Membongkar Teknologi Gedung Universitas Multiemedia Nusantara, yang Jadi Gedung Paling Hemat Energi se-Asia Tenggara

Sabtu, 21 Oktober 2017 | 06:30
Hai Online

Gedung UMN

HAI-ONLINE.COM – Suka nggak suka, sekarang ini, energi semakin terbatas dan mahal. Nggak heran, sih. Penyebabnya nggak lain adalah dari borosnya pemakaian energi oleh kita sendiri. Buktinya gampang banget. Di rumah, kita nggak mematikan lampu atau alat elektronik lainnya saat sedang nggak digunakan. Hasilnya ya itu tadi, akhirnya banyak energi yang terbuang percuma.

Ternyata, hal yang sama juga berlaku pada gedung-gedung bertingkat. Penggunaan AC dan lampu dalam waktu yang lama dan besar, turut berdampak besar pada borosnya penggunaan energi, khususnya listrik.

Makanya, sadar akan hal itu, beberapa ilmuan dan ahli bangunan lantas membuat suatu ‘produk’ untuk mengurangi hal tersebut. Nah, salah satu bukti konkretnya adalah New Media Tower (NMT) yang berada di komplek Universitas Multimedia Nusantara, Gading Serpong, Tangerang.

Nggak main-main, bangunan yang punya bentuk menyerupai sebuah telur abu-abu ini, ternyata meraih beragam penghargaan. Di antaranya ada Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun (PEEN) 2013 dan meraih predikat ‘Energy Efficient Building’ pada ASEAN Energy Award 2014 silam. Nah, pertanyaannya adalah, teknologi apa, sih, yang diterapkan di gedung bulat ini? Biar nggak penasaran, mendingan simak, nih, penjelasannya.

Sistem Water Recycle

Yap, sesuai namanya, di gedung ini terdapat satu sistem khusus untuk menggunakan air yang sudah nggak terpakai, kayak air hujan. Nah, cara kerjanya adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah, akan ditampung lagi di sebuah tempat penampungan. Nantinya, air tersebut akan diubah oleh sistem water recycle untuk digunakan dalam penyiraman tanaman.

“Selain untuk menyiram tanaman, air olahan yang kami proses ini bermanfaat juga untuk gelontoran kloset. Jadi kami nggak menyia-nyiakan air,” ujar Darman, selaku Building Management Manager Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Feng Shui

Kalau diperhatikan, gedung ini menghadap ke arah Utara dan Selatan. Itu artinya, si ‘Telur Abu-abu’ ini nggak menghadap ke arah Barat dan Timur, tempat terbit dan tenggelamnya matahari. Lantaran nggak berhadapan langsung dengan matahari, gedung ini jadi nggak terlalu banyak mengeluarkan energi untuk AC (AC mengonsumsi energi terbesar), untuk melawan panas menyengat dari matahari.

Darman menambahkan bahwa dengan penempatan posisi seperti itu, matahari yang bersinar melewati atas gedung bisa dimanfaatkan sebagai penerangan di dalam ruangan, sedangkan AC hanya digunakan untuk di dalam kelas.

Punya ‘Dua Kulit’

Nggak usah heran kalau dilihat dari luar, gedung ini berwarna abu-abu. Maklum, soalnya, lapisan abu-abu tersebut merupakan kulit yang membungkus si gedung bulat. Nggak sembarangan, soalnya kalau diperhatikan dengan detil, ‘kulit’ yang terbuat dari alumunium perforated ini punya pola-pola berlubang yang dibuat khusus, untuk mengurangi teriknya sinar matahari.

“Lewat lubang-lubang tersebut, kami sudah memperhitungkan kalau pencahayaan yang masuk ke dalam ruangan sebatas untuk membaca saja. Nah, dengan double skin ini kami ingin melakukan penghematan dari sisi cahaya matahari dan udara mengalir. Makanya di gedung ini, khususnya di koridor, di basement, dan kantin, nggak banyak penggunaan lampu dan AC,” lanjut pria ramah ini menjelaskan.

Tembok M System Wall

Berbeda dengan pembangunan dinding bangunan pada umumnya yang menggunakan beton, gedung ini menggunakan superfoam dan kawat baja. Hasilnya, nggak cuma membuat pembangunan jadi lebih cepat, tapi juga membuatnya jadi peredam suara.

“Redamannya bagus,” ujar Darman singkat.

Lampu T5

Biar penghematan cahaya jadi lebih maksimal, New Media Tower mneggunakan lampu lampu hemat energi yakni T5 fluorescence yang mengeluarkan energi kurang dari 1 persen jika dibandingkan lampu lainnya.

Tag

Editor : Hai Online