Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan aksi "bullying" kepada seorang mahasiswa berkebutuhan khusus di Kampus Universitas Gunadarma.
Rekaman ini ramai beredar di media sosial dan jadi viral. Dalam video tersebut, tas korban ditarik oleh seorang mahasiswa. Korban pun berusaha untuk melepaskan diri hingga terhuyung.
Akhirnya, si korban berhasil lepas dan sempat melemparkan tong sampah kepada pelaku.
Para mahasiswa lainnya yang melihat kejadian ini bukannya menolong, tetapi malah ikut menonton sambil bertepuk tangan.
Berikut 5 fakta dari kasus bully-ing tersebut, dikutip dari Kompas.com.
1. Ada tiga tukang bully
Pihak Rektorat Universitas Gunadarma sudah menindaklanjuti laporan yang menyebutkan adanya dugaan aksi perundungan atau bullying oleh para mahasiswanya terhadap seorang rekannya yang merupakan anak berkebutuhan khusus.
Wakil Rektor III Universitas Gunadarma, Irwan Bastian, mengatakan, pihaknya akan segera memanggil para mahasiswa terduga pelaku bullying tersebut.
"Yang jelas di Gundarama ada tata tertib kehidupan kampus yang harus dipatuhi oleh mahasiswa. Jadi nanti kalau dari hasil penyelidikan para pelaku itu bersalah, tentu akan ada sanksi yang harus diterima," kata Irwan saat ditemui di Kampus Universitas Gunadarman, Jalan Margonda, Depok, Senin (17/7/2017).
Menurut Irwan, sampai saat ini para mahasiswa yang diduga sebagai pelaku bullying di Kampus Universitas Gunadarma ada tiga orang.
2. Pelakunya masih teman sekelas
Dari yang terekam dan viral di media sosial, Irwan menyebut peristiwa terjadi di Kampus Universitas Gunadarma yang ada di Kelapa Dua, Depok.
"Angkatan 2016. Mereka, baik korban maupun para pelaku teman satu kelas sebetulnya," ujar Irwan saat ditemui di Kampus Universitas Gunadarma, Jalan Margonda, Depok, Senin (17/7/2017).
3. Pelaku sudah minta maaf
Para mahasiswa Universitas Gunadarma yang diduga jadi pelaku perundungan atau " bullying" terhadap rekannya yang merupakan anak berkebutuhan khusus disebut sudah meminta maaf kepada pihak keluarga korbannya.
"Kita sudah menghubungi Farhan dan keluarganya. Bahkan para pekaku yang juga teman sekelasnya ini sudah datang untuk minta maaf," kata Wakil Rektor III Universitas Gunadarma Irwan Bastian saat ditemui di Kampus Universitas Gunadarma, Jalan Margonda, Depok, Senin (17/7/2017).
Irwan menyampaikan hal tersebut berdasarkan pengakuan pihak keluarga dari mahasiswa yang jadi korban "bullying".
4. Tukang bully bakal kena sanksi
Irwan menyebut hasil pemeriksaan terhadap ketiga terduga pelaku inilah yang nantinya akan jadi dasar pemberian sanksi.
"Yang jelas di Gunadarma ada tata tertib kehidupan kampus yang harus dipatuhi oleh mahasiswa. Jadi nanti kalau dari hasil penyelidikam para pelaku itu bersalah, tentu akan ada sanksi yang harus diterima," kata Irwan saat ditemui di Kampus Universitas Gunadarman, Jalan Margonda, Depok, Senin (17/7/2017).
5. Kampus Gunadarma didatangi aktivis
Sekelompok orang yang menyatakan berasal dari berbagai organisasi dan yayasan terkait perlindungan terhadap orang berkebutuhan khusus mendatangi Kampus Universitas Gunadarma, Jalan Margonda, Depok, Senin (17/7/2017).
Mereka datang pasca kasus perundungan atau bully yang dialami seorang mahasiswa berkebutuhan khusus di kampus tersebut. Salah seorang yang datang diketahui bernama Farida Lucky Utami.
Ia mengaku berasal dari Yayasan Cinta Sahabat Spesial. Menurut Farida, ada 37 perwakilan organisasi dan yayasan yang datang pada hari ini. Menurut Farida, mereka datang untuk mengajak pihak rektorat berdialog.
"Kami ke sini untuk berkoordinasi dengan pihak kampus untuk berdialog dengan pihak rektor dan memprotes kejadian ini. Dengan kejadian seperti ini lingkungan kampus belum siap menerima mahasiswa anak berkebebutuhan khusus," kata Farida.
Artikel ini dikurasi dari topik Kompas.com berjudul "Remaja Berkebutuhan Khusus Di-bully di Kampus"