Parah Banget, 5 Atlet Berprestasi Ini Kariernya Hancur Karena Narkoba

Selasa, 10 Oktober 2017 | 09:28
Fadli Adzani

Maradona Berharap Latih Argentina Lagi

Sudah jelas kalau narkoba itu merusak tubuh manusia, menghancurkan sistem dan saraf yang ada di otak manusia bahkan bisa menghancurkan hidup manusia hingga menyebabkan kematian.

Namun tetap saja masih banyak yang menggunakan obat-obatan terlarang itu, bahkan olahragawan sekalipun!

Dalam artikel ini, HAI ingin ngasih tau sama kalian 5 atlet yang ternyata adalah pemakai narkoba berat.

Gara-gara obat terlarang ini, karier mereka jadi nggak maksimal bahkan ada yang hancur.

1. Lance Armstrong

Lance Armstrong
Lance Armstrong adalah seorang atlet sepeda yang sangat terkenal dari Amerika Serikat. Namun sayang, ketergantungannya dengan narkoba dalam beberapa tahun di kompetisi balap sepeda membuatnya bermasalah dengan hukum.

2. Diego Maradona

Maradona
Pemain sepak bola yang digadang-gadang sebagai pemain terbaik dunia, Diego Maradona, ternyata adalah pengguna kokain yang berat.

Ia bahkan pernah nggak boleh main bola selama satu tahun lebih pada tahun 1991 karena ketahuan pake narkoba.

3. David Thompson

David Thompson
Seorang pemain basket hebat dari Amerika Serikat, David Thompson, adalah korban dari kesuksesannya.

Menjadi kaya karena kariernya yang melejit, ia pun akhirnya menjadi ketergantungan dengan alkohol, yang akhirnya membuat dia dikeluarkan oleh NBA.

4. Michael Richardson

Michael Richardson
Pada tahun 1986, NBA melarang Michael Richardson untuk bermain basket lagi karena ia positif menggunakan obat-obatan terlarang.

Ia merupakan seorang pemain yang hebat, namun sayang, karena kecanduan narkoba, ia jadi nggak bisa bermain basket lagi.

5. Dwain Chambers

Dwain Chambers
Dwain Chambers adalah atlet yang membanggakan dari Britania Raya, ia berhasil mendapatkan medali emas dari berbagai ajang kompetisi.

Namun pada tahun 2003, ia positif menggunakan narkoba yang membuatnya dilarang ikut Olympics selamanya dan seluruh medal yang ia kumpulkan sejak 2002 diambil.

Editor : Fadli Adzani

Baca Lainnya