Delapan pelajar SMA Unggul dan 2 mahasiswa DEL Laguboti, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, diajaka NASA untuk melakukan penelitian fermentasi tempe di luar angkasa.
Partisipasi SMA Unggul Del merupakan eksperimen ilmiah yang pertama dilakukan oleh siswa SMA di NASA, bukan hanya pertama di Indonesia tetapi juga yang pertama di seluruh Asia.
“Peluncuran eksperiman ilmiah ke ISS ini adalah yang kedua dilakukan oleh SMA Unggul DEL. Diharapkan langkah ini bisa memberikan inspirasi bagi para siswa dan generasi muda Indonesia untuk lebih giat aktif berpartisipasi dalam bidang sains,” katanya.
Pada bulan Oktober tahun lalu, eksperimen siswa Indonesia ke ISS meraih penghargaan juara kedua dari American Society for Space and Gravitational Research (ASGSR) dalam pertemuan tahunan mereka di Cleveland, Ohio.
Perangkat eksperimen ilmiah tahun ini dirancang dan dibuat oleh 10 siswa SMU Unggul DEL, yaitu Theodora Mega Putri Lumban Gaol, Putry Yosefa Siboro, Afner Sirait, Arico Liberty Setiawan Sembiring, Oliver Danofan Nainggolan, Rejoel Mangasa Siagian, Matthew Addrian Silalahi, Ronaldo Simatupang, Ruth Johana Hutagalung, dan Stanley Martin Siagian, di bawah bimbingan dua guru yaitu Eka Trisno Samosir dan Ari Raharja.
Eka Trisno menjelaskan bahwa tujuan utama dari eksperimen ilmiah ini adalah untuk meneliti pengaruh mikrogravitasi terhadap proses fermentasi kedelai dengan bantuan ragi (yeast).
"Proses fermentasi kedelai akan menghasilkan makanan tradisional yang dikenal sebagai tempe di Indonesia. Berdasarkan hipotesis penelitian ini, mikrogravitas akan mengakibatkan proses fermentasi kedelai akan terjadi lebih cepat dibandingkan dengan proses di bumi," ujar Eko.
Eksperimen ilmiah rancangan siswa SMA Unggul DEL dikonfimasi telah sampai di Stasiun Antariksa Internasional atau ISS, setelah 36 jam meluncur dari landas luncur (launch pad) nomor 39-A di Pusat Antariksa Kennedy, Amerika Serikat, Minggu (4/6) waktu Indonesia.
"Astronot Peggy Whitson yang mengendalikan proses berlabuhnya kiriman paket dari siswa SMA Indonesia itu mengabarkan sampainya paket tersebut ke pusat kendali misi di bumi," terang Arini.
Arini mengatakan, hasil penelitian pertumbuhan fermentasi tempe itu nantinya akan diketahui 30 hari ke depan. Hasilnya diketahui setelah adanya roket yang kembali ke bumi seraya membawa kembali perkembangan fermentasi tempe di luar angkasa tersebut.
"Hasilnya akan kami ketahui 30 hari ke depan setelah paket penelitian itu sudah tiba di luar angkasa. Kita juga bisa memantau perkembangan penelitian itu dari server di NASA Amerika Serikat yang terkoneksi ke Laguboti," ujar Arini.
Artikel ini pertama kali muncul di Kompas.com dengan judul "Dibawa Roket Misi NASA, Tempe Penelitian Siswa Indonesia Tiba di Antariksa"