Bangkitnya Tim Underdog Liga U-14!

Selasa, 12 Desember 2017 | 07:15
Fadli Adzani

Liga U-14

Putaran kedua dari Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 sudah berlangsung. Momen ini memperlihatkan kepada kita kalau tim-tim papan bawah alias underdog mulai menuai hasil positif.

Seenggaknya, empat tim papan bawah yang sama sekali tidak diunggulkan dapat meraih kemenangan dan juga hasil imbang dengan tim-tim yang notabene berada di atas mereka.

Empat hasil itu, antara lain, diraih sekolah sepak bola (SSB) Talenta Muda FU 15 yang berada di peringkat ke-12 dengan kemenangan 1-0 atas Buperta Cibubur yang berada di peringkat ke-6.

Lalu, Pelita Jaya yang berada di peringkat sepuluh mampu menang atas Bina Taruna yang ada di peringkat 8. Nggak berhenti sampai di situ, Garuda Putra Bekasi yang berada di peringkat ke-15 pun berhasil menahan imbang 0-0 Matador Mekarsari yang berada di peringkat ke-7.

Selain itu, Siaga Pratama, yang saat ini masih duduk di peringkat 13 pun berhasil menahan imban Kabomania yang berada di posisi 4 klasemen liga.

Nggak heran, sih. Pasalnya, tim-tim ini mampu bermain dengan baik, dan yang terpenting mereka sangat kompak, sportif, disiplin, dan nggak terpancing emosi ketika bermain di lapangan.

Contohnya Talenta Muda FU yang sangat tenang ketika mendapat gempuran serangan dari Buperta Cibubur. Para pemain Talenta Muda terus bertahan dan akhirnya mampu menyerang balik.

”Sejak awal, saya memang menginstruksikan supaya setelah mendapat bola untuk secepat mungkin melakukan transisi dari

bertahan ke menyerang. Jadi, biasanya, lawan pas itu lengah dan kami bisa memanfaatkan momen itu,” ujar Pelatih Talenta Muda FU 15 Rici Vauzi.

Rici juga menjelaskan tentang penambahan pemain baru yang dapat “menyegarkan” lini pertahanan, tengah dan juga penyerangan mereka.

”Posisi penyerang tengah ini yang sangat membantu karena selama putaran pertama kami lemah di situ.Tim jadi lebih seimbang dan ada perlawanan,” kata Rici.

Kesempatan Mendapatkan Pemain Baru

Kesempatan untuk menambah atau merekrut pemain baru memang diberikan kepada lima tim promosi, mereka adalah Mandiri Selection SS, Matador Mekarsari, Ragunan Soccer School, Cibinong Raya, Talenta Muda FU 15 dan Siaga Pratama.

Mereka dibolehkan memasukkan maksimal lima pemain baru dengan cara mengisi slot pemain yang masih kosong dalam batas kuota 25 pemain per klub atau mengganti pemain lama dengan pemain baru. Kesempatan tersebut diberikan dari pekan ke-14 atau akhir masa putaran pertama, hingga pecan ke-16.

Pelatih Siaga Pratama Abdush Shobur mengatakan, kesempatan merombak pemain sangatbermanfaat untuk klubnya. Pada putaran pertama, mereka sangat lemah di sektor depan. Akibatnya, mereka kesulitan memberikan perlawanan maupun mencetak gol. Untuk itu, memasuki putaran kedua, mereka menambah lima pemain baru di lini depan.

Alhasil, pada tiga laga awal di putaran kedua ini, mereka mampu mendapatkan empat poin. Mereka mendapatkan poin itu dari menang 1-0 atas Villa 2000 di pekan ke-17, dan imbang 0-0 dengan Kabomania, kemarin.

Tentu aja hasil itu jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tiga laga awal putaran pertama. Kala itu mereka gagal meraih poin karena kalah 1-4 dari ASIOP Apacinti pada pekan ke-1, kalah 1-2 dari Villa 2000 pada pekan ke-2, dan kalah 0-2 dari Kabomania pada pekan ke-3. ”Pada putaran kedua ini, kami bertekad meraih poin penuh terus pada setiap laga, minimal satu poin. Ini agar kami bisa mengatasi ketertinggalan di putaran pertama dan tetap bertahan di LKG U-14 di musim depan,” kata Abdush Shobur.

Lemahnya Antisipasi

Pelatih Kabomania Abdul Rozak Sumual menjelaskan kalau timnya lemah mengantisipasi adanya pemain-pemain baru yang kuat dari tim lain. Akibatnya, serangan Kabomania kerap dipotong ketika masih di lini tengah. ”Kami masih terkecoh dengan kualitas pemain-pemain tambahan itu. Serangan-serangan kami banyak yang gagal, pertahanan kami juga masih sering kendur. Ini yang akan kami evaluasi untuk lawan ASIOP Apacinti pekan depan,” ujarnya.

Kapten dari Kabomania, Syukran Arabia Samual, mengatakan kalau permainan dari Siaga Pratama jadi susah dibaca dan sulit diprediksi transisinya. Kesalahan ini, menurut dia, semakin diperparah dengankurangnya komunikasi yang baik antarlini. ”Serangan kami jadi tidak efektif,” ujarnya.

Tag

Editor : Fadli Adzani