“Masa depan di Indonesia akan banyak (berkembang) ke aplikasi cerdas, salah satunya adalah game. Baik itu yang berbasis mobile kayak Android atau di PC,” ujar Dr. Widodo Budiharto, Ssi, Mkom, salah satu dosen di fakultas Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara (Binus) saat ditanya tentang tren dunia IT di Indonesia.
Omongan dosen yang akrab disapa Pak Widodo ini bukan tanpa alasan. Maklum, belakangan ini, banyak start-up muncul dengan meluncurkan beragam aplikasi menarik buat perangkat mobile, termasuk game. Itu sebabnya, melihat tren di dunia IT yang terus mengarah pada pengembangan aplikasi dan game mobile, beberapa kampus memasukkan game sebagai mata kuliah tambahannya. Nah, Binus salah satu universitas yang menyertakan game sebagai salah satu materi perkuliahannya.
“Di Binus, udah ada sekitar empat tahun. Jadi nggak cuma mata kuliah aja, tapi ada juga jurusan game,” timpal dosen yang terpilih sebagai 15 besar Dosen Berprestasi Tingkat Nasional.
SERU, TAPI SUSAH!
Binus nggak sendirian. Universitas Multimedia Nusantara (UMN) juga salah satu universitas yang memasukkan game sebagai salah satu sarana pembelajarannya.
Julio Cristian Young, salah satu mahasiswa jurusan Teknik Informatika (TI) di UMN, mengungkapkan bahwa di mata kuliah ini ada banyak hal yang diajarkan, salah satunya adalah elemen-elemen yang terdapat di dalam satu permainan.
UDAH TAU BELUM?Ini Dia 7 Film Superhero Anti-Mainstream dan Sadis yang Seru Ditonton
“Di mata kuliah game, banyak hal yang gue dan teman-teman dapat. Mulai dari teknik game design yang bisa digunakan, proses pemrograman baik untuk mobile game atau PC game,” lanjut cowok yang akrab disapa Julio.
Nah, seperti yang udah dikatakan Julio, para mahasiswanya nanti akan berurusan dengan logika, angka, dan perhitungan rumit matematika lainnya. So, suka atau nggak, matematika dan algoritma bakal jadi lebih dekat dengan hari-hari kita semasa kuliah.
“Dulu waktu SMA gue suka banget nge-game. Makanya, gue tertarik untuk masuk ke program studi Teknik Informatika. Tapi, pas udah masuk, ternyata nggak segampang yang gue pikir! Mikir banget! Hahaha…,” timpal Alfian Adhi Laksono, mahasiswa semester 8 di UMN.
Lebih lanjut, cowok yang akrab disapa Alfian ini menambahkan bahwa anak-anak TI khususnya yang mendapatkan mata kuliah atau peminatan game, umumnya punya keluhan yang nggak jauh berbeda. Karena membutuhkan konsentrasi dan fokus tingkat tinggi, suka atau nggak, kita bakal akrab sama yang namanya begadang. So, itu sebabnya, nggak usah heran kalau nggak sedikit dari kita kerap datang terlambat untuk ikut kelas.
“Selain kurang tidur, karena sering berhadapan di depan monitor, bikin gue pusing. Nah, selain itu, kadang, nih, kita menganggap game kita udah selesai, tapi pas dicoba ternyata suka ada aja error yang nggak diduga. Kalau dari waktu tidur pasti kurang. Bayangin aja, untuk bikin satu game sederhana, gue bisa nggak tidur selama dua hari. Hahaha…,” lanjut Alfian.
Prospek Menjanjikan
Nah, di balik segala kesulitan yang dihadapi, nyatanya, mata kuliah game juga menyimpan sederet keuntungan yang bisa kita ambil. Untuk pengembangan diri misalnya. Alfian menambahkan, selain melatih fokus dan logika berpikir yang bagus, hal tersebut juga berimbas terhadap penyusunan konsep atau ide dari si mahasiswa. Pasalnya, masih menurut Alfian, dengan membuat sebuah game, kita dituntut untuk bisa membuat masalah agar dipecahkan oleh pada pemainnya.
“Selain itu, menurut gue, sih, industri game sangat menjanjikan di Indonesia. Soalnya, nggak sedikit dari developer indie atau perusahaan besar yang udah unjuk gigi di Playstore,” lanjut Alfian.
Senada dengan yang dikatakan Alfian, Ibu Maria IrminaP., S.Kom, M.T., Ketua Program Studi Teknik Informatika (TI) UMN juga mengutarakan hal yang serupa. Menurutnya, meningkatnya tren aplikasi mobile yang berkembang pesat di Indonesia justru memberikan peluang tersendiri untuk para lulusannya.
Itu sebabnya, menurut Ibu Maria, di UMN para mahasiswanya nggak cuma diberikan materi untuk membuat game aja, tapi juga diberikan pembekalan terkait proses pemasarannya.
“Menurut saya, industri game ini besar sekali, segmennya sangat besar. Sebagai perbandingan, di tahun lalu, banyak banget lulusan yang direkrut untuk menjadi game developer. So, ini hal yang cukup menjanjikan di masa mendatang,” tutup Pak Widodo meyakinkan.
Gimana, berani berkutat dengan matematika dan teman-temannya?