5 Fakta Dana Hartono, Mahasiswa Penemu Sumber Energi Terbarukan Bernama Hyrector

Rabu, 03 Januari 2018 | 06:30
Rizki Ramadan

Dan Hartano

HAI-online.com -Keterbatasan ekonomi dalam keluarga ternyata nggak membuat Dana Hartono, seorang mahasiswa semester VII Jurusan Teknik Kelistrikan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) patah semangat. Justru keterbatasan inilah yang menjadi motivasi Dana untuk terus belajar dan melakukan sebuah inovasi yang sangat membanggakan.

Berikut HAI rangkum 5 fakta dari Dana Hartono yang merupakan penemu sumber energi baru yang terbarukan:

1. Awalnya Bercita-cita Menjadi Seorang Guru

Setelah lulus dari SMAN 1 Purwoharjo, ia bercita-cita menjadi seorang guru. Maka ia pun memulai langkahnya dengan mengikuti tes masuk ke sebuah universitas. Namun, keberuntungan belum menyertainya. Ia gagal dalam seleksi tersebut.

Perjalanan selanjutnya membawa Dana pindah ke Kalimantan. Di sana ia bekerja bersama pamannya sebagai petani dan pedagang sayur mayur di pasar tradisional setempat. Dari sinilah ia mendapatkan pelajaran hidup yang sangat berharga untuk mampu menghadapi kerasnya hidup.

2. Minat Tinggi Pada Pelajaran Fisika

Karena kecintaannya pada pelajaran fisika, akhirnya Dana memantapkan langkah untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Sifat tangguh dan keinginan untuk berinovasi itu pun yang mendorong Dana untuk melahirkan berbagai karya ilmiah yang bermanfaat bagi banyak orang.

(BACA:Berawal Dari Games, Pelajar SMA Yogya Ini Bikin Penelitian Yang Membuatnya Diundang Ke Google. Ini 7 Fakta Tentangnya)

3. Hyrector, Sumber Energi Baru yang Terbarukan

Salah satu karya ilmiah terbaik yang diciptakannya adalah Hyrector. Idenya lahir pada saat Dana menyadari fakta bahwa penerangan jalan umum (PJU) ternyata masih menggunakan energi listrik nggakterbarukan (bersumber dari bahan fosil).

Selain itu, kenaikan harga tarif dasar listrik pasti akan menambah beban biaya yang harus dibayar. Hal tersebut akan berakibat pada besarnya pajak yang harus dibayar warga negara Indonesia untuk dapat menikmati fasilitas umum tersebut.

Beberapa penerangan jalan umum yang tersedia sudah memanfaatkan sinar matahari sebagai pembangkit daya. Namun ternyata panel surya yang ada masih bersifat statis atau tidak bisa mengikuti gerakan matahari.

“Untuk itu, saya berupaya mencari sumber energi lain untuk dapat menjadikan energi surya ini berfungsi sebagai energi listrik. Hyrector adalah upaya penggabungan kedua energi terbarukan tersebut. Prinsip yang dipakai adalah bahwa semakin cepat kendaraan melaju, maka akan semakin besar energi listrik yang bisa dihasilkan dari panel surya yang dinamis,” ujarnya.

4.Diaplikasikan pada PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut)

Karya ilmiah Dana lainnya terkait energi terbarukan juga diaplikasikan untuk ide PLTGU. Ia menyadari bahwa selama ini PLN memakai bandul bernama ponton yang berbentuk U dan cadik asimetris sebagai sumber energi untuk menggerakan poros pembangkit listrik.

Dana kemudian melakukan penelitian lebih lanjut agar energi yang disalurkan ke poros penggerak bisa lebih besar, sehingga listrik yang dihasilkan juga lebih besar. Penelitiannya menemukan fakta bahwa bila salah satu sisi lengan cadik lebih panjang, maka sudut ayunan bandul akan lebih besar.

Terbukti pula bahwa semakin besar massa bandul, maka akan semakin besar pula torsi (tenaga untuk menggerakkan sesuatu) yang dihasilkan oleh sistem. Akhirnya daya listrik yang dihasilkan pun dapat menjadi lebih besar 0,05 watt dari bandul biasa.

5. Memiliki Prestasi yang Membanggakan

Keingintahuan yang tinggi dan bulatnya tekad untuk melahirkan inovasi baru tersebut, mengantarkan Dana meraih berbagai penghargaan, di antaranya Juara 1 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi PPNS tahun 2017 dan Juara 1 Nasional Pekan Ilmiah Fisika di Universitas Negeri Yogyakarta.

Wah, sangat menginspirasi banget ya ternyata perjalanan Dana dalam melakukan sebuah inovasi. Semoga anak muda Indonesia lainnya pun juga dapat memiliki prestasi yang dibanggakan ya guys!

(Penulis : Kalika Diah P.M)

Editor : Rizki Ramadan

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya