Polusi Udara Semakin Parah, 4 Penyakit Ini Mengancam Kita.

Rabu, 18 Oktober 2017 | 05:30
Rizki Ramadan

Ilustrasi Ancaman Polusi bagi Tubuh Kita

Dalam kehidupan sehari-hari, kita “nggak bisa lepas” dari polusi udara. Berangkat ke sekolah naik motor ataupun angkutan kota, pasti bakal bertemu sama yang namanya asap dan debu.
Apalagi kita yang tinggal di wilayah perkotaan dengan padatnya populasi dan kendaraan bermotor. Alhasil, polusi udara juga makin nggak terbendung.
Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001, terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100 persen. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun penggunaan bahan bakar dengan kualitasnya kurang baik.

World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan tertinggi setelah Beijing, New Delhi, dan Mexico City. Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi mengganggu kesehatan bahkan berdampak pada kematian. Berikut beberapa jenis polusi
udara beserta dampak yang diakibatkannya:
(BACA: Alasan Klasik Pemotor Naik Trotoar Setiap Hari)

Iritasi Paru-Paru
Polusi jenis Particulate Matter (PM) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh. Anak-anak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu lintas atau polusi udara yang tidak biasanya, dapat menyerang penyakit pada saluran pernapasan dan penyakit jantung.

Menurut hasil penelitian World Bank, PM dapat memicu inflamasi paru-paru atau sistematik serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah. Dampak jangka panjangnya juga dapat memicu terbentuknya kanker paru-paru.
“Particulate Matter juga sebagian besar dapat membuat iritasi saluran pernapasan, menyebabkan iritasi pada paru-paru. Zat terkandung dalam PM ini jika masuk dalam pembuluh darah dapat mengakibatkan peradangan,” kata Dokter Agus Dwi Susanto, Sp.P(K).
Asma
Dampak jangka pendek atau akut dari polusi ozon dapat menginduksi inflamasi atau peradangan pada paru-paru dan mengganggu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Selain itu dapat menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosi paru-paru. Penelitian epidemologis pada manusia juga menunjukan, terpaan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah serangan asma. “Terpaan ozon ini akan menurunkan fungsi paru, setelah itu terjadi peningkatan sensitivitas untuk timbulnya asma,” jelas dokter yang praktik di RS Persahabatan, Jakarta ini.
(BACA JUGA: Bangga, Perusahaan Helm Asal Amerika Bikin Helm Dengan Motif Barong Bali!)

Kanker Paru-Paru Komponen partikel di udara terdiri atas sulfat, nitrat, ammonia, natrium, klorida, dan debu mineral. Jika terpapar oleh kombinasi unsur-unsur tersebut secara terus-menerus, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular dan pernapasan, seperti kanker paru-paru. “ Ini juga diakibatkan dari adanya polusi

Particulate Matter dan hidrokarbon yang terlalu banyak. Tergantung juga dari bahan yang dibakar atau penyebab munculnya polusi. Jika sering terkena polusi ini, seseorang bisa terkena kanker paru-paru,” sambungnya. Infeksi Tenggorokan Dampak iritasi pada tenggorokan atau saluran pernapasan terjadi akibat banyaknya kandungan sulfur dioksida di udara. Ini menyebabkan inflamasi pada saluran pernapasan, sehingga memicu gejala batuk- batuk berdahak. Menghirup unsur sulfur dioksida ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terserang infeksi pada sistem pernapasannya dan memperparah kondisi asma serta bronchitis. “Dampak infeksi tenggorokan ini juga termasuk dalam dampak yang bersifat iritan yang akan membuat iritasi pada mukosa/tenggorokan.Biasanya diakibatkan oleh polusi sulfur dioksida,” papar dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Divisi Penyakit Paru Akibat Kerja & Lingkungan di RS Persahabatan ini.

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya