Ada anggapan, bila sebuah klub sepakbola yang dihuni oleh banyak pemain bintang, nampaknya akan lebih mudah dalam meraih prestasi. Ya, para pemain bintang kerap menampilkan skill olah bola menawan yang begitu sulit untuk dihentikan oleh pihak lawan.
Namun, hal tersebut nyatanya ibarat dua sisi mata pisau. Ego para pemain bintang terkadang sulit diredam, dan justru membuat mereka sulit dipadukan sebagai rekan satu tim.
Seperti yang terjadi kepada beberapa pesepakbola berikut ini. Mereka sama-sama hebat, namun entah kenapa terlihat kurang maksimal bila dimainkan secara berbarengan dalam sebuah klub.
Penasaran kan, siapa saja para pesepakbola yang dimaksud? Yuk, cek ulasannya berikut ini.
1. Francesco Totti dan Alessandro Del Piero
Dua pemain top Italia ini, memang kerap diandalkan negaranya untuk berlaga di ajang internasional. Namun, Totti dan Del Piero justru nampak sulit padu ketika diharuskan bermain dalam satu tim.
Buktinya, kala keduanya dimainkan berbarengan, timnas Italia selalu gagal menjadi juara dalam beberapa gelaran bergengsi, mulai dari Piala Eropa 2000 dan 2004, hingga Piala Dunia 2002.
Barulah pada Piala Dunia 2006, timnas Italia mulai mencadangkan Del Piero dan memilih Totti sebagai pemain utama. Hasilnya, jelas sungguh memuaskan, Gli Azzurri berhasil menjuarai gelaran tersebut.
Ya, kurang padunya Totti dan Del Piero itu, lantaran keduanya selalu terlibat persaingan panas di ajang Serie A (Totti AS Roma, dan Del Piero Juventus). Bahkan, rivalitas ini sampai merembet dalam hal perebutan nomor punggung 10 di timnas Italia.
2. Zlatan Ibrahimovic dan Lionel Messi
Saat ibra masih membela Barcelona, ia diharuskan bekerjasama dengan pemain hebat lainnya, yakni Messi. Namun, keduanya justru nampak kurang padu, hingga akhirnya Ibra harus dilepas Barcelona ke klub lain.
Ya, hal tersebut sangat terlihat dari ungkapan Ibra yang dituangkannya ke dalam buku "I am Zlatan" pada 2011 lalu. Ibra menuturkan, dirinya memang terlibat persaingan sengit dengan Messi, dalam memperebutkan posisi utama sebagai penyerang tengah Barcelona.
"Messi mendatangi Guardiola, serta mengatakan bahwa dirinya nggak mau lagi bermain di sayap kanan. Messi ingin menjadi penyerang tengah. Sementara itu, saya sendiri adalah striker. Namun, Guardiola nggak peduli dengan saya, lalu menuruti permintaan Messi," ujar Ibra.
3. Steven Gerrard dan Frank Lampard
Keduanya merupakan pemain bintang di klubnya masing-masing. Gerrard menjadi ikon sekaligus kapten Liverpool, sementara Lampard akhirnya berhasil merajai daftar pencetak gol terbanyak Chelsea.
Namun, entah kenapa, saat Gerrard dan Lampard ditugaskan sebagai rekan satu tim di timnas Inggris, keduanya nampak nggak bisa padu. Bahkan, ada anggapan yang muncul, jangan memainkan mereka secara berbarengan, dan lebih baik pilih salah satu saja.
Padahal, keduanya sama-sama mengungkapkan, bahwa mereka sebenarnya nggak bermasalah bila harus dimainkan sebagai rekan setim. Ya, penyebab kurang padunya Gerrard dan Lampard ini, memang masih tanda tanya, dan mungkin akan menjadi misteri sepakbola yang nggak akan terpecahkan.(Tomy)