HAI-online.com - Kami yakin, industri musik Indonesia nggak akan pernah kehabisan talenta sampai akhir dunia. Kesannya lebay, banget, ya?
Tapi serius, lho. Coba, deh, dipikirin, selama (amit-amit!) nggak ada perang dunia dengan nuklir di mana-mana atau bencana maha dahsyat yang meluluhlantahkan seisi jagat raya, para musisi Indonesia nggak akan berhenti berkarya.
Sekalipun ada musisi hebat harus tutup usia karena telah uzur, regenerasi selalu terjadi, bahkan, mungkin tanpa kita sadari regenerasi bisa aja terjadi setiap harinya. Oke, cukup kita melihat fakta bahwa nggak ada yang perlu ditakutkan dari talenta para musisi di Indonesia. Salah satu bukti nyatanya adalah, karya dari band-band yang HAI pilih kali ini.
Sebagai penutup tahun 2017, kami dari redaksi tengah mengusung tema kaleidoskop, dan tentunya apa yang terjadi di industri musik Indonesia nggak luput juga dari pantauan kami.
HAI telah memilih 11 band terbaik yang merilis album pada tahun 2017 ini. Patut diingat, album yang nggak masuk dalam daftar ini bukan berarti nggak bagus, lho. Melainkan tentunya ada faktor X yang membuat kami di redaksi dengan pross kurasi ketat harus memilih.
Bisa disebut subjektif mungkin, tapi kami tetap menilai secara objektif dalam melakukan kurasi karena kami memilih dalam konteks sebagai media lifestyle remaja, tentu aja band-band yang ada di dalam daftar ini dikenal dan didengarkan oleh para remaja zaman now.
Lalu, unsur apa aja yang kami nilai? Selain pastinya punya materi lagu yang “bergizi”, konsep unik serta intensitas didengarkan dan tampil di acara musik anak muda seperti pensi, fesival musik, atau gigs kecil sekalipun jadi barometer pula.
Ya, kalo kalian nggak setuju dengan daftar ini, kalian pun sah-sah aja kalo ingin membuat daftar album favorit kalian sendiri. Intinya, kami membuat daftar ini sebagai bentuk apresiasi untuk para musisi yang telah bekerja keras untuk berkarya di tahun 2017 ini,
Oh iya, nomor yang ada di list ini bukan berarti sebagai peringkat ya, hanya sebagai penanda aja. Jadi, nggak pake lama lagi, langsung cek aja 11 album terbaik di Indonesia pada tahun 2017 versi HAI.
Naif – 7 Bidadari
Mereka adalah salah satu legenda hidup di industri musik Indonesia saat ini. Yap, punggawa Naif berhasil menjadi bukti bahwa memilih hidup sebagai musisi bisa menjadi sebuah profesi. Konsistensi seakan menjadi nilai mahal yang membuat album 7 Bidadari yang baru aja mereka rilis pada Oktober silam menjadi album yang penting.
Secara materi, mungkin kita emang udah nggak bisa berharap ada lagu-lagu “ajaib” seperti Mobil Balap, Rumah Yang Yahud, Safari Menuju Laut, Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada Di Seluruh Dunia ataupun Televisi di album 7 Bidadari ini.
Tapi, bukan berarti pesan cinta yang ada di album ini menjadi “receh”. Naif tetaplah Naif yang mengemas sebuah tema cinta nan populis namun tetap penuh “gizi”.
Sentuhan dari Sa’ Unine Strings Orchestra jadi sebuah nilai penting di album 7 Bidadari, dan sebuah karya dari Indra Lesmana di lagu berjudul Selama Ada Cinta boleh banget untuk didengar.
Dan, pastinya, 7 Bidadari juga jangan sampai dilewatka. Bagi kami di redaksi, apa yang telah dilakukan oleh Naif selama 22 tahun dan ditandai lewat album 7 Bidadari wajib diapresiasi, album ini layak menjadi salah satu album terbaik di 2017 versi HAI.
HiVi! – Kereta Kencan
Nggak mudah bagi sebuah band yang baru kehilangan vokalis untuk comeback ke industri dan bisa melebihi atau setidaknya menyamai pencapaian karir mereka sebelumnya dengan vokalis baru.
Yap, memang nggak mudah, tapi itu nggak berlaku untuk HiVi! Ilham, Ezra, Febri dan Neyda sang vokalis baru mereka berhasil membuktikan kalo cabutnya Dea nggak bergitu menjadi masalah, buktinya adalah respon luar biasa yang mereka dapatkan ketika album kedua Kereta Kencan rilis.
