Konser Metal di Malaysia Digrebek, Sabotase Berasal Dari Pihak Band yang Batal Tampil?

Senin, 21 Agustus 2017 | 08:34
Alvin Bahar

Moshing di WoodStock 1999

Kabar mengejutkan datang dari negara tetangga Malaysia. Konser musik rock Death Returns yang digelar di Kuala Lumpur tersebut digrebek pihak kepolisian setempat.

Pihak promotor menduga, pihak band yang batal tampil karena terlambat melapor polisi dan menggrebek tempat diadakannya konser tersebut.

Untungnya nih, pihak penyelenggara, anggota band dan beberapa penonton yang diciduk oleh kepolisian dibebaskan.

Dilansir dari Uniteasia.org, pihak promotor pun menyampaikan kecurigaannya. "Ketika konser sampai pada band terakhir 66Roads, polisi menggrebek pertunjukan kami karena adanya gangguan dan mencurigakan. Padahal biasanya kami mengadakan pertunjukan ini secara rutin dan tidak pernah ada masalah soal keluhan warga. Jika ada keluhan mengapa baru sekarang?" tutur pihak promotor.

Pihaknya juga menyampaikan bahwa semua pihak yang dimintai keterangan juga langsung dibebaskan oleh polisi dan tidak dikenakan sanksi apapun.

"Tetapi yang menyedihkan, semua penonton yang membeli merchandise kami disita oleh pihak kepolisian," tutur pihak Death Returns.

Pihak Death Returns telah menegaskan bahwa seminggu sebelum band-band melakukan perform, mereka telah mendata dan setuju terhadap jadwal yang ditetapkan.

Mereka juga mewanti-wanti pihak band untuk sampai di tempat satu jam sebelum perform. Jika terlambat, maka band tersebut akan batal tampil.

Namun pada akhirnya dari 15 band yang terdaftar, satu band batal tampil di panggung Death Returns.

"Peraturan tersebut dibuat untuk membuat disiplin band-band lokal yang akan tampil dan tidak membuat penonton menunggu," jelasnya.

Sampai tiba-tiba ada salah satu anggota band yang terlambat memprotes jadwal manggung tidak sesuai yang diinginkan. Pihak promotor pun menegaskan bahwa semua pihak udah setuju dengan jadwal tersebut.

"Padahal band-band dari luar Kuala Lumpur bisa hadir tepat waktu kenapa band ini tidak bisa? Dan seminggu sebelum pagelaran ini digelar saya sudah mengkonfirmasi semua pihak band dan setuju terhadap jadwal yang sudah ditetapkan," tegasnya.

Namun salah satu anggota band yang batal tampil tersebut menghampiri pihak promotor dan meminta band tersebut tetap tampil setelah semua band perform. Sontak hal ini menimbulkan konflik yang berujung pada batalnya tampil tersebut.

"Pihak kami jelas tidak memberi lampu hijau kepada band tersebut. Dan kami sudah memberi tahu penonton bahwa band tersebut batal tampil. Kami ingin memulai pertunjukan ini tepat waktu dan selesainya juga tepat waktu," tutur pihak promotor.

Pihak promotor sangat menyesalkan hal yang dilakukan band tersebut. Mengenai dalang penggrebekan tersebut, pihaknya mengaku udah mengetahui siapa pelakunya. Pihaknya juga menyesalkan penggrebekan ini sangat membuat para penonton merasa takut dan terjerumus dalam kekacauan guys.

Kasus ini masih terus-menerus diselidiki. Pernyataan pihak promotor bisa dibilang belum terbukti juga.

Akhirnya Aspersions (band yang batal tampil tersebut) membantah tuduhan bahwa mereka adalah dalang penggrebekan ini.

"Kami memiliki bukti kuat bahwa penggrebekan tersebut bukan dari pihak kami," tutur Aspersions. Pemberitaan ini jelas merugikan Aspersions karena dapat merusak image band mereka.

"Kepada orang yang menyebarkan berita bohong ini, terima kasih karena sudah menghancurkan karir kami," kicau Aspersions disertai pagar #DeathReturns dan #RIPaspersions.

Wah, jadinya kenapa tuh ya? (Agung)

Tag

Editor : Alvin Bahar