Jangan Melupakan Sejarah Lahirnya Pancasila

Rabu, 31 Mei 2017 | 10:42
Hai Online

Sidang BPUPKI

Setiap kali upacara, Pancasila kita banyak, tiap kali negara sedang mengalami suatu masalah pun Pancasila selalu diingatkan. Dan sejak 2016, tiap tanggal lahir Pancasila, 1 Juni, pemerintah menetapkannya sebagai hari libur.

Kita pasti hapal Pancasila, HAI juga percaya kalau kamu selalu menjunjungnya, tapi apakah kalian tahu gimana awal mula Pancasila?

Perumusan Pancasila ini berawal dari janji kemerdekaan yang diberikan oleh Perdana Menteri Jepang, pada 7 September 1944. Lalu, demi melancarkannya, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Adalah percuma kalau Indonesia merdeka tapi belum punya dasar yang kuat. Maka dari itu, BPUPKI pun sekaligus merumuskan dasar negara dulu sebelum memproklamasikan kemerdekaan.

Selama empat hari, tepatnya pada 29 Mei-1 Juni 1945, BPUPKI rumbukan tentang dasar negara ini. Rapat pertama digelar di gedung Chuo Sangi yang kini bernama Gedung Pancasila.

Ada proses panjang dalam perumusan lima dasar ini. Wikipedia mencatat, ada 11 rumusan yang sempat diajukan sebelum akhirnya mencapai persetujuan.

Yang pertama kali mengusulkan rumusan adalah Muhammad Yamin. Untuk yang belum tahu, Muh. Yamin adalah perumus awal naskah Sumpah Pemuda. Ada lima poin yang dia ajukan:

  1. Peri Kebangsaan
  2. Peri Kemanusiaan
  3. Peri ke-Tuhanan
  4. Peri Kerakyatan
  5. Kesejahteraan Rakyat
Setelah dituliskan di naskah, kerangka tersebut menjadi lebih panjang lagi, yaitu menjadi:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
  3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Namun kemudian, perumus lainnya sangsi dengan benar atau nggaknya Muhammad Yamin telah membuat rumusan itu.

Lalu Dr Soepomo mengajukan rumusan yang kedua. Berisi: Persatuan, Kekeluargaan; Keseimbangan lahir dan batin; Musyawarah, Keadilan rakyat

Hingga pada 1 Juni, Soekarno mengajukan juga lima dasar, yaitu:

  1. Kebangsaan Indonesia
  2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan
  3. Persatuan dan kesatuan
  4. Kesejahteraan sosial
  5. Ketuhanan yang Maha Esa
Dalam pidatonya, Soekarno menyebut lima poin itu sebagai Pancasila. Itulah mengapa 1 Juni dikenang sebagai hari lahir Pancasila.

Setelah usulan Bung Karno itu, BPUPKI bikin tim khusus yang terdiri dari 9 orang untuk merumuskan betul-betul Pancasila itu. 9 orang itu: Soekarno, Muhammad Hatta, AA Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Wahid Hasyim, dan Muhammad Yamin.

Sejumlah rumusan pun diajukan dan mengalami revisi. Sila pertama Pancasila yang dicantumkan dalam Piagam Jakarta adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”

Gagasan itu muncul karena anggapan bahwa banyak pahlawan Indonesia yang berwatak islam. Saat itu, umat islam di Indonesia juga mendominasi hingga 90%.

Namun,sila pertama direvisi. Bangsa Indonesia nggak dilihat dari demografisnya saja, tetapi mempertimbangkan keadaan geografis juga. Indonesia kan terbentang dari Sabang sampai Merauke yang didalamnya ada masyarakat dengan kepercayaan berbeda. Sila pertama pun diubah nggak lagi berdasarkan agama.

Hingga pada 18 Agustus 1945, Pancasila yang ditetapkan adalah yang kita kenal sekarang, yaitu

  1. Ketuhanan yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Diingat baik-baik, yah.

Editor : Rizki Ramadan

Sumber :

Baca Lainnya