Berawal Dari Games, Pelajar SMA Yogya Ini Bikin Penelitian Yang Membuatnya Diundang Ke Google. Ini 7 Fakta Tentangnya

Kamis, 23 November 2017 | 06:30
Rizki Ramadan

Christopher Farrel Millenio Kusuma

HAI-online.com - Muda dan berkarya, itulah seharusnya kita. Christopher Farrel Millenio Kusuma (17) adalah salah satu anak muda kece yang mesti jadi panutan kita bersama.

Siswa SMAN 8 Yogyakarta ini diundang ke Google untuk mempresentasikan proposal penelitiannya, bro! Kita kenalan yuk!

(BACA:Salut, Para Pelajar SMA Ini Bongkar Kasus Korupsi Guru di Sekolah)

1. Penelitiannya Tentang Kompresi Data.

Cowok yang biasa disapa Farrel ini bikin penelitian yang berjudul Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data.

"Berangkat ke sana, karena proposal penelitian saya berjudul 'Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data' lolos," kata Farrel saat ditemui Kompas.com di SMA Negeri 8 Yogyakarta, Rabu (22/11/2017).

2. Idenya Berasal Dari Kesusahannya Mengunduh Game

Idenya muncul karena terbatasnya kuota internet ponselnya namun game yang ingin ia unduh besar banget ukurannya.

"Awalnya itu ingin men-download game, tapi kuota terbatas padahal saya ingin sekali main game itu. Lalu kepikiran, bagaimana caranya mengecilkan game itu, biar bisa main," tuturnya sembari tertawa.

3. Penelitian Dimulai sejak Kelas 1 SMA.

Dari situ, Farrel mencari cara untuk mengecilkan data. "Saya iseng-iseng mencari lalu riset dan ternyata, data compression belum begitu berkembang, ya lalu muncul ide untuk meneliti karena dampaknya luas juga," katanya.

Sejak kelas 1 SMA, Farrel serius banget mendalami tentang data compression. Setelah 1 tahun setengah, ia sampai bisa bikin penelitiannya ini.

4. Sering Diikutkan Kompetisi Di Indonesia Tapi Selalu Ditolak.

Karena ngerasa belum ada penelitian dengan tema sama, Farrel rajin mengirimkan karyanya itu ke berbagai kompetisi.

Namun, sejak 2016, proposalnya selalu ditolak. "Ya, kalau dihitung sampai 11 kali tidak diterima," katanya.

5. Pantang Menyerah

Farrel selalu ingat cerita Thomas Alva Edison tiap melanjutkan usahanya. "Thomas Alva Edison 1.000 kali gagal, mosok saya baru 11 kali terus menyerah. Untuk jadi Alva Edison saya butuh 989 kali mencoba, saya hitung terus dan masih lama, masih lama," urainya.

Hingga suatu hari, ia menemukan pengumuman kompetisi penelitian yang diselenggarakan oleh Google.

"Nama (kompetisinya) submit reset, saya sudah pasrah dan enggak mikir diterima. Eh, ternyata setelah satu minggu ada email masuk, memberitahu kalau saya lolos," kata Farrel. Setelah mendapat email tersebut, Farrel mengikuti tes wawancara untuk diuji dasar pemikiran, teori sampai dampak penelitiannya.

"Saat dinyatakan lolos wawancara, satu yang saya pikirkan, yakni uang, karena tidak ada biaya akomodasi. Lalu saya hanya ada waktu dua minggu untuk mengurus surat-surat, termasuk mencari uang akomodasi. Tapi ternyata Tuhan memberi jalan, dapat sponsor dan mengurus visa bisa cepat, sampai akhirnya berangkat," tandasnya

6. Satu-satunya Perwakilan Dari Indonesia.

Farrel jadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang presentasi di kantor Google sana. Ia berada di Mountain View, California, Amerika pada 15-20 Februari 2017.

Selama di sana, Farrel presentasi, diskusi, sharing dengan orang-orang dari negara lain yang lolos. Para peserta masing-masing didampingi satu mentor dari Google.

7. Siap Sharing pengalamannya.

Dari pengalamannya pergi ke Google, Farrel mendapatkan banyak pelajaran. Salah satunya adalah semangat untuk sharing. KArena di sana, ia banyak bertemu dengan orang-orang hebat yang nggak sungkan untuk sharing apapun.

"Yang membuat saya tersentuh itu, banyak yang usianya baru 30 tahun sudah S3. Saya tanya apa motivasinya sekolah cepat, ternyata mereka ingin biar cepat membagikan ilmunya untuk dunia, semakin lama lulus maka semakin lama pula membagikan ke dunia," tandasnya

Farrel pun siap berbagi tentang penelitiannya dengan kita.

"Kalau penelitian saya saat ini sudah digunakan, tetapi masih terus disempurnakan. Tetapi secara pribadi ingin berbagi ilmu dan cerita untuk orang lain, ini yang paling penting, terus membuat komunitas pelajar di Yogya yang suka dengan penelitian dan komputer," tuturnya.

Belum lama ini pun, Farrel mendapat prestasi di ajang penelitian Blia JAkarta 2017 Center for Young Scientist

(Artikel ini pertama kali tayang di Kompas.com dengan judulPenelitiannya Ditolak 11 Kali di Indonesia, Siswa dari Yogya Ini Malah Diundang Google)

Tag

Editor : Rizki Ramadan