Album Baru Sentimental Moods Dirilis di Label Rekaman Personel Shaggy Dog

Kamis, 20 Juli 2017 | 02:58
Alvin Bahar

Sentimental Moods

Sentimental Moods percaya, semua lagu punya nyawa. Kalo kamu percaya juga nggak?

Jadinya, saat memproduksi album terbaru mereka yang berjudul Semburat, Sentimental Moods (SM) menghadirkan beberapa lagu yang mempunyai nyawa (soul) dan kekhasannya sendiri.

Dalam menerjemahkan nyawa setiap lagu itu, band dengan personel delapan orang ini menggunakan gaya serta aksen beragam, namun semua berdasarkan musik ska tentunya.

Uniknya, SM juga buat lagu bergaya tradisional lengkap dengan teknik-teknik serta progresi yang khas. Tapi di lagu lainnya, SM begitu liar dengan birama-birama yang jarang ditemui dalam ska.

Semburat
Mereka bisa terdengar geram, marah, dan rada sarkastis lewat nada-nada cepat dan minor.

Katanya sih semuanya disesuaikan dengan kebutuhan lagu yang mereka bawakan. Maklum, secara SM tak memiliki vokalis, sehingga aransemen serta pemilihan aksen menjadi begitu penting untuk menggambarkan emosi serta pesan tiap lagu.

Kita simak Lhaiki, lagu yang berisi kisah seorang anak muda urban di Jakarta, yang kangen dengan kampungnya dan terus berusaha beradaptasi dengan kesibukan di Ibukota (diwakili dengan “...memainkan musik ska dalam bahasa Jowo...”). Dibalut dengan warna etnik Jawa Timuran yang dinamis serta ber-beat ska, cerita anak muda urban ini begitu mengalir. Pilihan kata-kata apa adanya dengan bahasa jawa anak muda.

"Anda juga akan banyak menyimak kehadiran instrumen-instrumen perkusi khas Indonesia. Mulai dari kendang, calung, hingga sitar Bali yang begitu mistis. SM dibantu Sabar Dagelong, seorang sahabat yang memang memperdalam perkusi etnik selain sebagai vokalis juga gitaris sebuah band rock," tulis Sentimental Moods di press release-nya.

Banyak hal yang dibahas sama SM di album ini. Dari persoalan urban khas Jakarta, kepedulian pada penghancuran hutan, penghormatan sekaligus kesedihan mendalam seorang anak di kematian Ayahnya juga sahabatnya, hingga tribut untuk musisi idola mereka macam Monk Ska (tribut untuk Theolonius Monk) dan Orbit (tribut untuk Skatallites).

Latar inilah yang akhirnya mempertemukan SM dengan kata “Semburat”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki definisi “percikan aneka warna dalam sebuah bidang...”.

"Yang dalam konteks album kedua ini, menggambarkan begitu banyak unsur, aksen, hingga emosi personal dari beragam latar belakang tiap personelnya. Dan semua berada dalam satu bidang, media, atau sebut saja panggung bernama Ska," paparnya.

Setelah dirilis dalam bentuk digital di layanan-layanan streaming macam Spotify, iTunes, Joox, dan lainnya di April 2017 lalu, kini album Semburat juga dirilis fisik.

Di-support proses produksi serta pendistribusiannya oleh DoggyHouse Records, tak lain label rekaman yang dibangun para personel Shaggy Dog. Langsung dalam dua format fisik CD dan kaset yang disebar ke hampir seluruh kota di Indonesia.

Tag

Editor : Alvin Bahar