Bisa Keras, Tapi Kenapa Penis Manusia Nggak Ada Tulangnya?

Selasa, 12 September 2017 | 04:27
Alvin Bahar

Ngobrolin pisang yuk! Sesama pisang jangan suka membanding-bandingkan!

Bisa keras sih, tapi kenapa penis manusia nggak ada tulangnya?

Pertanyaan ini mungkin terkesan jorok dan nggak perlu. Kenapa HAI harus mempertanyakannya? Dan kenapa kamu juga baca?

Sebelum kalian nyinyir nggak jelas, bagi ilmuwan, pertanyaan itu penting untuk dijawab.

Bukan apa-apa, itu karena ilmuwan menjumpai bahwa sejumlah spesies makhluk hidup memiliki penis bertulang. Dengan memecahkannya, ilmuwan semakin paham soal evolusi manusia. (Tuh, kan, pertanyaan ini penting banget!)

Ilustrasi
Tulang penis - disebut bacculum - pada beberapa hewan adalah bagian sistem rangka yang unik karena nggak terhubung secara langsung dengan rangka lainnya. Dia mengambang di ujung penis.

Walrus merupakan salah satu hewan dengan tulang penis terpanjang, mencapai seperenam ukuran tubuhnya.

Sementara, lemur punya tulang penis berukuran seperempatpuluh panjang tubuh.

Dalam publikasinya di Proceedings of the Royal Society B pada 14 Desember 2016, Mathilda Bridnle dan Christopher Opie menguraikan alasan evolusioner soal mengapa manusia tak berpenis.

Jadi, 145 juta tahun lalu, untuk pertama kali tulang penis berkembang pada hewan. Sejak saat itu, beragam jenis mamalia dan primata memilikinya.

Sejumlah spesies, misalnya kucing, membutuhkan tulang penis untuk memicu ovulasi atau pelepasan telur. Tak seperti manusia, kucing baru ovulasi ketika kawin.

Spesies lain membutuhkan tulang penis untuk masuk dan memicu gesekan pada vagina.

Tulang penis beragam jenis mamalia(KPA/Zuma/REX/Shutterstock)
Pada spesies-spesies tertentu, tulang penis dibutuhkan agar penis bisa bertahan lama di dalam vagina.

Pada sejumlah hewan, perkawinan memang bisa memakan waktu dan menyita energi. Kadangkala, di tengah perkawinan, betina bisa melarikan diri dan berganti pasangan dengan pejantan lain. Tulang penis membantu "mengunci" si betina, mengeblok organ intimnya.

Pada banyak hewan, semakin panjang proses perkawinan, maka semakin panjang pula tulang penis. Selain itu, semakin tinggi kompetisi dalam perkawinan, semakin panjang dan besar pula tulang penis.

Kalo manusia?

Waktu yang dibutuhkan manusia dari penetrasi hingga ejakulasi secara rata-rata hanya 2 menitan.

Selain itu, peluang perempuan untuk melarikan diri saat kawin dan berganti ke laki-laki lain bisa dikatakan nol.

Penetrasi dan gesekan vagina cukup dipicu dengan ereksi, aliran darah ke area penis.

Jadi, untuk apa tulang penis? Nggak penting bagi manusia.

Karena nggak penting dan nggak mendukung fungsi reproduksi itulah, manusia nggak mengembangkan tulang penis dalam proses evolusinya.

Artikel ini pertama kali tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Penis Tak Bertulang? Sains Ungkap Jawabannya"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya