Hari ini, tepatnya pada tanggal 8 Desember 1980, 37 tahun lalu, salah seorang penyanyi paling fenomenal dan legendaris di Inggris dan juga dunia, John Lennon, ditembak oleh Mark Chapman, yang nggak lain adalah seorang penggemarnya.
Ia ditembak pada malam hari di luar apartemennya dan langsung dilarikan ke rumah sakit Roosevelt Hospital, New York, Amerika Serikat.
Ketika dibawa ke rumah sakit, John Lennon masih hidup, walau sudah sekarat, ia masih sadarkan diri. Bahkan, ia sempat mengatakan "Aku tertembak, aku tertembak!" kepada petugas keamanan yang ada di dekat tempat kejadian perkara.
Steven Lynn adalah dokter yang menangani tubuh Lennon kala itu. Ia kaget, di malam harinya itu, ada seseorang yang masuk dalam keadaan sekarat, berdarah-darah, dan dibawa oleh polisi. Ia nggak pernah menyangka bahwa dirinya akan menangani tubuh seorang legenda musik dunia yang sedang sekarat.
"Dua polisi datang, yang satunya memegang bahu John Lennon. Ia memegang erat John Lennon, yang satunya lagi berteriak, 'Luka tembak, belum ada tanda-tanda vital'," ujarnya kepada CNN.
"Ia sekarat, tidak ada detak jantung, ia tidak merespon," lanjutnya.
Lynn pun nggak tau apa yang ia bisa lakukan untuk menyelamatkan Lennon. Akhirnya, ia menarik tangannya dari dada Lennon, menekan bagian jantungnya yang sudah tidak berdetak dan mencoba untuk mengusap-usap agar kembali berdetak.
Tentu saja Lynn dan timnya berusaha untuk memompa darah baru ke tubuh Lennon, namun, darah itu kembali keluar dari tubuh Lennon.
"Setelah mencoba selama 10, 15 hingga 20 menit, sangat jelas bahwa tidak ada yang bisa kami lakukan, John Lennon dinyatakan meninggal," paparnya.
Yoko Ono, istri John Lennon, yang melihat suaminya ditembak, menunggu di depan ruang gawat darurat.
"Aku memiliki kabar yang sangat buruk. Walau aku sudah berusaha sekuat tenaga, kami nggak bisa menolongnya dan ia meninggal," ujar Lynn kepada Ono.