Raut muka lonjong itu menyembul dari pintu sebuah rumah mewah di jalan Niaga Hijau Raya, ditemani tiga anak cewek berusia tujuh tahunan.
"Kita antar mereka dulu yuk, abis itu baru ngobrol," katanya seraya masuk ke sedan Mercy yang diparkir di depan rumahnya.
Wulan Guritno, si pemilik suara renyah itu, bilang bahwa mereka adalah pengggemar Pondok Indah (PI), sinetron di mana dia ikut berperan. Penggemarnya itu datang dengan berjalan kaki "cuma" untuk minta tanda tangan atau sekadar foto bareng.
Pemandangan seperti itu bukan hal baru, sejak Wulan membintangt sinetron tersebut. Profesinya sebagai model juga membuat wajahnya gampang dikenal. Kalo lagi ber-JJS ke mal atau pasar swalayan, ada saja yang menegurnya. Dan dia selalu menerimanya dengan senang hati. Nggak pernah berusaha menghindar?
"Ah, saya kan model dan bintang sinetron yang biasa aja. Buat apa menghindar? Lagi pula mereka juga baik-baik kok," katanya enteng. Dia justru akan merasa bersalah kalo lagi ngadain jumpa fans, ada penggemarnya yang gagal bertemu, karena dihalangi petugas, misalnya.
Cerita Wulan tampil sebagai pendukung PI sebenarnya cukup sepele. Waktu itu dia lagi antri di telepon umum tak jauh dari rumahnya. Saat itulah Baby Celis, produser PI, datang menawarinya. Semula dia ragu, karena merasa buta soal akting. Tapi setelah didorong keluarganya, ia lantas mengambil kesempatan itu. "Saya jadi dapat pengalaman banyak." Dan jangan kaget, honornya sampai sekarang masih tersimpan utuh di ATM.
Soalnya, sang papa melarang Wulan untuk membelanjakannya. Kalo mau jajan, katanya, dia tinggal minta. Sebulan, paling tinggi, uang sakunya 200 ribu perak. Itu pun, "Saya masih ngerasa boros, tun," kata cewek Gemini yang pengen punya sedan Genio itu. Sinetron berjumlah 13 episode itu sendiri sekarang sudah kelar dibuat.
Dan sampai sekarang Wulan belum dihubungi lagi oleh pihak Jatayu, rumah produksi yang membuat PI. Toh, dia tak ambil pusing. "Ya, gue sekolah lagi seperti biasa," katanya cuek. Setiap hari Wulan pergi mengedarai Feroza warna merah maron. Padahal dia mengaku belum punya SIM.
Kegiatan siswi SMP Al-lzhar yang juga kolektor parfum dan boneka ini lumayan padat. Selain kursus berenang, ia rajin les fisika dan matematika.
Pelajaran yang terakhir ini sering membuatnya keder. Sekali waktu rapornya pernah kebakaran. "Tapi nilai pelajaran biologi saya bagus terns," katanya bela diri. Wah, kalo sudah besar pengen jadi dokter dong?
"Ah, nggak. Abis, saya takut dengan darah. Tiap ngeliat darah pasti pingsan," Wulan meringis. Toh, meski memiliki jemari lentik, Wulan bukannya nggak bisa terjun ke dapur (bukan loncat, Iho!). la mahir juga memasak. dan black forrest adalah salah satu menu yang dikuasainya
LAHIR di London, 14 April 1981 dengan nama Sri Wulan Loraine Guritno, ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Djoko Guritno dan Deana Theresia.
Waktu kecil ia bandel bukan main, suka ngejitak anak sebayanya. Beruntung, berkat ketelatenan kedua ortunya,kejahilan Wulan pelan-pelan sirna ketika usianya menginjak lima tahun. Sayang, mamanya memilih untuk tetap tinggal di negara asalnya. Sedih banget rasanya.
"Waktu itu kan saya masih butuh bimbingannya," Wulan berkata lirih.
Untunglah, meski sang mama nun jauh di sana, mereka berusaha tetap berkomunikasi lewat telepon. Kadang mamanya berkunjung pula ke Jakarta untuk menengoknya.
"Saya dekat sama mama mau pun papa. Setiap ada masalah, saya selalu cerita, termasuk masalah cowok," akunya terus terang.
Memang siapa cowok kamu? Semula Wulan berusaha menghindar.
Tapi percakapan yang sejak awal berjalan santai dan penuh canda, akhirnya dari bibirnya yang segar tanpa polesan lipstick itu, meluncurlah nama salah seorang model berinisial A.
Sejak kapan kamu resmi pacaran dengan dia?
"Sejak di Medan, waktu berlangsung Pesta Pelajar majalah HAI," katanya dengan pipi memerah. "Eh, jangan ditulis Iho," katanya seraya melumat es krim.
Sang pacar rupanya bukan orang baru, karena sebelumnya mereka sudah akrab satu sama lain. "Dia bahkan sering makan bareng sama keluarga saya. Abis, dia kan dulunya temansayajuga."
