Bukan rahasia kalau Indonesia emang punya potensi di bidang tarik suara. Mulai dari solois sampai band indie, kualitas musikal anak-anak bangsa nggak bisa dianggap remeh. Begitu juga di bidang paduan suara. Bukti pailng gresnya adalah prestasi yang diraih oleh tim Paduan Suara Mahasiswa Bina Nusantara (Paramabira) yang berhasil memetik juara di ajang International Choir Contest of Flanders - Maassmechlen, Belgia.
Dalam media gathering yang diadakan Bina Nusantara University di The Hook, Senopati, pihak Binus menyampaikan Paramabira berhasil menyabet 4 penghargaan sekaligus, yaitujuara 2 di Kategori Equal Voices dan juara 2 di Kategori Mixed Voices. Yang lebih spesial lagi, Paramabira merupakan satu-satunya wakil dari Asia.
Mereka juga berhasil menyabet The Best Performance of The Compulsory Work in The Mixed Choirs (Penampilan Terbaik Lagu Wajib Kategori Mixed Choirs). Dan yang paling membanggakan mereka mendapat Prize of The Audience.
Sukses membawakan lagu-lagu daerah seperti Lingsir Wengi dari Jawa Tengah, dan Ahtoi Poros dari Kalimantan Tengah, Paramabira berhasil memenangkan voting para penonton.
"Persiapan 6 bulan mulai dari latihan, cari sponsor dan dana sana sini membuahkan hasil yang membanggakan," ujar Rainer Revireino pelatih Paramabira.
Pelatih yang kerap disapa Pepi juga cerita soal animo masyarakat Belgia saat menyaksikan penampilan mereka. "Mereka tahu soal keadaan politik Indonesia dan sering bertanya, 'Is it save in Indonesia?'", tutur Pepi.
Masyarakat Belgia sendiri terharu melihat kekompakan para mahasiswa yang meskipun berbeda-beda latar belakang, namun suasana kekeluargaannya sangat terasa.
"Pertama kalinya ikut ajang internasional dan bisa dapat prestasi lalu mendapat apresiasi yang luar baisa benar-benar pengalaman yang nggak bisa dibayar," tutur Hana Dessy Natalia, Ketua Paramabira 2017. (Penulis: Agung Mustika)