Hari Ke-9 Magang HAI: Semestinya Bukan Hari Terakhir

Sabtu, 24 Juni 2017 | 14:44
Rizki Ramadan

Blog anak magang hari ke-9

Kalau dilihat dari jadwal yang sudah ditetapkan, HAI Internship Program 2017 ini berakhir pada 23 Juni 2017 alias Jumat besok! Tapi, karena simpang siurnya aturan cuti bersama yang ditetapkan Pak Jokowi namunsialnyanggak diterapkan oleh kantor HAI, jadi program magang untuk para lulusan SMA yang menolak gabut ini dicukupkan di hari ke-9.Sempat gue ajukan untuk tetep selesai di hari ke-10 tapi ternyata mayoritas pada nggak setuju. “Gue mau mudik, Kak,” kata Zhafira. “Gue mau beli baju lebaran, kak,” sahut Nisa.

Kami memulai hari ke-9 dengan rapat di akuarium (sebuah tempat dengan dinding kaca seluas 3x3 meter yang dulunya adalah ruang pemred, namun sekarang diubah jadi ruang rapat) pukul 11.00. mestinya, sih, mulai jam 10.30 tapi kami nunggu Nisa bangun dulu dari tidur paginya yang ditemani bantal berupa novel Pulang dan kami mesti nunggu Fachrul dateng dulu.

Gue membuka rapat dengan ngomongin kerjaan. Yaelah hari terakhir masih aja ngomongin kerjaan. Hehe. Tapi ya namanya juga magang, bro, mesti belajar kerja kita. Kami sepakat untuk bikin artikel berisi hasil survei tentang perolehan THR anak-anak muda, terus si Anggit mengusulkan bikin artikel tentang kampus-kampus luar negeri yang punya ekskul gamelan. Sementara Nisa dan Zhafira kedapetan tugas bikin artikel tentang efek samping lebaran. Karena ini hari terakhir, tugas nulisnya cukup 1 artikel saja. Biar bisa ngabisin waktu untuk main dan mempersiapkan the so called pesta perpisahaan sponsored by diskonan Domino’s Pizza.

Beres ngomongin tugas, gue memulai sesi evaluasi. Nggak banyak yang gue sampein. Intinya, gue sebagai koordinator program magang ini berterima kasih banget sama para peserta karena sudah meramaikan Hai yang mulai ditinggal lulus beberapa awaknya dan karena udah bikin HAI-online.com jadi rame dengan artikel-artikel khas yang dibuat dari anak SMA langsung. Kalau gue total, udah ada 80-an artikel yang dibikin 5 peserta magang ini dalam 9 hari. Langganan ditarik LINE Today pula. Wuih! Brown dan Conny pasti bangga.

(Artikel peserta magang bisa dilihat di link ini)

“Tulisan dan kinerja kalian tuh kayaknya baru gue bisa capai saat gue magang pas kuliah deh, lah ini kalian baru lulus SMA udah bisa nulis feature, berani wawancara orang,” kata gue.

Lalu Nisa bertanya tentang apakah ada evaluasi tentang masing-masing peserta magang. Saat itu, gue menjawab bahwa nggak ada evaluasi khusus. Sebagai gantinya, ada baiknya gue cerita tentang para peserta magang ini satu persatu. Gue mulai dari yang abjad awalnya paling belakang dari susunan alfabet. Siapa lagi kalau bukan si japra alias Zhafira.

Zhafira bersama idolanya.
Zhafira adalah tipe anak yang mager-mager produktif. Walau selalu nyempetin diri untuk ngelanjutin marathon nonton series di kantor—dari mulai Riverdale sampe Anak Jalanan dan Mesin Waktu; serta mantengin penyanyi-penyanyi ganteng di Youtube; Zhafira tetap giat wawancara temen-temennya dan lanjut nulis artikel.

Bahkan, Zhafira pernah ngetik artikel di perjalanan Uber. Dan bahkan (lagi), doi pernah tuh sampe ngetik artikel di dalam mimpinya saat tertidur di samping laptop di kasur kantor. Kerajinannya pun terbukti bahkan sebelum dia sampe kantor, gimana nggak dari rumahnya yang di B.E.K.A.S.I ke Kebon Jeruk kan butuh waktu senggaknya dua jam untuk sampe.

Dio yang gara-gara magang di HAI akhirnya nyobain main CS
Kedua adalah M. Awaludin Fir-DIO-us. Seharusnya di hari ketiga magang Dio datang dengan rambut botak pelontos, namun nazarnya itu batal lantaran web SBMPTN menyuruh dia untuk jangan putus asa alih-alih mengumumkan Dio mesti daftar ulang ke Filsafat UI. Jangan sedih, Yo. Selama pemikiran terbuka dan ada niat berpikir, kita selalu berfilsafat. Haha.

Dio adalah peserta magang yang paling ngeyel kalau dikasih ide artikel. Karena ujung-ujungnya dia bikin artikel yang sesuai dengan kesukaannya dia, yaitu teknologi. Diminta wawancara Adrian Yunan, artikel yang dia kirim malah ulasan laptop gaming yang harganya sama kayak biaya ketring nikahan. Tapi nggak apa-apa, artikel garapan Dio tetep keren. Bahkan, ketika dia mangkir dari tema teknologi dan nulis tentang pendidikan, artikelnya di-view nggak kurang dari 22 ribu netizen.

