HAI-ONLINE.COM - Salah satu personel boyband SHINee, Jonghyun meninggal dunia diduga akibat bunuh diri. Ia ditemukan sudah nggak bernyawa di apartemennya pada Senin (18/12).
Dugaan ini berasal setelah ditemukan briket batu bara menyala di apartemennya. Ia disinyalir mengurung diri di ruangan bersama briket tersebut sebagai cara bunuh diri yang biasa dilakukan di Korea.
Briket tersebut bisa menghasilkan karbon monoksida dalam jumlah banyak dan menyebabkan kematian.
Cek deh: Benarkah Media Sosial Bisa Bikin Kita Bunuh Diri?
Karbon monoksida adalah pencemar udara akibat pembakaran bahan yang mengandung karbon, proses industri, asap rokok, kebakaran hutan dan pembusukan sampah organik. Pembakaran yang nggak sempurna akan menimbulkan gas CO yang tinggi dan hal ini sering terjadi pada kendaraan bermotor, penimbunan batu bara, serta asap rokok.
Seberapa berbahaya asap dari briket? Karbon monoksida (CO) dikenal sebagai “silent killer” karena nggak dapat dilihat atau dicium, berisiko sebabkan keracunan hingga kematian. Metode bunuh diri dengan karbon monoksida pertama kali disebut oleh Eugène Sue dalam novel The Wandering Jew (1844).
Gejala keracunan karbon monoksida kurang lebih mirip dengan gejala penyakit lain. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, pusing, perasaan nggak enak badan, kelelahan atau mengantuk, sakit perut dan kesulitan bernapas yang datang tiba-tiba.
Seperti yang HAI sebut di paragraf kedua, metode bunuh diri ini memang cukup populer di Korea Selatan. Pada 2006, ada 34 orang yang mengakhiri hidupnya dengan cara ini. Namun, pada 2012 jumlahnya meningkat drastis menjadi 1.125 orang.