Beberapa single seperti Pelangi dan yang terbaru Remaja sukses menjadi bukti warna vokal Neyda tetap bisa diterima. Buktinya? Pensi-pensi besar di Indonesia sampai festival musik di berbagai kota kerap mengundnag HiVi! sebagai pengisi acara terfavorit dan panggungan mereka nggak pernah sepi.
Well done for HiVi!
Feast – Multiverses
Kehadiran mereka sungguh menjadi sebuah kesegaran yang hakiki di telinga para pecinta stoner rock di Indonesia.
Untuk yang masih belum begitu familiar dengan band ini, Feast adalah sebuah band asal Jakarta yang abru aja merilis album perdana mereka yang bertajuk Multiverses.
Silahkan berkenalan mereka lewat single Wives of Gojira atau Sectumsempra sebelum memasuki variasi track yang ada di album Multiverses.
Sebuah keberanian melakukan eksplorasi stoner rock jadi poin lebih dari band yang cukup punya jam terbang menarik setelah tampil di We The Fest 2017 serta menjadi opening dari Pond ketika tampil di Jakarta beberapa waktu silam.
Sedikit catatan, banyaknya kolaborator yang hadir di album perdana ini seperti Mardial, Ramengvrl, Bam Mastro dari Elephant Kind, Karaeng Adjie dari Polka Wars, Oscar Lolang, Yudhis dari Rachun, hingga Haikal Azizi dari Sigmun juga bisa menjadi kelebihan sekaligus kekurangan bak dua sisi mata uang.
Album kedua Feast tentunya harus lebih “mandiri” dan menebalkan jati diri mereka sendiri. Untuk album perdana, mereka cukup perkasa dalam memamerkan keahlian. Not bad at all.
Mooner - Tabiat
Sebagai band baru, rasanya nggak berlebihan jika mereka disebut super grup meskipun dengan status “side project”. Ada nama Rekti dari The Sigit yang jadi bassist, gitaris Absar Lebeh dari The Slave, lalu ada Marshella Safira sebagai vokalis dan drummer adalah Tama dari Sigmun.
Jadi, wajar aja kalo album perdana mereka emang udah ditunggu sejak lama oleh banyak orang. Ketika album bertajuk Tabiat dirilis, hasilnya tentu aja sama sekali nggak mengecewakan.
Kematangan dan jam terbang para personilnya dalam membalut musik yang kenatl dengan nuansa stoner rock begitu terasa. Kalo nggak percaya langsung aja simak salah satu single kojo mereka, Ingkar.
Untuk 2017, Tabiat dari Mooner adalah album yang sangat layak dengar. Jika Feast memberikan kesegaran Stoner Rock, album Tabiat dari Mooner punya kombinasi bagai daging segar yang dipanggang dengan kematangan sempurna, sangat bergizi untuk kesehatan telinga pecinta musik cadas dan rock di era 70-an.
Scaller - Senses
Duo yang sekarang telah resmi menjadi sepasang suami istri ini benar-benar berhasil mencuri perhatian sepanjang 2017. Satu kata yang menggambarkan esensi musik Scaller sejak EP mereka 1991 adalah energi.
Dan, dalam full album bernama Senses yang dirilis pada awal 2017 lalu menjadi bukti sahih kalo energi yang dihadirkan Scaller masih terus disalurkan dalam 9 track yang ada di album ini.
Tentu aja, semangat membara yang ada di Senses telah diperkenalkan lewat The Youth, single yang dirilis sebelum full album ini resmi dikeluarkan. The Youth adalah penghubung sekaligus jembatan pengantara dari 1991 menuju Senses yang sangat sukses.
Jangan heran, jika di 2018 nanti, nama Scaller akan amkin sering menghiasi berbagai pensi, konser musik yang disponsori rokok, atau festival musik anak muda di berbagai daerah.
Barefood - Milkbox
Nggak ada yang menyangka jika bermodal sebuah “kesederhanaan” komposisi musik yang disajikan Barefood bisa menjadi bius untuk banyak telinga anak muda saat ini. Bermula dari Sullen, racikan khas Barefood kembali tersaji dalam full album mereka yang dirilis di tahun ini dan bertajuk Milkbox.
Bukan sajian monoton sama sekali, sekali lagi, cara Barefood yang simple malah membuat lagu-lagu mreka di Milkox sesegar cover albumnya. Percayalah…
Rocket Rockers – Cheers From Rocket Rockers
Salah satu dedengkot pop punk asal kota kembang ini akhirnya merilis album ke-6 mereka yang berjudul Cheers From Rocket Rockers. Album ini cukup unik karena mengusung konsep “ daur ulang”.
Yap, album ini berisi lagu-lagu lama dari Rocket Rockers yang diaransemen ulang oleh band-band serta musisi lain. Konsep yang sama sebenarnya pernah dilakukan oleh Naif. Tapi, jika album Teman-Teman Menyanyikan Lagu Naif dibuat atas inisiasi band lain, untuk Rocket Rockers, mereka nggak malu-malu untuk mengakui idenya datang dari mereka sendiri.
