Pamflet Generasi: Karena Perjuangan HAM Butuh Keterlibatan Generasi Muda

Sabtu, 28 Oktober 2017 | 05:15
Fadli Adzani

Pamflet Generasi

Sadar atau nggak kebebasan berekspresi yang kita nikmatin sekarang, pernah diperjuangkan lewat Hak Asasi Manusia (HAM). Sayangnya nggak semua anak muda Indonesia nggak paham apa itu HAM. Padahal persoalan HAM masih jadi permasalahan yang krusial buat bangsa ini!

Wawasan tetnang permasalahan HAM emang nggak gampang dipelajari, tapi bukan berarti anak muda mesti menghindari. Pasalnya, energi muda kita bisa banget, loh, untuk bantu memperjuangan penyelesaiannya.

Gagasan itulah yang melahirkan Pamflet Generasi. Lembaga anak muda yang punya misi mengedukasi sesame anak muda tentang permasalahan HAM di bangsa ini.

Berawal dari majalah remaja alternatif yang ngomongin soal HAM, terbentuklah platform digital buat nyebarin informasi seputar Human Rights. Namun karena majalahnya nggak terbit lagi, tapi masih pengen ngumpul, tercetuslah ide bikin organisasi ini.

FYI, awalnya Pamflet Generasi cuma mau sekadar bikin semacam Wikipedia buat isu-isu gerakan anak muda yang pernah ada. "Tapi karena banyak diajak projek sama yayasan dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), akhirnya diseriusin jadi semacam LSM," ujar Maulida Raviola selaku Koordinator Umum Pamflet 2015-2017.

Pamflet Generasi
Buat mereka, ngomongin soal HAM nggak mungkin untuk nggak ngebahas isu-isu sensitif yang beredar di masyarakat. Seperti LGBT, komunisme, radikalisme agama, dan lain-lain.

Jadi Hak Asasi Manusia bisa jadi 'pintu' buat anak-anak muda untuk belajar banyak hal. Baik politik, ekonomi, sejarah yang mungkin nggak diajarin di sekolah.

"Di sekolah, cuma dikasih tahu Munir meninggal karena dibunuh. Tapi nggak pernah dijelasin ada banyak pihak dibalik pembunuhan tersebut," ujar cewek yang kerap disapa Mauli ini.

Youth Studies, Youth Activism, and Youth Movement

Mulai resmi berkegiatan pada 2013, Pamflet Generasi membagi gerakannya menjadi tiga jenis. Diantaranya Youth Studies, Youth Activism, dan Youth Movement.

Youth Studies bertugas meng-create informasi seputar HAM. Mulai dari survei, sampai bikin penelitian secara serius. Kalau penasaran, coba deh lihat instagram @pamfletgenerasi.

Pamflet Generasi
Di situ teman-teman bakal disuguhi informasi hasil riset isu kekinian dengan gaya anak muda. Mulai dari UU ITE yang sering dijadiin 'pasal karet', demokrasi Indonesia yang kebablasan, kesetaraan gender, dan banyak informasi HAM yang anak muda harus tahu!

"Yang mengelola instagram, website, juga orang-orang di Youth Studies," ujar Muhammad Hisbulah Amrie selaku Koordinator Umum Pamflet 2017-2019.

Selain itu divisi ini juga sering banget bikin buku-buku keren soal HAM anak muda. Diantaranya Ini Itu Demokrasi, Semua yang Mau Kamu Ubah Tapi Susah, Semua yang Mau Kamu Tahu Tapi Tabu, dan masih banyak lagi. Wajib dicari, guys.

Nggak cuma menyampaikan informasi, tetapi Pamflet juga bikin gerakan konkret. Nah kalau soal gerakan, ada Youth Activism. Salah satu program seru yang mereka bikin yaitu Seputar Kesehatan dan Ragam Informasi Remaja. Biasa disingkat Sukaria Remaja.

Mereka pernah ngasih edukasi soal kesehatan reproduksi dan seksualitas buat anak-anak SMA di Indramayu, Jawa Barat dan Palu, Sulawesi Tengah. Pamflet memproduksi modul, video, dan bekerja sama dengan para guru.

Pamflet Generasi
Konteks HAM yang mau ditekankan dari program tersebut supaya anak-anak SMA sadar, punya hak buat dapetin akses kesehatan terutama reproduksi. "Jadi mereka bisa belajar reproduksi tanpa stigma 'lo lagi belajar porno'," jelas Amrie.

Nggak berhenti di situ, mereka juga berkoordinasi dengan organisasi setempat buat memantau perkembangan anak-anak tersebut.

