggung Teraneh Sedunia

1. Kick and Rush

Membahas Kick and Rush, tentu akan selalu berkaitan dengan persepak bolaan Inggris. Kick and Rush sendiri pertama kali dikemukakan oleh seorang veteran tentara Inggris yang kemudian beralih profesi jadi pengamat sepak bola, Charles Reep, pada tahun 1950 silam.

16 tahun berselang, strategi ini langsung mengantarkan tim nasional Inggris menjuarai gelaran Piala Dunia. Bahkan, saat memasuki medio 80-an, Kick and Rush semakin meroket dengan kedigdayaan Liverpool menguasai kompetisi domestik maupun Eropa.

Penerapan strategi ini sebenernya sudah bisa ditebak bila menilik pengertian dari kata perkatanya, Kick berarti menendang, dan Rush adalah tburu-buru. Ya, dalam kick and rush, sebuah klub akan berusaha mengalirkan bola secepat-cepatnya ke daerah pertahanan lawan, dan berharap terjadi kemelut yang berujung gol.

Namun, seiring berkembangnya zaman, strategi legendaris ini nampak kesulitan beradaptasi dengan gaya sepak bola modern. Klub-klub sukses di Liga Inggris pun, kini mulai melupakan segala keampuhan yang dimiliki oleh Kick and Rush. Jadi, apakah Kick and Rush bisa tetap bertahan dan menghiasi dunia sepak bola?

2. Cattenacio

Strategi ini sebenarnya pertama kali diciptakan oleh pelatih berkebangsaan Austria, Karl Rappan, bersama tim nasional Swiss pada kisaran tahun 1937 silam. Namun, kala memasuki medio 60-an, Helenio Herrera tiba-tiba membawa Cattenacio ke Inter Milan dan berhasil meraih banyak gelar. Sejak itu pula, Cattenacio perlahan-lahan mulai identik dengan persepakbolaan Italia.

Penerapan strategi ini sendiri mengharuskan sebuah klub untuk membentuk pertahanan yang sangat kuat dan berlapis. Biarkan lawan terus menyerang, hingga tiba saatnya mereka lengah, dan segera lakukan serangan balik mematikan.

Berbeda dengan Kick and Rush yang sudah mulai luntur, Cattenacio tetap bisa bertahan di era sepak bola modern. Sampai sekarang, beberapa pelatih ternama, seperti Jose Mourinho, masih kerap memakai dan mengembangkan pola Cattenacio sebagai jurus andalannya.

3. Total Football

Belanda juga punya strategi ampuh yang cukup mendunia, yaitu Total Football. Rinus Michels merupakan sosok pelatih yang pertama kali mempopulerkan strategi ini. Berkat Tottal Football, Michels sukses membawa Ajax Amsterdam menjuarai gelaran Liga Champions dalam tiga tahun berturut, 1971 sampai 1973.

Belum berhenti sampai di situ, Michels kembali membawa Total Football saat dirinya menangani tim nasional Belanda. Ia pun kembali membuktikan kedigdayaan strategi ini dengan membawa Belanda jadi finalis Piala Dunia 1974.

Setelah Michels lengser, giliran anak didiknya, Johan Cruyff, yang melanjutkan tradisi Total Football. Cruyff bahkan menularkan strategi ini sampai ke tanah Spanyol bersama Barcelona, baik saat masih jadi pemain, ataupun sebagai pelatih.

Dalam segi penerapan Total Football, sebuah klub wajib melakukan permainan fleksibel dengan umpan-umpan pendek. Para pemainnya pun juga dituntut untuk memiliki tingkat stamina yang tinggi. Sebab, dalam Total Football, para pemain harus terus bergerak, entah untuk membuka ruang dan menyerang, atupun berlari membantu pertahanan.

Kini, Total Football telah dikembangkan jadi sistem baru bernama Tiki-Taka. Pep Guardiola dan Barcelona berhasil meraih banyak gelar berkat evolusi dari strategi Total Football tersebut. (Tomy)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya