Nggak terasa, DeadSquad berusia genap 11 tahun pada 29 Agustus 2017 ini.
Sudah 11 tahun berjalan semenjak Stevi membentuk band death metal yang telah merilis tiga album, Horror Vision (2009), Profanatik (2013), dan Tyranation (2016) itu.
Sepanjang 11 tahun itu pula, DeadSquad berhasil nebarin virus 'hitam' kepada banyak orang dan beberapa momen nggak terlupakan, nggak terkecuali anak muda kaya kita.
'Virus hitam' maksud HAI bukan dalam konteks negatif, kok. Penyebaran 'virus hitam' dalam hal ini bisa dibilang menyebarnya berbagai hal mengenai DeadSquad, selain musik mereka tentunya.
Coba, deh, berapa banyak orang yang pake t-shirt DeadSquad atau hoodie DeadSquad di sekitar kita? Apalagi kalau ada acara musik, nggak cuma metal, pasti ada aja yang pakai, tuh. Iya, kan? Hehehe....
Band yang digawangi oleh Daniel (Vokal) dan Stevi (Gitar) ini pun nggak pernah nyangka bisa jadi sebesar sekarang.
Stevi ngaku band yang awalnya dia buat untuk iseng-iseng nge-cover lagu-lagu dari band metal nagri bisa berkembang menjadi salah satu band death metal terbesar dan berpengaruh di Indonesia.
"Jujur aja, awalnya gue nggak nyangka DeadSquad bisa segede ini," ucapnya beberapa waktu lalu.
Yap, semakin besar nama DeadSquad, pasti mulai kerasa juga angin yang menerjang ke arah mereka.
Mau tau beberapa momen yang patut diingat dari 11 tahun DeadSquad? Simak halaman-halaman berikutnya ya!
1. Berdirinya DeadSquad dan rilisnya album pertama
Sejak berdiri, udah banyak yang ngakuin kalo DeadSquad adalah supergrup.
Maklum, pas pertama lahir, band ini diisi sama Ricky Siahaan yang kini tercatat masih sebagai personel Step Forward dan Seringai.
Lalu Prisa, ex-Zala yang pernah juga tenar gara-gara kolaborasi dengan J-Rocks.
Juga Babal ex-Alexander, dan tentunya Stevi serta Gorust.
Formasi itu nggak bertahan lama dan akhirnya DeadSquad solid dengan beranggotakan Daniel (Vokal), Stevi (Gitar), Coki (gitar), Andyan Gorust (Drum), dan Boni (Bass).
Formasi ini melahirkan debut album mereka, Horror Vision, pada 2009 lalu.
Album ini diterima cukup baik oleh metalheads tanah air. Terbukti, Horror Vision sold out dan akhirnya dirilis ulang dalam format kaset, CD, dan vinyl.
2. Profanatik yang penuh ujian
Profanatik, album kedua DeadSquad, penuh dengan ujian. Disebut "ujian" karena proses pembuatannya diakui bener-bener nguras energi dan emosi personelnya.
Ujian itu sebenarnya sudah dimulai saat muncul ide untuk ngerekam semua materinya secara analog dengan medium pita.
"Nyari studio yang masih punya fasilitas analog mumpuni aja jaman sekarang udah PR banget...," ingat Stevie alias Tepi sang gitaris.
Setelah ketemu, masuk ke babak berikut yang nggak kalah seru dan sulitnya, yaitu take.
Nggak kayak rekaman digital, yang kalo salah bisa dihapus, lalu copy paste dari part lain untuk gantiin part yang salah itu, di rekaman analog satu kesalahan berarti musti diulang dari awal.
Akurasi dan presisi player bener-bener dituntut. Sebab kalo nggak imbasnya bisa panjang, termasuk ke keseluruhan jadwal rekaman.
"Bagusnya, anak-anak pada beneran ngerjain PR-nya masing-masing. Jadi begitu take, kesalahannya bisa diminimalisir," ingat Tepi.
Toh, bukan berarti semua berjalan mulus. Karena ada kesalahan teknis di tengah-tengah masa take, jadwal rekaman sempat terhenti.
Bahkan, "Kami pindah studio! Take ulang lagi semuanya. Kebayang nggak lo musti mulai lagi dari awal, ngebangun mood segala macem?!" seru Tepi.
Tahap pindah studio dan mulai lagi ini, yang diakui baik sama Tepi, Andyan, Coki, Boni maupun Daniel sempat bikin stres.
Terutama Andyan yang saat harus pindah studio sebenarnya sudah nyelesain semua tugas take drum, tapi harus bener-bener ngulang lagi dari awal.
Tapi akhirnya semua terlalui dengan baik. Profanatik pun dirilis pada Desember 2013 silam.
3. Boni dan Coki cabut!
Bassist yang identik dengan kepala gundulnya tersebut, secara resmi sudah nggak aktif di DeadSquad sejak 17 Maret 2014.
Memang, bongkar pasang personel memang kerap terjadi di tubuh band ini. Khususnya diawal-awal mereka berdiri.
Seenggaknya, tercatat pergantian personel paling sering terjadi pada sektor gitar.
Ricky (Seringai) yang awal mula bangun DeadSquad bersama Stevi, memutuskan keluar, dan diganti oleh Prisa (Zala). Hingga kemudian Prisa keluar, hingga akhirnya digantikan oleh Coki (NTRL).
Sektor vokal juga sempat terjadi perubahan, sebelum Daniel, Babal (Alexander) tercatat pernah menjadi vokalis DeadSquad. Sementara untuk posisi bas sendiri, bisa dibilang Boni telah berada semenjak era awal DeadSquad berdiri.
