4 Penyebab Jerman Sukses Jadi Juara Piala Konfederasi 2017

Senin, 03 Juli 2017 | 03:26
Alvin Bahar

Jerman juara Piala Konfederasi 2017

Tendangan jarak dekat Lars Stindl pada menit ke-20 ke gawang Cile bikin Jerman sukses meraih Piala Konfederasi pertamanya.

Sebelumnya, pencapaian terbaik Die Mannschaft adalah menempati peringkat ketiga pada Piala Konfederasi 2005 sebagai tuan rumah.

Ada sejumlah faktor yang bikin Jerman sukses jadi juara Piala Konfederasi. Mau tau apa aja? Cek di bawah ini ya!

1 - Pemain muda super oke

Nggak ada nama yang telah mendunia seperti Thomas Mueller atau Mats Hummels di dalam skuat yang dibawa pelatih Joachim Loew ke Rusia.

Mayoritas amunisi yang dipanggil Loew adalah mereka yang masih minim pengalaman.

Dari 23 pemain, hanya enam orang yang merupakan alumni Piala Eropa 2016. Hanya tiga orang yang bermain di Piala Dunia 2014.

Nggak ada satu pun anggota tim nasional Jerman yang usianya sudah menginjak 30 tahun. Bahkan, hanya lima pemain yang berusia lebih tua dari 25 tahun.

"Saya mengerti orang-orang beranggapan bahwa tanpa adanya para jawara dunia dan nama besar, tak ada daya tarik di turnamen musim panas ini," ucap Loew seperti dikutip situs Deutschewelle.

"Namun, saya yakin masih ada cukup banyak penggemar yang tertarik untuk mengenal lebih dekat generasi berikutnya dari tim nasional Jerman," imbuhnya.

Pilihan Loew buat pake pemain muda berbuah manis. Aksi para panzer belia itu sangat memukau di Piala Konfederasi.

Jerman menempatkan tiga pemain sekaligus di puncak daftar raja gol Piala Konfederasi 2017. Timo Werner, Lars Stindl, dan Goretzka sama-sama bikin tiga gol.

Toh, sebenarnya masih ada misi lain buat Loew.

"Misi utama kami adalah mempertahankan gelar juara dan suntikan pemain baru akan punya efek bagus. Pada akhirnya kami bisa dianggap sukses kalo ada tiga atau empat pemain dari Piala Konfederasi yang bisa masuk ke skuat Piala Dunia," katanya.

2 - Kepercayaan pelatih kepada striker kontroversial

Meski mampu mengoleksi 21 gol sepanjang Bundesliga 2016/17, penampilan Timo Werner di tim nasional Jerman nggak mendapat sambutan baik dari pendukung Der Panzer.

Publik Jerman belum mau melupakan aksi diving yang dilakukan striker milik RB Leipzig ini dalam partai Bundesliga kontra Schalke pada Desember 2016.

Alhasil, Werner harus pasrah menerima cemoohan suporter dalam penampilannya pada partai uji coba kontra San Marino (10/6/2017).

Beruntung, Joachim Loew selaku pelatih tim nasional Jerman tetap memberi dukungan penuh terhadap dirinya.

Loew sempat meminta para suporter memaafkan Werner dan nggak lagi mengejek pemain tersebut.

Hasilnya, Werner berhak atas Sepatu Emas menilik kontribusinya untuk Jerman. Striker berusia 21 tahun itu berhasil cetak tiga gol dengan dua assist!

3 - Kapten muda berpengalaman

Nggak sedikit yang memberikan cap negatif terhadap Julian Draxler saat meninggalkan Wolfburg untuk bergabung dengan Paris Saint Germain.

Maklum, gelandang Jerman berusia 23 tahun ini dikabarkan berulang kali "merengek" kepada manajemen Die Wolfe untuk dijual.

Toh fakta itu tak mengurungkan niat pelatih tim nasional Jerman, Joachim Loew, untuk menunjuk Draxler sebagai kapten tim di Piala Konfederasi 2017.

Draxler merupakan pemain dengan cap terbanyak di skuat Jerman saat ini. Ia telah membela negaranya sebanyak 30 kali, sekaligus alumnus Piala Dunia 2014 serta Piala Eropa 2016.

Pada laga uji coba kontra Denmark pekan lalu, Draxler terbukti mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

"Dia masih harus berkembang dalam menjalankan peran ini dan proses tersebut membutuhkan waktu lama. Akan tetapi, jadi kapten adalah pengalaman baik baginya," ucap Loew.

Di sisi lain, Draxler juga telah menunjukkan bahwa dirinya memang layak jadi pemimpin di lapangan.

"Jadi kapten tim adalah sebuah kehormatan. Saya akan memanfaatkan Piala Konfederasi untuk membuktikan kualitas sebagai pemimpin," tutur Draxler.

"Setiap gelar memang istimewa. Apalagi, kami tak pernah bermain sekompak ini," tutur gelandang serang berusia 23 tahun itu.

Pada Piala Konfederasi 2017, Draxler didaulat sebagai pemain terbaik. Dia pun berhak dengan trofi Bola Emas.

4 - Prediksi beruang kutub

Jerman diprediksi menjuarai Piala Konfederasi 2017 apabila pertandingan final melawan Cile berlangsung hingga babak tambahan.

Final antara kedua tim digelar di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg, pada Minggu (2/7/2017) atau Senin waktu setempat.

Keunggulan Jerman ini diprediksi Nika, seekor beruang kutub yang ada di Kebun Binatang Moskwa.

Beruang berjenis kelamin perempuan ini memprediksi sang juara turnamen melalui dua tahap.

Awalnya, dia disodori dua mangkuk berisi makanan. Masing-masing mangkuk ditandai dengan bendera.

Dia memilih makanan di mangkuk dengan penanda bendera Cile, tetapi nggak berselang lama dia beralih menyantap makanan di mangkuk berbendera Jerman.

Hal tersebut menunjukkan pertandingan diprediksi berakhir imbang hingga waktu reguler.

Nika kemudian melakukan prediksi siapa pemenangan pada babak tambahan. Caranya adalah petugas dengan waktu bersamaan melempar dua bola ke sebuah kolam.

Kedua bola tersebut sudah dinamai dengan nama masing-masing negara. Hasilnya, Nika memilih bola Jerman dan membawa si kulit bulat tersebut ke pinggir kolam.

Nika memang memiliki kesukaan terhadap sepak bola. Dia sering bermain bola di kolam renang dan membawanya saat tidur.

Petugas di Kebun Binatang Moskwa menghubungi perwakilan FIFA untuk melibatkan Nika pada Piala Konfederasi.

Singkat cerita, dia kini mendukung Welcome2017, program turis untuk Piala Konfederasi 2017 dan Piala Dunia 2018.

Nika ditugaskan untuk menebak pemenang dalam sebuah pertandingan.

Nika sukses memprediksi Jerman berhasil mengalahkan Kamerun dan Meksiko menjungkalkan Rusia, dan tentunya, bikin Jerman jadi juara!

Artikel ini telah tayang di Juara.net dengan judul "Piala Konfederasi 2017: Jerman Menghapus Citra Buruk"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya