HAI-ONLINE.COM - Hari gini, kita bisa tahu keberadaan, kehidupan bahkan perasaan orang lain lewat sebuah media sosial, seperti Facebook, Path, Twitter, maupun Instagram. Itulah kekuatan sebuah media sosial. Kita memang semakin dimudahkan untuk stalking temen-temen, gebetan dan pacar.
Posting di medsos buat kita tentu sudah jadi habit. Kalau sehari nggak posting, kayak ada yang kurang. Kita atau temen-temen sudah punya target sendiri dalam mem-posting sesuatu. Contohnya, sehari harus update foto di Instagram, Path, dan sebagainya.
Sebelum update, ada effort khusus tuh, misalnya edit foto dengan aplikasi yang paling mutakhir biar fotonya keren, supaya setiap postingan mendapat like yang banyak, bahkan juga menambah followers.
CEK DEH, MBLO:4 Kegiatan Asik Agar Jadi Jomblo Produktif
Ada pula yang mem-posting status-status yang menggugah, supaya orang menjadi empati. Intinya sih, orang ini haus perhatian ingin lebih eksis dan diperhatikan oleh pengguna medsos yang lain. Nggak jarang, ada pula yang posting status palsu hanya untuk mendapat apresiasi. Duh, kalo ini, sih, udah makin gokil!
Nggak heran, sih, kalo ada beberapa orang yang kemudian memalsukan statusnya, soalnya menurut penelitian dari California State University, penggunaan socmed secara berlebihan bisa mengakibatkan beberapa masalah kejiwaan. Ngeri juga, sob! Mau tahu “penyakit-penyakitnya”?
Simak, nih, jangan-jangan losalah satu yang sudah terjangkit.
1. MEMILIKI “ZAT” ADDICTIVE
Sebuah studi mengatakan bahwa lebih dari 50 persen remaja yang masuk ke media sosial beberapa kali sehari. Kalau ini dilakukan dalam durasi yang lama, tentu aja akan mengganggu kehidupan sehari-hari. Ini bisa membuat kita sedikit melupakan kehidupan nyata dan justru malah sibuk aktif menggunakan media sosial.
2. TERDAPAT “ZAT” ANTI-SOSIAL
Buat apa coba kita eksis dan terlihat keren di media sosial, tapi pada kenyataanya di lingkungan social yang sesungguhnya kita biasa-biasa aja. Terlalu sering menggunakan media sosial membuat seseorang jadi terlalu asik dengan kehidupan di dunia maya. Sehingga tanpa disadari seseorang justru mundur dari kehidupan sosial.
3. BIKIN KRISIS PERCAYA DIRI
Ini menjadi bahaya ketika apa yang kita posting cuma demi pencitraan doang. Seseorang yang sudah melakukan pencitraan di media sosial yang berlebihan, bisa membuat dia mulai mengada-ada alias palsu. Misalnya mulai dari location yang kita posting, pakaian, atau bahkan editan foto sendiri yang berlebihan. Demi mendapat pngakuan, seseorang bisa melakukan pemalsuan. Akibatnya seseorang nggak akan percaya diri ketika dia diajak ketemuan di dunia nyata.
4. BIKIN EFEK KONSUMTIF
Katakanlah kita sanggup untuk selalu pergi jalan-jalan ke tempat-tempat baru di muka bumi ini, sehingga kita bisa foto di sana dan posting foto itu di media sosial. Atau kita memang sanggup buat selalu beli baju tiap minggu biar bisa pasang foto outfit of the day (ootd) di media sosial. Tapi, kita bakal jadi orang yang paling konsumtif dan suka menghabiskan uang berkat main media sosial ini.
5. BIKIN STRESS
Sebuah badan penelitian bernama National Citizen Service (NCS) bertanya kepada 1.000 anak muda terkait penggunaan media social mereka. Hasilnya, 88 persen dari anak berumur 12 sampai 18 tahun telah merasakan stres pada satu tahun terakhir, dengan alasan ingin terlihat baik di media sosial, mau ngetop di sekolah dan pergaulan, dan juga ingin mencari pacar. Dengan melakukan usaha yang mengada-ada demi mendapat perhatian dan pengakuan ini memang bakal bikin habis tenaga. Ujung-ujungnya, ya, bikin stres karena nggak akan ada habisnya. Penulis: Maryam Zahida