Setelah setahunan ditinggal Boni Sidharta, Deadsquad akhirnya menemukan penggantinya.
Arslan Musyfia direkrut jadi bassist Deadsquad, setelah sebelumnya menjabat sebagai additional player.
Ada beberapa alasan mengapa Deadsquad memilih cowok yang akrab disapa Alan tersebut sebagai pembetot bass.
"Anaknya death metal banget deh, hahaha," kata Daniel, sang vokalis.
"Dia bassist death metal di Jakarta yang paling cocok sama Deadsquad, skill dan attitude-nya juga bagus," lanjutnya. "Terus dia main bassnya nggak pakai pick kayak Boni."
Lalu, Desember 2015 Coki resmi resign dari DeadSquad. "Iya dia resmi resign," ucap Stevi.
Sosok Coki kini digantikan gitaris bernama Karis.
4. Album ketiga yang dibantu para dewa
Stevi Item pernah curhat kepada HAI perihal spesialnya album Tyranation.
Setelah pertama ngungkapin kalau di album terbaru tersebut terdapat lagu dengan tempo tercepat yang pernah Deadsquad mainkan, yaitu 290bpm, kali ini ada fakta ngejutin lainnya yang bikin album ketiga ini terasa sangat spesial.
Beberapa "dewa" turut bantu menggarap album ini.
“Ada tiga gitaris hebat tanah air yang ikut andil dalam album terbaru ini,” buka Stevi.
Yap, tiga gitaris kenamaan dari tiga band berbeda pun dilibatkan oleh Deadsquad untuk menyempurnakan album Tyranation.
Mereka adalah Stephan Santoso (Musikimia), Andra (Dewa dan Andra And The Backbone), dan Dewa Budjana (Gigi).
“Mas Andra dan bli Dewa (Budjana) ikut mengisi suara gitar masing-masing satu lagu di album ini, sedangkan Stephan Santoso lebih lebih kepada teknisnya, sound engineer untuk suara gitar,” bocor gitaris gondrong ini.
Sang vokalis, Daniel pun ikut berkomentar untuk hal ini. “Di setiap album album Deadsquad, kami emang menyelipkan part jazz. Nah, untuk album ketiga ini, yang mengisi bli Dewa. Keren banget sih, itu harapan gue dari dulu yang akhirnya terealisasikan di album ini,” ujarnya.
Hadirnya Andra di album ini tentunya menjadi hal yang nggak kalah spesial.
“Setau gue, mas Andra nggak pernah ngerjain proyek selain Andra And The Backbone, Dewa, sama dari RCM, tapi untuk album Tyranation ini, mas Andra bersedia dan mengapresiasi musik Deadsquad, tentunya spesial banget,” cetus Stevi.
Nama terakhir, Stephan Santoso emang nggak mengisi part gitar, tapi ialah yang membuat suara gitar di album Tyranation ini akan terasa “sakti”, itulah yang diungkapkan Stevi Item. “Stephan (Santoso) lebih ke teknisnya, ia yang mengatur suara yang kami para gitaris mainkan agar terdengar lebih ‘sakti’, pokoknya gokil deh,” beber cowok bernama lengkap Stevie Morley Item ini.
5. Cabutnya Gorust dan Alan
Tahun 2017, malah makin banyak masalah di tubuh DeadSquad.
Yang pertama, cabutnya salah satu founder DeadSquad, Andyan Gorust, pada Februari 2017.
Gorust mengabarkan pengumuman tersebut di akun Instagram miliknya.
"Terhitung hari ini (8/2) saya resmi mengundurkan diri dari DeadSquad. Terima kasih untuk semua yang pernah terlibat dan juga untuk Pasukan Mati (fans DeadSquad, RED) di manapun kalian berpijak, you know who you are. Mesin saya terus hidup dan berbahan bakar penuh! Salamaut," tulisnya.
Belum lama ditinggal drummer, kini sang bassist cabut dari DeadSquad! Yap, Alan Musyfia cabut dari band yang baru aja merilis album ketiga tersebut pada Maret silam.
Cara Alan mengumumkan cabut sama persis dengan Andyan Gorust, mantan drummer DeadSquad. Lewat Instagram, Alan ngumumin kalo doi nggak lagi jadi personel DeadSquad per 2 Maret. Anyway, Alan dan Gorust masih satu band dalam Hellcrust.
"Terhitung mulai 2 Maret 2017, saya bukan bagian dari DeadSquad. Terima kasih untuk kalian yang telah mempercayakan Tyranation kepada saya. Hails Pasukanmati! (fans DeadSquad, RED) Salamaut!" tulisnya.
Dalam dua bulan, DeadSquad kehilangan dua personel. DeadSquad kini tinggal Daniel (vokal) dan Stevi (gitar). Di bagian gitar, kini mereka dibantu Karis untuk mengisi kekosongan yang ditinggal Coki, gitaris sebelumnya.
Di posisi drum, kini ada Akbar dari Revenge. Posisi bass, ada Welby. Mantan bassist mereka, Bonny, terkadang juga tampil di penampilan live DeadSquad.
Daniel ngaku kini DeadSquad seperti Slank era album keenam. Kalo saat itu Slank hanya ada Kaka dan Bim-bim, kini di DeadSquad hanya ada Stevi dan Daniel.
Namun tenang, Daniel ngaku perjalanan DeadSquad masih panjang. "Stok lirik untuk materi baru udah ada tiga," katanya.
Selamat ulang tahun ke-11, DeadSquad! (Rian/Dani/Boniex/Luqman/Alvin)