Untuk band sekaliber Rocket Rockers, apresiasi lebih patut diberikan ketika mereka tanpa malu-malu meminta langsung “bantuan” dari band-band lain untuk menggarap album. Sebuah bukti kalo mereka punya teman-teman yang loyal dan persahabatan “sehat”.
Album ini penuh warna-warni dan menguntungkan untuk “wajah-wajah baru” yang menjadi dikenal karena ada di album Rocket Rockers, dan pastinya Rocket Rockers jadi nggak repot bikin lagu baru, justru tantangan patut kita tunggu setelah album ini. Mendaur ulang lagu Pilihanku dari Maliq & D’essentials emang terasa seger banget dan jadi kojo di album ini. Tapi bakal lebih seger lagi kalo denger lagu Rocket Rockers, kan?
Ayo, dong, materi barunya jangan lupa, yha….
Endank Soekamti – Salam Indonesia
Sejak mereka merilis album Angka 8, Endank Soekamti sepertinya udah layak disebut maju satu langkah dari band-band Indonesia lainnya. Dimulai dari album itu, mereka memang memiliki sebuah konsep rekaman outdoor. Unik!
Untuk menggarap album ke-8 yang berjudul Salam Indonesia, tanah Papua dipilih sebagai lokasi mereka membuat 17 lagu di album ini. Banyak banget pelajaran yang bisa kita ambil ketika Endank Soekamti tengah mengerjakan album barunya.
Yap, band ini sangat melek teknologi dan mampu memberikan edukasi namun tanpa terkesan menggurui lewat konten-konten mereka di YouTube dan akun media sosial lainnya.
Bukan hanya menghibur lewat karya baru, Salam Indonesia bisa membuka sudut pandang baru, bagi kita yang nggak ragu untuk terus berpikiran terbuka dalam mencintai keberagaman yang menjadi indentitas Indonesia. Salut!
Danilla – Lintasan Waktu
Danilla sepertinya nggak pernah nyaman terdengar sama. Cewek yang juga dikenal sebagai pecinta kucing ini benar-benar terdengar total melakukan eksplorasi untuk album keduanya, Lintasan Waktu. Sebuah langkah yang berani untuk seorang musisi cewek yang memilih jalur sebagai solis.
Yap, mungkin kita biasa mengenal Danilla lewat Buaian, Berdistraksi atau Oh No yang cukup beda. Tapi, jangan terlalu berharap Danilla menyajikan sajian serupa seperti album pertama, Lintasan Waktu benar-benar melintas cukup jauh dari Telisik.
Perubahan bisa selalu memberikan hasil yang berbeda, dan Danilla berhasil memberikan contoh yang baik untuk melakukan eksplorasi yang jauh berbeda dibanding album perdana dengan hadirnya Lintasan Waktu.
Jason Ranti – Akibat Pergaulan Blues
Ajaib. Kehadiran Jason Ranti seperti keajaiban di industri musik Indonesia saat ini. Tanpa banyak bertele-tele, lirik-lirik yang ada di album perdananya Akibat Pergaulan Blues justru terkesan lugas namun juga diselipi banyak ambiguitas.
Silahkan dengar single seperti Bahaya Komunis, Stephanie Anak Seni, ataupun Doa Sejuta Umat. Entah kenapa, rasanya seperti mendengarkan Iwan Fals di era 80-an silam.
Nggak perlu banyak catatan mengapa album ini layak diganjar sebagai salah satu album terbaik. Mari kita doakan agar Jason Ranti sehat selalu dan bisa terus berkarya.
Shore - Dance Sing Mood Pecinta Jamaican musik di Indonesia itu banyak banget. Untuk albumdari pengusung musik asal Jamaika yang enraik perhatian kam di redaksi adalah Shore.
Lewat album ketiga mereka yang dirilis melalaui aplikasi pesan WhatsApp pada November silam, Dance Sing Mood pun telah resmi beredar.
Di album ketiga ini, Shore sepertinya mencoba lebih menyederhanakan komposisi musik mereka dibandingkan dengan album-album sebelumnya, terdengar lebih minimalis tapi tetap memberikan esensi reggae, ska dan dub yang mereka kombinasikan dengan sangat apik.
Bagi band yang baru aja menjadi opening act Sister Nancy ini, lewat abum ketiga mereka, sepertinya jalan untuk memperlebar pangsa pasar terbuka lebar. Materi yang ada di album ini begitu nyaman dan aman untuk dinikmati berbagai kalangan, khususnya anak muda pastinya.