Serunya Tim Ultras Nilmatan: Daripada Tawuran, Mending Nge-ultras, bro!

Jumat, 17 November 2017 | 06:45
Rizki Ramadan

Ultras Nilmatan

HAI-online.com - Kabar jelek dari dunia sekolah adalah bahwa sekarang masih banyak yang terlibat tawuran. Bahkan, nggak sedikit tuh penerus bangsa yang mati sia-sia karena demi sebuah ketenaran sekolah.

Kabar baiknya, sekarang ini udah banyak pemuda yang mulai mengalihkan energinya bukan untuk berkelahi melainkan untuk kegiatan lain yang lebih seru dan berfaedah. Salah satunya adalah menjadi supporter fanatik tim olahraga sekolah atau bisa disebut nge-ultras.

Anak-anak SMKN 5 Kota Tangeran Selatn atau biasa disebut Nilmatan punya cara sendiri untuk menunjukan taring sekolahnya. Yaitu dengan aksi-aksi koreografi layaknya Ultras dari Italia di pertandingan futsal yang bersifat underground yang diadakan setiap hari jumat malam di kawasan BSD, Tangerang Selatan.

(BACA:5 Ilustrasi Paling Kreatif dan Bermakna Tentang Penangkapan Setya Novanto)

Supporter Nilmatan mempunyai nama Nilmatan Curva Sud dengan arti "Nilmatan Tribun Selatan" yang terinspirasi dari supporter Brigata Curva Sud, PSS Sleman. Nilmatan Curva Sud terbentuk tahun 2016 yang memiliki anggota aktif terdiri dari kelas 10, 11, 12 siswa-siswi SMKN 5 Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun ada latihannya yang dinamakan Chant Class, biasanya dua hari sebelum pertandingan dengan berlatih yel-yel baru, tarian, hingga berlatih koreografi untuk di tribun nantinya.

Saat pertandingan dimulai, biasanya Nilmatan Curva Sud memulainya dengan membaca "Bismillah" yang langsung dilanjutkan dengan yel-yel nya. Yel-yelnya seperti "Sudah kubilang jangan melawan Nilmatan!" dinyanyikan dengan penuh semangat, dan keringat! Aksi ini dipimpin oleh seorang Koordinator Lapangan atau Korlap yang siap bertelanjang dada, pecicilan, serta anti malu.

"Kita ngelakuin ini itu atas kecintaan gue dan temen-temen gue terhadap sekolah gue. Ngelakuin ini tanpa paksaan, murni karena solidaritas. Sekalian buat bikin semangat pemain yang berjuang di lapangan. Mereka main satu jam untuk kami, kami bernyanyi satu jam untuk mereka,” tutur sang Korlap, Risky Maulana kelas 12 jurusan Teknik Pengelasan.

Serunya, mereka punya apa yang disebut maskot 3D. Itu adalah hasil usaha dari para anggota. Mereka rela patungan deminya. Saat mascot itu bisa mejeng di tribun, menjadi momen terindah bagi mereka.

“Gue lebih suka begini, nyanyi-nyanyi gini, joget-joget gini daripada harus turun ke jalan tawuran yang ujung-ujungnya bakalan ada korban jiwa,” lanjut Risky

"Our passion never out, our voice never lost! Dan stop tawuran pelajar!" Tambahnya dengan penuh semangat!

Penulis: Allen Iverson – SMAN 12 Tangerang Selatan

Tag

Editor : Rizki Ramadan