Kisah Lampu Merah yang Selalu Hijau di Zaman Pak Harto

Jumat, 05 Januari 2018 | 07:45
Alvin Bahar

Motor terobos lampu merah

HAI-ONLINE.COM - Pengawalan RI 1 jadi hal utama untuk keselamatan seorang presiden dalam menjalankan aktivitasnya. Bagi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) hal itu jadi tugas dan tanggung jawab yang besar.

Kali ini HAI mengajak kembali mengingat dedikasi paspampers di era Presiden Soeharto. Memastikan kendaraan yang ditumpangi Presiden Soeharto dapat melaju dengan aman dan nyaman apalagi jika berada di kemacetan.

Dilansir dari Kompas.com, Maliki Mift menyimpan kenangan berarti selama mendampingi Presiden ke-2 RI Soeharto pasca-lengser pada 1998.

Ia memang diperintahkan Kepala Staf Angkatan Darat kala itu untuk jadi pengawal khusus Soeharto. Kesan tersebut ia tulis dalam salah satu bab di buku berjudul Soeharto: The Untold Stories (2011).

Pak Harto, begitu Maliki menyebut Soeharto, kerap mendapat pandangan miring selama memimpin Indonesia. Namun, ia mendapati sisi lain Soeharto yang jarang terekspos, yakni kesederhanaan.

Cek deh: Kisah Cowok Bule yang Menemukan Jati Diri dan Arti Kehidupan di Suku Mentawai

Salah satunya yakni soal pengawalan. Soeharto sangat anti dikawal setelah tak lagi jadi presiden. Padahal, hak mendapat pengawalan dari polisi masih melekat kepada mantan presiden.

"Tetapi begitu satgas polisi datang dan mengawal di depan mobil kami, Pak Harto mengatakan, 'Saya nggak usah dikawal. Saya sekarang masyarakat biasa. Jadi kasih tahu polisinya'," tulis Maliki dalam buku tersebut, menirukan ucapan Soeharto waktu itu.

Maliki mencoba memahami keinginan Soeharto, namun ia tetap merasa pengawalan sangat penting. Ia pun memutar otak, mencari cara agar Soeharto tetap dikawal namun tanpa terlihat.

Akhirnya Maliki meminta polisi mengawal di belakang saja, bukan di depan untuk membuka jalan. Jika jalanan macet, barulah petugas pengawal maju ke depan.

"Namun, tetap saja Pak Harto mengetahui siasat itu. Beliau pun bertanya, 'itu polisi kenapa ikut di belakang? nggak usah'," kata Maliki.

Hari berikutnya, ide baru melintas di benak Maliki. Ia meminta pihak kepolisian agar nggak lagi mengawal mobil Soeharto. Sebagai gantinya, ia akan berkoordinasi dengan petugas lewat radio.

Jadi, setiap kali mobil Soeharto melewati lampu lalu lintas, petugas harus memastikan lampu hijau menyala. Kalau lampunya merah, harus berubah jadi hijau.

Akhirnya, hari itu, Soeharto berangkat tanpa pengawalan polisi. Setiap kali melewati lampu lalu lintas di persimpangan, lampu hijau selalu menyala agar mobilnya nggak berhenti menunggu rambu berganti.

Namun, lagi-lagi Soeharto mengendus keanehan. Ia mempertanyakan mengapa setiap persimpangan yang ia lewati nggak pernah ada lampu merah. Ia pun menegur Maliki agar jangan memberitahu polisi untuk mengatur lalu lintas.

"Sudah, saya rakyat biasa. Kalau lampu merah, ya biar merah saja," ujar Pak Harto, sebagaimana ditulis Maliki.

Maliki, saat itu, hanya terdiam dengan perasaan malu.

Pada 3 Januari 2018, Paspampres itu tepat berusia 72 tahun. Di usia yang tak lagi muda, segudang cerita menarik menyertai kerja Paspampres selama ini.

Nah, itulah cerita Paspampres era Presiden Soeharto. Gimana sob, jadi tambah pengetahuan kan?

Artikel ini pertama kali tayang di GridOto.com dengan judul "Kisah Lampu Lalu Lintas Hijau Yang Tak Pernah 'Merah' Zaman Presiden Soeharto Dulu"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya