Bikin Baper. Ini Isi Surat Perpisahan Totti Yang Dibacakan Di Pertandingan Terakhirnya Sebelum Gantung Sepatu.

Senin, 29 Mei 2017 | 01:39
Rizki Ramadan

Fransesco Totti di pertandingan terakhirnya sebelum pensiun

Pertandingan AS Roma melawan Genoa di Stadion Olimpico pada Minggu (28/05) kemarin adalah pertandingan terakhir bagi Francesco Totti. Pria 40 tahun ini pensiun dari kariernya sebagai pesepak bola professional. Ia sudah bergabung dengan AS Roma sejak 28 tahun lalu.

Sebagai perayaan, seusai pertandingan, Totti melakukan victory lap mengeliling stadion. Setelahnya, ia mengucapkan salam perpisahan lanjut menyampaikan pesan panjang didampingi istrinya, Ilary Blasi.

"Kita semua berada di sini. Momen itu akhirnya tiba. Ini momen yang sebenarnya saya harapkan tidak pernah terjadi," kata Totti kepada publik Olimpico, seperti dilansir dalam situs resmi klub.

Dalam beberapa hari terakhir, ada banyak hal dikatakan soal saya, hal-hal indah. Kalian semua berada di belakang saya, mendukung saya dalam periode sulit. Karena itulah, saya ucapkan terima kasih kepada kalian semua.

Saya menangis karena kebersamaan selama 25 tahun ini tak mungkin dilupakan. Terima kasih semuanya, meski ini tak mudah bagi saya. Saya telah berbicara dengan istri saya tentang tahun-tahun tersebut.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, saudara, dan teman-teman. Terima kasih kepada istri dan ketiga anak saya. Saya memulainya dari mereka karena tak yakin bisa mengakhirinya.

Sulit melukiskan perjalanan 28 tahun dalam beberapa frasa. Saya sebenarnya ingin melakukannya dengan nyanyian atau puisi. Namun, saya tak jago dalam keduanya.

Saya hanya mencoba menunjukkan dengan kaki-kaki saya. Sebab, segalanya terlihat mudah dengan cara itu.

Apakah kalian tahu mainan favorit saya ketika kecil? Bola sepak dan masih hingga saat ini. Namun, dalam titik tertentu, Anda harus bertambah dewasa. Itulah yang orang lain katakan bahwa waktu telah membuat keputusan.

Waktu berjalan begitu cepat, sama seperti pada 17 Juni 2001 (ketikaAS Romamenjalani laga penentuan juara). Saya tak sabar mendengar wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Hal itu masih membuat saya merinding.

Kini, waktu memberi tahu bahwa saya harus tumbuh. Dia mengatakan, mulai besok, saya akan menjadi orang dewasa. Melepas kostum dan sepatu sepak bola.

Mulai sekarang, saya adalah laki-laki yang tak bakal lagi mencium bau rumput, merasakan terpaan cahaya matahari di wajah, adrenalin, dan kepuasan ketika merayakan.

Dalam tiga bulan terakhir, saya selalu bertanya kenapa harus bangun dari mimpi ini. Ini seperti ketika sedang mimpi pada masa kecil dan ibumu membangunkan karena harus sekolah. Kamu mencoba tidur dan bermimpi, tetapi tidak dapat mimpi serupa.

Kali ini bukanlah mimpi. Ini realitas. Saya ingin mendedikasikan surat ini kepada seluruh anak kecil yang mendukung saya dan berharap tumbuh seperti saya.

Perjalanan karier saya mungkin seperti dongeng, dan bagian terburuk adalah sudah akan tamat. Saya akan melepas kostum untuk terakhir kali. Namun, saya takkan siap untuk mengatakan bahwa ini telah berakhir.

Saya minta maaf apabila selama periode tersebut tidak memberi wawancara untuk mengklarifikasi apa yang ada di pikiran saya. Tak mudah untuk mematikan lampu."

Kini, saya takut. Ketakutan ini berbeda dengan ketika berada di depan gawang dan harus mencetak gol melalui penalti. Saat ini, saya tak bisa melihat melalui lubang di jaring gawang dan apa yang berada di baliknya.

Maka, izinkanlah saya sedikit takut. Saat ini, saya adalah orang yang membutuhkan kalian dan kehangatan kalian. Seperti kalian tunjukkan selama ini, dengan afeksi. Dengan begitu, saya akan bisa membuka lembaran baru dan petualangan baru.

Pada momen ini, saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan setim, pelatih, direktur, presiden, dan seluruh pihak yang telah bekerja sama dengan saya. Terutama suporter di Curva Sud, rujukan bagi pemain dan warga Kota Roma.

Sebagai pemain dan warga Roma merupakan keistimewaan bagi saya. Menjadi kapten tim ini juga sebuah kebanggaan. Saya mungkin tak bisa bermain-main lagi dengan kaki saya, tetapi hati saya selalu bersama kalian semua."

Kini, saya akan berjalan menuruni tangga, menuju kamar ganti yang menyambut saya ketika kecil, lalu meninggalkannya sebagai pria dewasa.

Saya senang dan bangga atas 28 tahun bersama Roma yang saya cinta. Saya cinta kalian semua..."

(diterjemahkan oleh Septian Tambunan, Juara.net)

Tag :

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya