Nggak Cuma di Indonesia, 6 Klub Bola Luar Negeri Ini Juga Dimiliki Oleh Pihak Militer

Senin, 26 Juni 2017 | 09:24
Alvin Bahar

CSKA Moskow

Sepak bola Indonesia dihiasi oleh dua klub yang memiliki latar belakang militer ataupun kepolisian, yakni PS TNI dan Bhayangkara FC.

Ya sebenarnya sih udah bisa ditebak dari namanya kok, PS TNI dinaungi oleh pihak militer, sedangkan Bhayangkara FC dari kepolisian.

Namun, fenomena seperti ini ternyata bukan cuma terjadi di Indonesia doang. Sebab, ada beberapa klub di negara lain yang juga dimilikin sama pihak militer dan kepolisian.

Penasaran kan siapa aja sih klub-klub yang dimaksudkan tadi? Yuk, cek ulasannya.

1. CSKA Moskow (Rusia)

Klub yang satu ini dibentuk oleh pihak militer Uni Soviet pada 1911 silam. Namun, sejak Uni Soviet mengalami perpecahan, kepemilikan CSKA dibagi menjadi dua, yakni kementerian pertahanan Rusia dan tentara nasional.

CSKA sendiri kini bisa dibilang sebagai salah satu klub tersukses di Rusia. Selain kerap menghasilkan pemain untuk tim nasional Rusia, seperti Alan Dzagoev, Igor Akinfeev, dan Sergei Ignashevich, CSKA juga cukup sering mentas dalam kompetisi benua biru, baik Liga Champions, maupun Liga Eropa.

2. Army United (Thailand)

Klub yang satu ini dibentuk oleh pihak kepolisian dan angkatan darat Thailand pada 1916 silam. Awalnya sih, klub ini dinamai Royal Thai, namun pada 2010 diubah menjadi Army United.

Prestasi Army United sendiri sebenarnya kurang menonjol. Mereka hanya bermain di kasta kedua persepak bolaan Thailand dan lebih sering menempati posisi papan tengah.

Wajar aja sih, soalnya sebagian besar pemain Army United juga merupakan polisi atau tentara aktif yang menjalankan tugasnya dari Senin sampe Jumat. Jadi, baru pas akhir pekan aja mereka bisa fokus main bola.

3. Dynamo Dresden (Jerman)

Klub yang satu ini dibentuk pada 1953 silam, dan sebagian besar pemainnya merupakan anggota kepolisian kota Dresden. Meski kini hanya bermain di kasta kedua Bundesliga, Dresden dahulu sempat begitu disegani sebagai salah satu klub raksasa Jerman.

Ya, pada akhir era 70-an, Dresden berhasil menembus kompetisi Eropa, Liga Champions. Alhasil, mereka pernah menjajal kekuatan beberapa klub besar, seperti, Juventus, Benfica, dan FC Porto.

4. Army GTI (Filipina) Pihak tentara Filipina membentuk klub ini pada 1957 silam, awalnya guna memperkenalkan olahraga dan kebugaran fisik kepada masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, Army GTI mulai mengembangkan diri sebagai klub sepak bola profesional.

Kini, Army GTI bermain di kasta kedua persepak bolaan Filipina, UFL Division 2. Pada 2003 lalu, klub yang berjuluk The Troopers tersebut, juga pernah menyambangi Indonesia untuk bermain di turnamen antarklub se-Asia Tenggara.

5. Sangju Sangmu (Korea Selatan)

Awalnya, klub yang dibentuk pada 1984 ini, dinamai dengan Korea Armed Forces Athletic Corps. Namun, masih pada tahun yang sama, pihak militer Korea Selatan memutuskan untuk mengganti nama klub menjadi Sangju Sangmu.

Sangju Sangmu sebenarnya ibarat klub persinggahan bagi para pesepakbola muda Korea yang sedang menjalani wajib militer. Jadi, para pesepakbola Korea bisa tetap berkarier sembari memenuhi tugas negaranya.

Meski begitu, pengurusan klub ini jelas nggak sembarangan. Buktinya, Sangmu kini bermain di kasta tertinggi persepak bolaan Korea Selatan, K-League Classic.

6. Warriors FC (Singapura)

Awalnya, klub yang berdiri sejak 1975 silam ini merupakan wadah bagi para pesepakbola bertalenta yang ingin melayani negaranya lewat sepak bola. Namun, lambat laun, Warriors FC mulai mengembangkan diri sebagai klub profesional di Singapura.

Status kepemilikan Warriors FC sendiri dipegang oleh pihak militer. Meski begitu, prestasi yang mereka raih bisa dibilang cukup mentereng.

Warriors FC sudah sembilan kali menjuarai gelaran S-League, kompetisi kasta tertinggi persepak bolaan Singapura. Mereka juga sempat menjajal dua kali gelaran Liga Champions Asia, dan dua kali AFC Cup. (Tomy)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya