Janitra Satriani: Musik Popnya Yang Kalem Bikin Hati Adem

Kamis, 22 Juni 2017 | 07:16
Rizki Ramadan

Janitra Satriani

“Aku udah sampai nih,” ucap Sani via WhatsApp. Nggak lama setelahnya, cowok yang memakai kaos hitam logo Nirvana, jaket denim, serta ripped jeans bernama lengkap Janitra Satriani itu sudah di hadapan gue.

Saat itu adalah Sabtu (17/06) sore, gue sengaja membuat janji dengan Sani di Tjikini 17 yang tak jauh dari tempat Sani bekerja sebagai arsitek, untuk mewawancarainya. Entah gimana, suasana kafe yang oldies ini, kok, bikin gue inget dengan lagu-lagunya Sani. Sama-sama kalem, tetapi bikin hati jadi rame dan hidup.

Bagi kalian yang suka ngikutin sidestream scene mesti udah pernah dengar nama Sani. Ya, doi emang udah sering tampil. Pensi SMAN 8 Jakarta dan Brawijaya Fashion Week salah duanya. Di dunia maya pun Sani udah punya banyak pendenger. Tengok lah Soundcloudnya, lo akan mendapati sejumlah lagu cover asik yang udah di-post sejak lima tahun lalu. Sani juga punya lagu-lagu dari proyek solo yang ia garap sendiri di kamarnya, dan sudah ia edarkan di Soundcloud pada tahun 2013 ketika mengeluarkan Horizon EP.

Bagi gue, satu kalimat untuk mendeskripsikan musik Sani; adem dan menenangkan. Mendengarkan lagu Sani paling cocok ketika sedang berduaan dengan sunyi atau lagi iseng jalan-jalan menikmati gemerlap lampu-lampu Jakarta ditemani secangkir kopi. Mungkin, setelah ini kamu nggak bakal siap untuk “Farewell” dari musisi yang satu ini.

Kalau ditanya tentang genre lagu, Sani sendiri yang menegaskan kalau musiknya masuk ke aliran musik pop. Sekali dengar, lo juga pasti setuju. Sebagaimana musik pop yang selalu dekat dengan keseharian, lirik-lirik lagu Sani pun terinspirasi dari cerita unik teman-temannya atau cerita unik dari Sani sendiri.

Proyek Indie Dari Dalam Kamar.

Cowok kelahiran 22 tahun silam yang mulai nge-band sejak kelas dua SMP ini mengaku kalau semua lagu solonya semuanya murni hasil karya sendiri, mulai dari nulis lirik, artwork sampai mixing. Kerennya lagi, semua lagu Sani yang bisa kalian nikmati mulai dari streaming di Soundcloud sampai iTunes, semuanya berasal dari kamar cowok berkacamata yang satu ini.

“Untuk artwork itu juga aku sendiri. Kecuali untuk yang Millennials, itu hasil foto adikku. Kebetulan aku punya adik dan dia hobi di bidang fotografi. Karena Millennials EP ini tentang orang-orang terdekatku, jadi sekalian aja artwork-nya pun dari orang orang terdekatku juga,” terangnya.

Sekarang, rencana Sani dengan karirnya dalam musik ada satu yang bakal jadi batu loncatan; bikin music video (MV). Yup, selama ini Sani selalu merilis EP namun belum pernah merilis music video buat lagunya. Walaupun belum mau ngasih tahu lagu apa yang bakal jadi jalan cerita dari MV yang ia rencanakan, Sani tampaknya cukup serius untuk menggarap MV perdananya.

“Sebenarnya selain MV tertarik juga buat rilis full length album. Tapi itu butuh budget besar dan sumber dayaku terbatas. Jadi yang bisa dilakuin sekarang ya rilis online,” cerita Sani. “Selama aku masih ngumpulin orang-orang yang suka sama musik aku, aku bakal rilis online dulu.”

Mulai Bermusik Sejak SMP. Bawain Metal!

Kalau kalian yang pernah dengar lagu Sani, pasti nggak bakal terlintas di pikiran kalian kalau Sani dulu pernah gabung dengan band metal selama masa SMP nya. Terus terang, musik Sani memang lebih cocok ke suasana yang chill dan ringan didengar. Siapa sangka, ternyata pengalaman Sani menjadi anggota band adalah ketika doi gabung dengan band metal teman-teman satu angkatan.

“Waktu SMP kelas 8 dulu aku sempat main di band metal,” cerita cowok yang pengen kolaborasi sama Fathia Izzati ini. “Justru dulu awal belajar main gitar dari band metal. Karena band metal juga beli gitar elektrik. Tapi akhirnya eksplor musik lain dan akhirnya lebih cenderung ke pop.”

Ketika ditanya lebih milih band atau solo, Sani ngaku kalau dia lebih milih buat jadi musisi solo. Menurut Sani, ngeband itu menyenangkan, ditambah kalau ngeband bisa dapat pengaruh dari banyak orang. Sayangnya, kadang justru malah jadi nggak efektif. Banyak aspek yang bikin Sani lebih milih jadi penyanyi solo kayak sekarang, mulai dari komitmen anggota band-nya yang nggak seberapa sampai sulitnya bagi waktu. Sedangkan kalau solo, Sani bisa lebih ekspresif dengan karyanya.

Perjuangan Jadi Cowok Suka Pop Di Masa SMA

Saat masuk masa SMA, perjalanan musik Sani ternyata mengalami gonjang-ganjing, bro. Bahkan, ia ngaku ogah mengulang masa SMAnya.

Wah, kenapa nih?

“Banyak aspek sih yang bikin aku nggak mau ngulang SMA. Mulai dari senioritas, yang bikin paling nggak nyenengin sih, saat itu orang-orangnya nggak open minded. Bahkan dulu pun aku nggak dianggap sebagai musisi ketika SMA,” kenang Sani. “Makanya dari dulu aku fokus di online. Karena menurut ku, dulu, di kehidupan real ku, aku nggak difasilitasin.”

Untungnya pas kuliah, Sani merasa bisa lebih bebas berekspresi. Makin banyak yang support setelah ia lulus dari SMA. Memang sih, kalau diperhatikan, kebanyakan EP yang ia rilis semuanya pada waktu masih kuliah. “Jadi ya, pas SMP dan SMA aku merasa ketahan. Sayang sih, sebenarnya. Tapi banyak belajar juga akhirnya.” terangnya.

Pesan Sani untuk Lo yang Ingin Jadi Musisi

Pasti banyak anak-anak SMA yang ngalamin hal serupa seperti Sani; mulai dari band atau tertarik untuk berkarir sebagai musisi. Berdasarkan pengalamannya, ada satu saran dari Sani buat kalian.

“Jangan kebanyakan alasan,” tegas Sani. “Jangan punya ide tapi nggak dilakuin. Kebanyakan ide juga nggak bagus. Lebih baik punya satu ide tapi tahu cara mengeksekusinya.” Lanjutnya.

Kata-kata Sani di atas bisa dijadikan masukan buat kalian yang memang punya bakat dalam bermusik. Apalagi sekarang dunia musik nasional memang lagi banyak kedatangan band-band baru yang kreatifnya luar biasa. Mungkin, ada juga dari kalian yang mengalami masalah yang sama dengan Sani ketika masih sekolah. Tapi, kalau memang itu mimpi dan kamu ingin dan tahu gimana merealisasikannya, nggak ada alasan buat berhenti.

Good luck for your next project, Sani! Ditunggu ya, karya-karya selanjutnya!

(Penulis: LatifaKhairunnisa)

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya