HAI-ONLINE.COM – Kalau lo punya teman jomblo yang bilang lagi kesepian, coba sebisa mungkin lo hibur. Jangan dibecandain, atau bahkan dijadiin bahan ejekan. Soalnya, berdasarkan penelitian, kesepian bisa bikin orang kena banyak penyakit mematikan!
Jadi gini, ada studi yang dilakukan oleh University of York di Inggris selama 21 tahun lamanya terhadap 181.000 orang partisipan menemukan, 30 persen orang yang kesepian memiliki kemungkinan terkena stroke atau penyakit jantung yang risikonya dua kali lipat lebih tinggi daripada mereka yang nggak kesepian. Hmm seram yah!
Menurut penelitian yang juga diterbitkan di jurnal Heart ini, kesepian terkait juga dengan kekebalan tubuh, tekanan darah tnggi dan kematian dini seseorang.
“Temuan utama dari review kami, bahwa individu yang terisolasi berada pada peningkatan risiko gangguan jantung dan stroke. Maka dari itu perlu dukungan lembaga kesehatan masyarakat untuk lebih peduli pada dampak dari hubungan sosial seseorang kepada kesehatannya,” ucap Dr Nicole Valtorta, dari Departement of Health Sciences, University of York, seperti dilansir dari Telegraph.
Lalu, apa yang harus dilakukan? Mengatasi seseorang yang mengalami kesepian dan isolasi sosial dikatakan oleh Nicole juga penting untuk mencegah kematian terutama di negara-negara berpenghasilan tinggi. Apalagi, kesepian dan isolasi sosial terbukti memiliki pengaruh signifikan dengan stroke dan jantung koroner.
Di Inggris, soal kesepian sudah menjadi hal yang serius. Asosiasi Pemerintah Inggris mengatakan kesepian harus diperlakukan sebagai masalah kesehatan utama. Pasalnya,permasalahan ini nggak pandang usia.
Mental Health Foundation mencatat, manusia pada umur 18 sampai 34 tahun lebih cenderung merasa kesepian daripada mereka yang berumur 55 tahun. Sebelumnya juga, sebuah studi dari Australia menyebut bahwa lansia yang berusia di atas 60 tahun pun rentan mengalami kesepian akibat ditinggal oleh keluarga. Nggak heran, kondisi kesehatan lansia terus memburuk.
Merasa kesepian akan mengaktifkan sinyal stres yang akhirnya memengaruhi produksi sel darah putih. Hal ini juga meningkatkan aktivitas gen yang menghasilkan peradangan dalam tubuh dan akhirnya akan menurunkan aktivitas gen yang melawan penyakit, sehingga peradangan tingkat tinggi terjadi di dalam tubuh.