Ngomong-ngomong, huruf penyusun Nisa dan Sani itu sama yah. Apakah itu pertanda bahwa....
Selanjutnya Nisa si mahasiswa baru Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya yang mantep bakal milih jurusan Jurnalistik nantinya. Nisa paling suka tantangan. Walau terlihat tegang, tapi dia tetep jalan ngewawancara sejumlah artis. Dia juga yang sering ngajuin diri untuk bikin artikel yang mesti ada narasumbernya. Ya, doi sempet chatting panjang sama pejabat di Kemendikbud, lho, demi bikin artikel klarifikasi rencana aturan soal UN yang bakal esai semua itu.

Ada dua cowok yang selalu bikin cewek yang hobi ngetik di sofa sambil liat pemandangan inigirang banget kerja di kantor. Pertama, Janitra Satriani, musisi idolanya yang akhirnya ia wawancara, bahkan cuma berduaan di sebuah kafe pada malam Minggu. Kedua, Adi, wartawan HAI yang emang paling heboh sekantor dan hobi gangguin anak magang. Di hari terakhirnya, Nisa dibonceng sampe rumah sama Adi karena jalan pulangnya yang katanya, sih, searah.

(Bukan) Mantan Pemimpin Redaksi HAI
Anak magang berikutnya adalah yang paling bikin segan sekilas. Soalnya penampakannya mirip banget sama mantan Pemred Hai yang dulunya duduk di akuarium. Namanya adalah Felix Anggita. Lulusan baru SMA Gonzaga, tiap hari berangkat dari Cinere ngelewatin kemacetan Jekartah yang kadang sama kejamnya kayak orde baru. Tapi herannya, Anggit selalu dateng sebelum jam 10.

Cowok yang bokapnya eks wartawan ini getol bener kalau udah nulis berita apalagi kalau udah nulis artikel tentang cewek-cewek hot yang sepanas Balpirik merah. Dilihat dari waktunya aja, kecepatan Anggit nulis artikel itu udah kayak wartawan Detik.com di lapangan. Semua curiga, Anggit pakai cheat biar skill kecepatan nulisnya 9999. Walau ngaku lebih suka jadi kriminolog atau bahkan Polisi, gue rasa bakat wartawannya bakal terus dia asah diem-diem, tuh. Kita lihat aja nanti apakah dia lebih sering latihan jadi polisi dengan main CS atau latihan jadi wartawan dengan ngebuka Ms. Words.

Fachrul dengan pose andalannya
Akhirnya sampe ke yang terakhir. Cowok yang satu ini sering dianggep sebagai duta Zalora yang nyamar jadi anak magang. Soalnya, dia getol banget ngajakin orang belanja dan ngasih voucher miliknya biar dia dapet tambahan poin.

Ada yang mau tau namanya? Hah, nggak mau? Wah… wah… wah. Nyesel lo nanti. Perkenalkan, doi adalah Fachrul, lulusan SMAN 78 Jakarta tinggal di Ciledug, yang siap jadi mahasiwa Sastra Perancis tapi masih ngebet kuliah di Turki. Dari gelagatnya, sih, Fachrul yang juga berprofesi sebagai atlet panjat sosyel ini emang jago bikin kontendi bidang entertainment dan fesyen. Pun, selama di kantor, dia juga termasuk yang menghibur dan bergaya. Selama magang ini, dia nggak cuma banyak ketemu artis tetapi juga setan. Hehe, maklum, dia pernah dapet tugas nonton film Jailangkung. Tapi katanya, setan di film itu masih kalah serem dibanding kecelakaan kecil yang sempat menimpanya saat di perjalanan ke kantor.

Oke, gue udah di penghujung tulisan. Gue harus menentukan, apakah blog terakhir ini akan ditutup dengan yang menye-menye, yang kocak, atau sok motivasional.

Ah… gue jadi inget, saat di toilet kemarin, Anggit menanyakan hal sama yang pernah ditanyakan Nisa.

"Kak, kenapa, sih lo mau buka program magang. Padahal, kan, jadi nambah kerjaan lo?" kata si Anggit di saat air seni yang nggakartsysama sekali, meluncur ke pembuangannya.

Ada dua jenis jawaban untuk pertanyaan itu. Jawaban yang keren, dan jawaban yang sebenarnya. Jawaban kerennya adalah, karena ya emang HAI mau menambah keluarga besarnya. HAI mau ngasih kesempatan untuk kalian paradedek-dedek 17-18 tahun yang baru saja copot seragam untuk merasakan "serunya" jadi reporter di media anak muda paling kece, senggaknya di seantero Kebon Jeruk. Daripada kalian gabut di rumah, mending berkegiatan yang menghasilkan sertifikat yang bisa meramaikan CV kalian, ketemu temen baru, dan bukan nggak mungkin, memulai karier sebagai wartawan contributor HAI untuk kemudian.

Nah, sementara jawaban sebenarnya ternyata nggak akan seru untuk diceritakan di blog ini. Ada baiknya, kalian cobain aja ngelamar kalau HAI lagi buka HAI Internship Program lagi terus kulik sendiri deh pengalamannya.

Sampai jumpa di program magang berikutnya…

Tak lupa, magang ini juga diramaikan oleh Samuel Purnomo. Beda dengan yang lain, Sam magang sebagai desainer. Pun masa kerjanya 4 bulan. Mangat, Sam.
Dan juga Kidut, anak HAI School Crew yang dua kali datang ke kantor membuat rame program magang ini dan membuat batal orang solat magrib berjamaah. Haha

Tag

Editor : Rizki Ramadan