Beberapa waktu lalu mereka juga bikin program Ini Cerita Kita. Organisasi Pamflet melatih orang-orang tuna wicara bikin Vlog Isyarat sebagai wadah menyampaikan ekspresi. Gokil!

Sedangkan Youth Movement, Pamflet mencoba membangun relasi dengan organisasi lain yang mendukung isu yang sama yang masih bertema HAM. "Tapi sejauh ini belum ada kolaborasi yang sustain, tapi kami membantu organisasi lain juga," tutur Amrie.

Pendanaan yang Merata

Pamflet sendiri merupakan organisasi independen. Artinya bergerak secara mandiri. Buat pendanaan kegiatan, mereka selalu dapat bantuan dari banyak pihak.

"Setiap kegiatan pendanaannya beda-beda, kayak Sukaria Remaja tadi, kami dapat dana dari EMPOWER," ujar Amrie.

Ngomongin soal pendanaan, Amrie juga share nih soal mekanisme pendanaan setiap kegiatan. Setiap Pamflet mendapat dana, pasti bakal syarat bikin target dan laporan. Nantinya dana yang didapat juga dialokasikan buat Pamflet menyuarakan isu-isu yang lain.

Intinya sekali pendanaan, nggak langsung habis buat satu program. Tapi buat mengkampanyekan masalah HAM yang lain dan operasional ketiga jenis gerakan (Youth Studies, Youth Movement, Youth Activism). Jadi tetap dibagi-bagi dananya.

Menghapus Sifat Anti-sosial dan Mengasah Sifat Kritis

Ngomongin soal anak muda, Amrie dan Mauli juga curhat nih soal keresahan ngelihat anak muda zaman sekarang (boleh juga kidz zaman now deh).

"Gue pernah ngomong di satu universitas dan nanya, 'ada yang pernah ikut gerakan nggak', dan itu nggak ada yang tunjuk tangan," curhat Amrie.

Pamflet Generasi
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran tersendiri, loh. Jangan-jangan yang begitu nggak cuma di kelas itu aja, tapi udah meluas di kalangan anak muda yang lain.

"Bisa jadi anak muda sekarang emang jauh dari kegiatan sosial, maunya lulus kuliah, cepet kerja dan bisa memenuhi kebutuhan sendiri," lanjut Amrie.

Selain itu kurangnya kemampuan berpikir kritis menjadi hal yang sangat disayangkan dari anak muda sekarang ini.

"Dulu RTC UI (Radio Cipta Telekomunikasi Universitas Indonesia) isinya ngajak gerakan anak-anak muda, berita korupsi pejabat publik. Sekarang gosip artis, top 40, kan jauh banget anak-anak muda dari gerakan sosial," jelas Amrie.

Menurutnya, karena nggak berpikir kritis, makanya anak muda gampang didorong ke titik ekstrem tertentu. "Sekarang banyak kan gerakan esktrem anti keberagaman, anak-anak muda juga banyak yang ikutan," ujar Amrie. Sayangnya gerakan keberagaman belum semasif gerakan anti keberagaman tersebut.

Hal yang kurang lebih sama juga diutarakan sama Mauli nih soal keprihatinan anak-anak muda. Menurutnya anak generasi sekarang adalah "produk" generasi sebelumnya.

"Anak muda kan tumbuh dengan melihat masyarakatnya, maka dari itu yang jadi masalah mungkin masyarakatnya juga, bahkan bisa jadi negaranya. Makanya tugas kami juga untuk ngadain diskusi tentang sejarag, tentang HAM, tentang isu-isu yang urgentlah di masyarakat biar anak-anak muda nggak kehilangan kemampuan kritisnya," lanjut Mauli.

Anak Muda Bisa Melakukan Perubahan

Di setiap belahan dunia mana pun, anak muda merupakan aset berharga buat bangsa. Nggak terkecuali buat bangsa Indonesia

"Sangat mungkin anak muda melakukan perubahan. Dulu Proklamasi ya anak muda yang jadi motornya. Reformasi juga sama, kenapa sekarang nggak bisa,"ujar Mauli.

Hal yang senada juga diungkapkan Amrie nih selaku Koordinator Umum Pamflet. "Dulu Presiden Soeharto itu kan diktator, kebebasan berekspresi dilarang. Bayangin kalau itu terjadi sekarang, pastinya bakal ngaruh buat kehidupan lo selanjutnya," lanjut Amrie.

Buat Pamflet, diharapkan penjelasan sejarah gerakan dan isu-isu HAM dengan cara yang kreatif, bisa bikin anak-anak muda kritis dan peduli sama peraturan negara yang sekiranya nggak berpihak buat HAM di Indonesia.

So, are you ready to become the agent of change?

(Penulis: Agung Mustika)

Editor : Fadli Adzani

Baca Lainnya