Menurut Penelitian, Remaja Cowok Lebih Rentan Tersambar Petir!

Senin, 13 November 2017 | 10:15
Hai Online

Petir

HAI-ONLINE.COM – Buat kamu yang masih sering nekat main hujan-hujanan di luar saat hujan petir sedang turun, ada baiknya kamu mulai mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaaan kamu ini.

Sebuah data mengungkapkan fakta bahwa dari 948 korban yang meninggal karena tersambar petir selama rentang waktu 1995-2008, 82 persen berjenis kelamin cowok.

Sedangkan menurut data yang terungkap dari situs ramalan cuaca, ACCUWeather.com, korban yang meninggal karena sambaran petir paling banyak berasal dari kelompok usia 10-19 tahun, seperti dikutip dari Intisari-online. Pertanyaannya, benarkah jenis kelamin dan usia berpengaruh terhadap serangan petir?

Secara fisik, sebenernya nggak ada perbedaan anatomi maupun komposisi kimiawi tubuh antar cowok dan cewek yang menyebabkan cowok lebih rentan dengan sambaran petir dibandingkan cewek. Perbedaan resiko tersambar petir lebih dikarenakan oleh naluri dan perilaku yang ditunjukkan ketika sedang dalam keadaan bahaya.

Menurut John Jensenisius dari National Weather Service, Amerika Serikat, cowok cenderung terlalu berani mengambil resiko saat terjadi badai petir. Ketika sedang asik berolahraga misalnya.

Cowok cenderung lebih jarang terburu-buru buat berteduh. Pada tahun 2011 lalu tercatat ada enam korban yang meninggal karena tersambar petir, dan seluruhnya merupakan cowok yang sebagian besar terjadi saat beraktivitas di luar ruangan.

Sedangkan rentang usia remaja yang paling banyak menjadi korban sambaran petir, lebih dikarenakan kebiasaan anak sekolah yang lebih sering bermain dan beraktivitas di luar ruangan.

Akan tetapi, sebuah kasus yang terjadi Amerika Serikat ini mungkin akan membuat kamu berpikir dua kali buat bermain di luar ruangan ketika hujan petir terjadi. Kombinasi antara dua faktor yang udah dibahas sebelumnya, yakni usia dan jenis kelamin terjadi dalam sebuah kasus yang terjadi di Pinellas County, Florida, Amerika Serikat pada bulan Juli 2007 lalu.

Ketika itu, seorang remaja cowok berusia 16 tahun sedang berjalan kaki bersama sang ibu. Dalam perjalanan tersebut, petir menyambar tepat di dada sang remaja yang langsung nggak sadar kan diri sebelum meninggal empat hari kemudian. Akan tetapi di sisi lain, sang Ibu yang berjalan tepat di samping sang anak sama sekali nggak mengalami luka serius. Hal ini sendiri masih nggak dapat diperoleh penjelasan ilmiahnya hingga saat ini.

Jadi, mulai waspada dan berhati-hati ketika hujan petir sedang turun ya. Berhentilah sejenak dan mulai berteduh di tempat yang sekiranya aman.

Tag

Editor : Hai Online