Selain DWP 2017, 3 Festival Musik ini Pernah Menuai Protes

Kamis, 14 Desember 2017 | 07:00
Hai Online

Antusias Penonton Cukup Tinggi

Pagelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) tahun ini rupanya menyedot perhatian yang (lumayan) serius. Aneh juga, setelah bertahun-tahun diselenggarakan, ramai-ramai demonya baru kedengeran sekarang.

Pasalnya, sempat tersiar kabar sekelompok orang berdemo untuk membatalkan event musik EDM tersebut. Karena dinilai nggak sesuai dengan adat istiadat yang jauh dari budaya Indonesia. Meski begitu, pihak Ismaya Live selaku promotor berjanji akan menampilkan juga budaya Indonesia dalam event setahun sekali tersebut.

Nah, nggak cuma DWP 2017, tiga festivalmusik ini juga sempat menuai protes. Check this out!

1. Jazz Ijen Banyuwangi

Antusias Penonton Cukup Tinggi
Konser jazz yang berlangsung di kaki gunung Ijen tiga tahun lalu ini sempat menuai protes dari berbagai kalangan. Terutama pihak Banyuwangi Forum for Environmental Learning (BaFFEL), mempertanyakan alasan pagelaran musik di Paltuding yang merupakan daerah konservasi, guys.

BaFFEL menilai pagelaran musik tersebut nggak layak diselenggarakan karena saat itu sebagian area hutan yang baru saja terbakar. Selain itu dentuman musik yang keras dinilai mengganggu satwa-satwa sekitar hutan. Alhasil pihak promotor menyatakan event tersebut menjadi event pertama dan terakhir yang diselenggarakan di sana.

2. Prambanan Jazz

Konsepnya Cukup Unik
Pagelaran Prambanan Jazz juga nggak lepas dari protes dan kritik nih, guys. Hasil kajian Tim Balai Konservasi Borobudur atas Konser Prambanan Jazz 20-21 Agustus 2017 menyatakan dentuman musik yang keras dapat merusak strukur batu-batu candi kuno.

Pihak Tim Balai Konservasi sampai menyampaikan protes keras dan minta nih supaya event musik tidak digelar di area cagar budaya tersebut.Nggak cuma tim konservasi, sebagian masyarakat pecinta budaya dan sejarah pun ikut melayangkan protes.

3. Jogjarockarta International Music Rock Festival 2017

KPR Beraksi di Jogjarockarta
Kalau yang ini kurang lebih protesnya sama dengan Prambanan Jazz, guys. Soalnya event musik rock ini juga diadakan di lokasi Candi Prambanan. Namanya musik rock, hingar bingarnya bakalan terasa. Maka dari itu batu-batu yang usianya sudah jutaan tahun tersebut dikhawatirkan hancur akibat frekuensi pagelaran musik tersebut. #SavePrambanan dan #bukanantimusikrock pun marak di media sosial Twitter.

Alhasil, event ini pun dipindahkan lokasinya ke Satdion Kridasono, Yogyakarta.

Penulis: Agung Mustika

Editor : Hai Online

Baca Lainnya