Keluarga Wulan memang cukup terbuka. Mereka seringkali melewatkan hari libur. dengan nonton film, pergi ke Puncak, atau malah tinggal di rumah, becanda dengan saudara.
MATAHARI mulai menggelincir ke ufuk Barat, meninggalkan sinarkeemasan. Di salah satu sudut kawasan Pondok Indah, kami asyik menyantap Pizza Hut ditemani segelas jus jeruk (orangejuice). Di depan sana, di atas jalan yang licin, serombongan cowok tanggung berseliweran di atas sepatu roda.
Menurut sebuah sumber HAI, konon di komplek itu ada dua geng. Namanya Soac (kependekan dari Sonic In Action) dan Pertok. Yang terakhir itu singkatan dari Pertokoan. Mereka adalah anak-anak yang doyan nongkrong di pertokoan. Sedang yang pertama umumnya bermobil dengan ban Pirelli.
Kabarnya, tak ada kegiatan berarti yang dilakukan kelompok itu. Kecuali sekali waktu mereka pernah berantem gara-gara memperebutkan seorang cewek kece. Ketikaditanyakan hal ini ke Wulan, ia mengaku hanya berteman biasa saja dengan beberapa dari mereka.
Tiba-tiba radio panggilnya bergetar. Wulan tersenyum ketika membaca isi pesan di radio panggil itu. Maklum, yang ngirim pacarnya. Isi berita mengatakan rencana keberangkatan mereka ke Semarang untuk (lagi-lagi) mengisi acara Pesta Pelajar majalah HAI. Dia lantas bergegas meletakkan pager-nya. "Sebentar ya, saya mau nelpon dulu," pintanya tersenyum.
Beberapa menit kemudian ia kembali bergabung, dan melanjutkan melahap sisa makanannya.
Wulan termasuk cewek yang nggak punya pantangan dalam makanan. Apa saja, hajar bleh. Bakso oke, somai hayo, hamburger boleh, pizza juga nggak nolak. Lalu, gimana cara kamu merawat kecantikan?
"Soal kecantikan juga saya nggak macam-macam deh.
Maksudnya, saya nggak punya resep tertentu dalam ngerawat badan atau wajah yang aneh-aneh."
Konon Wulan jarang menggunakan kosmetik atau alat kecantikan lain untuk memoles wajahnya yang memang sudah oke itu. Makanya, untuk merias wajah Wulan cuma perlu waktu lima menit saja. Paling ia makan vitamin C sebelum berangkat tidur.
Setelah melahap Pizza Hut, Wulan mengaj ak HAI ke pertokoan Grand Duta. Apalagi kalo bukan bukan untuk main dingdong kegemarannya.
la menjajal permainan jenis Virtually. Dari situ ia pindah ke permainan balap mobil, dan menantang HAI adu kecepatan. Tapi ia nampak gemas ketika HAI berhasil mengalahkannya. Lalu dimasukannya tiga koin berikut. Hasilnya tetap memble.
Sekali nongkrongdi sana ia biasa menghabiskan uang jajan 20 ribu. "Tapi teman gue ada Iho, yang sampai menghabiskan 200 ribu," katanya enteng.
Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 20.00. Kalo saja tak diingatkan, mungkin Wulan bakal mencoba lagi dingdong lain. Abis, jenis permainan ini emang suka bikin lupa waktu. "Sori ya," katanya dengan muka tanpa dosa. "Yuk, ah!"
Wajahnya masih tampak segar, padahal kami sudah seharian mengitari sebagian wilayah Jakarta Selatan. Dia melompat ringan dari kendaraan kami. Tubuhnya yang mungil kemudian lenyap di balik pintu pagar rumahnya yang berdiri kokoh, membisu. Kini lampu-lampu di teras rumahnya yang asri telah menyala. Sunyi. Anggun.
10 Kriteria Cowok Keren Menurut Wulan Guritno saat 14 ABG
Dengan tampang Indo dan nama yang mulai ngetop, siapa pun bakal betah memandangnya berlama-lama. Apalagi bisa menjadi teman akrabnya. Soalnya, Wulan enakdiajakngobrol. Caranya?Gampang. Teliti diri sendiri, apakah kamu termasuk pemilik tanda-tanda di bawah ini. Kalo jawabannya ya, silakan tancap.
- Tinggi antara l75cm sampai 180 cm.
- Rambut nggak jadi masalah. Mau panjang, kribo, kriting, ikal, oke-oke saja. Yang pentingrapijali.
- Nggak perlu modis, tapi harus ngerti jenis pakaian yang dipakai ke tempat-tempat tertentu (misalnya, ke pesta jangan pake pakaian renang!)
- Harus pengertian, nggak boleh cuek.
- Nggak harus kece, tapi enak dilihat dan nggak nyebelin.
- Bentuk hidung nggak harus mancung, yang penting "ada".
- Tubuh harus wangi. Kalo dekil, apalagi bau keringat, salam kompak aja.
- Nggak harus kaya, yang penting bisa nraktir.
- Berkulit putih.
- Umur lebih tua dari Wulan, tapi tidak lebih tua dari kakeknya.
(Arsip HAI Edisi 26, 4 Juli 1996)