Ini Dia Sejarah dan Cikal Bakal Pensi: Ternyata Berawal Dari Maraknya Tawuran Pelajar

Rabu, 06 September 2017 | 02:32
Alvin Bahar

Pesta Pelajar 1990.

Kalo ada yang bilang masa keemasan pentas seni (pensi) udah lewat, bilang doi salah besar. Mungkin doi nggak mampir ke Sky Avenue 2017, salah satu pensi termegah tahun ini (atau sepanjang sejarah?). Karena pensi, sekarang justru lebih mewah, canggih, dan modern.

Kalo melihat kerennya pensi zaman sekarang, mungkin nggak bakal kepikiran kalo cikal bakal pensi itu dari maraknya tawuran.

Yap, HAI jadi saksinya. Dari banyak peristiwa seputar dunia remaja yang telah direkam HAI sepanjang masa, ada satu insiden kelam yang tak pernah terlupakan.

Ya, kejadian tawuran yang mencekam. Terutama era 1980-an dimana menjadi periode maraknya perkelahian massal antar pelajar di Jakarta.

Kala itu, banyak pihak yang mencoba mencari solusi untuk meredamnya. Salah-satunya dengan menyibukan diri di sekolah.

Nah, murid-murid SMA Pangudi Luhur Jakarta kemudian tampil dengan terobosan kegiatan menarik.

PL Fair pertama. Dulu panggungnya dari meja kelas yang beralas terpal. (Dok. HAI)
Acara bertajuk PL Fair lahir menjadi nafas baru dalam menyalurkan gairah muda. Lewat pameran, bazaar serta tontonan murah meriah yang menyuguhkan hiburan group musik dan kelompok tari dari 11 sekolah berbeda.

Yoris Sebastian –dikenal sebagai konsultan ide kreatif- pernah ikutan menjadi panitianya.

Pihak sekolah sempat meragukan manfaat acara tersebut. Namun, seiring berjalan malah makin banyak sekolah yang membuat gelaran sama.

Awalnya, PL Fair nggak pernah disebut pensi. Yang memberi istilah ‘pensi’ adalah HAI yang kerap menulis istilah tersebut dalam setiap pemberitaan tentang ajang showcase pelajar itu.

Dari situ mulailah acara sekolah memakai istilah pensi yang pada saat sama dikenal juga event ‘Pesta Pelajar’. Bedanya, selain menjadi wadah pelajar berkegiatan positif, Pesta Pelajar diadakan sebagai tempat melatih pelajar berorganisasi dari beberapa sekolah.

HAI menjadi koordinatornya dengan format acara musik yang mendatangkan band-band besar seperti GIGI.

Remaja tahun 1990 butuh sesuatu untuk mengalihkan pikiran dari hal negatif. (Dok. HAI))
Banyak yang bilang Pensi yang sekarang kita kenal adalah kelanjutan dari Pesta Pelajar Hai. Meskipun HAI sendiri nggak pernah mengklaim begitu.

Yang pasti, Pesta Pelajar yang di gelar HAI sejak tahun 1989 nggak melulu mengusung pentas seni dan hiburan. Lebih dari itu, Pesta pelajar justru lahir dari kepedulian majalah kita ini terhadap tawuran pelajar yang kian marak.

Karena anggota panitia Pesta Pelajar bukanlah kru Hai, panitia direkrut dari teman-teman SMA. Pun yang dipilih adalah SMA yang doyan tawuran.

Ternyata, begitu dikumpulin teman-teman kita itu bisa kompak. Abis itu bareng Hai sama-sama belajar gimana bikin acara yang pas buat kita semua.

Hasilnya? Keren abis. Mau itu gelaran lomba seni, diskusi dan seminar, sampai pameran karya sendiri.

Gelanggang olahraga Bulungan, Jaksel menjadi saksi betapa kita bisa menggelar kegiatan yang positif ini.

Sukses Pesta pelajar pertama, tahun 1990 giliran teman-teman di yogya yang membuktikan bisa sama hebatnya sama pelajar Jakarta.

Setahun berikutnya pesta pelajar jalan ke arah timur. Tepatnya ke kota Malang. Acara ini juga nggak kalah heboh, Makanya anggapan yang bilang ‘anak daerah’ levelnya lebih rendah dari anak metropolitan kontan gugur.

Kemudian, Bandung jadi tuan rumah pesta pelajar. Tapi apa boleh buat, acara ini urung.

Ternyata aparat setempat tak memberi ijin. Dengan alasan Pemilu, pesta pelajar dilarang, dan sialnya pelarangan itu datang 2 minggu sebelum hari H. Teman-teman dari SMA di Bandung langsung kecewa. Bahkan Hai jadi ikutan sibuk menenangkan temen-teman cewek yang pada nangis.

Namun gagalnya pesta pelajar tahun 1992 digelar ada hikmahnya. Setelah 3 tahun absen pada tahun 1995 pesta pelajar diusung lagi.

Biar timnya makin kuat, Hai mengajak kerja bareng ANTeve (stasiun televisi yang sedang berkibar kala itu).

Kesuksesan acara berulang hingga tahun 1996. Sementara tahun 1997 istirahat ada pemilu. Tahun 1998 kondisi politik makin ruwet. Batal sampai sekarang.

Untuk mengobati kerinduan, event ‘Hai Day’ yang digelar oleh situs kesayangan kamu ini tiap tahun sejak 2012 telah menjadi reinkarnasi pesta pelajar sekaligus mewadahi berbagai kreativitas para remaja. (*)

HAI File: 26 September 1989

Tag

Editor : Alvin Bahar