Sekelompok peneliti melakukan analisis ke lebih dari 40.000 foto instagram dari 166 orang yang bersedia cerita tentang kesehatan mentalnya. Perlu diketahui kurang lebih setengah jumlah respondennya dinyatakan mengalami depresi klinis dalam tiga tahun terakhir.
Para peneliti ini memasukkan foto-foto Instagram responden ke sebuah program komputer untuk dianalisis. Mereka menemukan bahwa orang yang depresi cenderung memasang gambar yang lebih biru, lebih gelap dan jarang menunjukkan wajah mereka.
Program komputer itu juga disebut bisa mengidentifikasi individu dengan diagnosis depresi sebelumnya, akurasinya sampe 70%
"Ini bisa menjadi metode baru untuk mengetahui gejala depresi dan penyakit mental lainnya secara dini," kata penulis studi Chris Danforth dalam laporannya. "Penelitian ini memang belum masuk ke tes diagnostik, juga tidak dilakukan dalam jangka panjang. Tapi ini bisa jadi cara baru untuk membantu seseorang," tulis para penliti.
Penelitian lewat media sosial bukan berarti menyederhanakan diagnosa, ini dilakukan karena media sosial dipake kita sehari-hari.
"Namun karena media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, ia menjadi salah satu platform yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesehatan mental seseorang," kata Chloe Grass-Orkin of Rethink Mental Illness.