Sekuelnya Rilis Akhir Tahun, Ini 5 Hal Dari Eiffel I’m In Love Yang Bikin Filmnya Sukses Di Tahun 2003

Kamis, 15 Juni 2017 | 05:39
Hai Online

Salah satu adegan Adit dan Tita dalam Eiffel I'm In Love

Pernah denger Eiffel I’m In Love? Pernah denger gimana kecenya akting Samuel Rizal dan Shandy Aulia di film itu? Kalo belom pernah, nah, tepat di penghujung tahun ini, sekuelnya udah dijadwalin bakal tayang, bro!

Yap! Dulu di tahun 2003, film ini merupakan salah satu film drama remaja romantis yang terbilang sangat laris, menyusul kesuksesan Ada Apa Dengan Cinta? yang tayang setahun sebelumnya. Kisah atau jalan cerita dalam film ini diangkat dari novel karya Rachmania Arunita, sementara filmnya sendiri dibikin sama salah satu sutradara kece Tanah Air, Alm. Nasri Cheppy.

Waktu itu, kemunculan film ini juga turut ngasih sumbangsih buat kebangkitan film di Indonesia. Setelah remaja-remaja pada saat itu dibikin baper sama kisah romantis Rangga (Nicholas Saputra) dan Cinta (Dian Sastrowardoyo), film ini datang buat ngasih sesuatu yang nggak kalah bikin cewek-cewek meleleh sama kisah cinta Adit (Samuel Rizal) dan Tita (Shandy Aulia).

Banyak yang bilang, dengan hadirnya sekuel Ada Apa Dengan Cinta? di tahun 2016 silam (dan sukses berat!), maka film ini juga bakalan cakep banget kalo dibikin sekuelnya. So, nggak heran kalo akhirnya di tahun ini sekuel Eiffel I’m In Love mulai digarap, dan digadang-gadang bakal tayang pas akhir tahun.

Kira-kira, emang faktor apa aja yang bikin film ini dulu sempet mendulang kesuksesan?

Well, HAI pun penasaran dan lantas bikin analisis kecil-kecilan.

Dengan segenap keikhlasan dan ketulusan *halah!, ini dia 5 hal dari Eiffel I’m In Love yang bikin filmnya sukses di tahun 2003 menurut HAI. Kamu setuju nggak?

1. Pemainnya

Waktu film ini tayang, Shandy Aulia lagi sering-seringnya muncul di iklan salah satu brand produk deodoran. Tampangnya yang imut serta keberhasilannya memerankan karakter Tita yang nggak kalah menye-menye mungkin jadi salah satu faktor yang bikin banyak orang tertarik sama filmnya. Belom lagi, ada Samuel Rizal yang juga dengan kepala botak dan perawakan tingginya, tampak sukses bikin cewek-cewek naksir. Makanya, penonton film ini banyak banget.

2. Ceritanya

Biasanya, film yang diadaptasi dari sebuah novel itu bakalan punya penonton sendiri yang datang dari kalangan pembaca. Jadi seenggaknya, film ini udah punya target “penonton” yang pasti bakalan nonton.

Tapi kalo boleh dinilai, cerita dalam novel ini sendiri waktu diangkat ke layar lebar emang cukup berhasil memenuhi ekspektasi sebagian pembaca. Maklum, di masanya dulu, nggak banyak film cinta yang bisa kayak gini, sob!

3. Lagunya

Di awal tahun 2000-an sampe beberapa tahun setelahnya, pasangan Melly Goeslaw dan Anto Hoed emang udah terkenal gape banget buat bikin soundtrack beberapa judul film. Nggak ketinggalan, lagu-lagu dalam Eiffel I’m In Love juga merupakan karya-karya Melly Goeslaw yang mendukung kisah melankolis dalam filmnya. Lirik-liriknya yang sederhana namun relate sama kehidupan remaja pada masanya, bikin film ini jadi “lengkap” nian buat menjaring massa.

4. Lokasi Syuting

Kalo lo nanya remaja-remaja pada masa itu, siapa, sih di antara mereka yang nggak pengen bawa pacarnya ke luar negeri? Mungkin semuanya langsung pada ngangguk-ngangguk dan bilang: mau banget ke luar negeri kayak Adit sama Tita!

Yap, di dalam Eiffel I’m In Love, cerita yang kayak gini sempet berlatarkan pemandangan di Paris, Prancis. Pasangan Adit dan Tita duduk di bawa menara Eiffel di malam Valentine, dan banyak penonton yang asik duduk nontonin mereka di bioskop. Hehe…

5. Perkembangan Film Pada 2000-an

Sepengetahuan HAI, perkembangan film pada awal dekade 2000-an emang sedikit tersendat. Jumlah film Indonesia pada saat itu masih belum sebanyak sekarang. Bahkan kehadirannya juga jarang yang memuaskan.

Namun setelah keberhasilan AADC?, serta Eiffel I’m In Love juga datang menyuguhkan sesuatu yang dekat sama remaja di zamannya, wajar kalo mereka berhasil ngedapetin penonton yang banyak. Sukses…berat…!

Tag

Editor : Hai Online