Generasi lima tahun di atas kita pasti heran banget melihat cara kita belajar sekarang ini. Yang kita lihat adalah laptop atau smartphone. Bahkan, aplikasi yang kita buka pun chat messenger.
Mereka kira kita main games, padahal lewat gadget kita belajar. Kayaknya, kakak-kakak kita nggak akan ada yang nyangka kalau sekarang ini ada official account di LINE yang bisa ngasih bimbel; dan untuk latihan soal-soal UN atau SBMPTN kita bisa buka internet lalu lihat materi di Zenius, di Brainly atau Inibudi.org.
Kini, ketika kita butuh banget guru untuk menjelaskan secara privat materi pelajaran yang nggak kita pahami, kita cuma bisa datang ke ruang guru di sekolah. Kapan pun kita butuh guru, kita bisa mengklik ruangguru.com. di sana, ada belasan guru yang bisa kita ajak untuk mengajarkan kita. Tinggal klik-klik beberapa ketentuannya, guru akan datang ke rumahmu.
Inovasi-inovasi itu perlu kita syukuri, para inovatornya perlu kita apresiasi. Iman Usman dan Adamas Belva Syah Devara duo founder Ruangguru, contohnya. Mereka yang patut jadi inspirasi kita, sob.
HAI mendapat kesempatan untuk mewawancara dengan Iman Usman. Cowok penggemar berat Harry Potter yang lahir di Padang pada 1991 ini inspiratif banget. Iman udah menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan sejak ia di sekolah dasar. Berbagai gerakan pendidikan dan kepemudaan pun pernah cowok lulusan pascasarjana Columbia University ini.
Kami membicarakan tentang prediksi kebutuhan pendidikan Indonesia di masa depan dan apa yang bisa dimanfaatkan oleh anak muda dari teknologi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Klik HAI-online.com untuk membaca wawancara versi lebih panjangnya.
Pertama-tama, kami pengin tahu, nih, apa arti pendidikan bagi kamu?
Bagi saya, pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap orang. Saya dibesarkan di keluarga yang sederhana di kota kecil di Indonesia. Saya tau bahwa saya tidak memiliki banyak pilihan seperti anak yang lainnya ketika membicarakan pendidikan. Oleh karena itu, saya harus cari jalan saya sendiri. Waktu masih kecil, orang melihat latar belakang keluarga saya yang kurang berpendidikan, dan mengatakan saya tidak akan mampu mewujudkan cita-cita saya, I’m not good enough.
Saya putuskan, saya tidak akan membiarkan cerita saya berakhir seperti ini. Saya lalu rajin belajar, dan mulai ikut dalam berbagai-macam organisasi dan kompetisi. Saya terus menorehkan prestasi di sekolah. Hal ini mengijinkan saya untuk merubah pembicaraan orang-orang tentang keluarga saya. Mereka bukan lagi berbicara tentang kelemahan saya, melainkan tentang keberhasilan saya. Dari pengalaman itu, saya melihat bagaimana Pendidikan memiliki kekuatan untuk merubah cerita dan nasib seseorang. Saya sadar, jika Pendidikan dapat berdampak sehebat itu untuk saya, bayangkan bagaimana Pendidikan bisa berdampak bagi orang lain.
Bagi saya, pendidikan bukan hanya mengenai bersekolah dan mendapatkan ijazah. Pendidikan memungkinkan semua orang untuk mengasah ketrampilan dan mengejar cita-cita. Pendidikan membuka pintu kesempatan, dan mengijinkan kita untuk menulis cerita kita sendiri. Ketika Pendidikan dilaksanakan dengan benar, kita bukan hanya mengubah cerita hidup seseorang, kita bisa merubah cerita negara kita juga, Indonesia.
Iman Usman tengah meeting dengan tim Ruangguru
Dalam prediksimu, 3-5 tahun lagi, apa yang dibutuhkan oleh pendidikan indonesia?
Menurut data World Bank, Indonesia merupakan negara dengan peserta didik terbesar keempat di dunia, lebih dari 50 juta murid dan empat juta guru, namun kualitas pendidikannya justru berada di salah satu peringkat terbawah.
Murid membutuhkan sarana belajar dan sarana untuk mempersiapkan diri dengan biaya terjangkau dan mudah diakses. Selain bimbingan belajar, juga tentunya konten-konten pendidikan yang terbarukan dan interaktif.
Pendidikan di Indonesia sendiri memiliki perbedaan karakteristik dan dinamika perkembangan yang unik di tiap daerah di Indonesia sehingga diperlukan sarana pemantauan status dan data sebagai referensi perumusan kebijakan strategis. Data analisis pendidikan dari tahun ke tahun yang merekam perkembangan pemahaman belajar dan kompetensi guru juga belum tersedia. Yang ada hanya data UN, sehingga seringkali kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya.
Ketimpangan literasi komputer dan internet juga menjadi sebuah tantangan, akibatnya eksekusi yang tidak efektif atas rencana kerja pemerintah terkait inovasi teknologi di tiap daerah. Guru membutuhkan persiapan dan pelatihan di bidang teknologi untuk mengadopsi sebuah inovasi.
Ruangguru.com berdiri sejak 2014, ceritakan dong perkembangan Ruangguru sejauh ini dan perkembangan yang diharapkan.
Pada 2014, Ruangguru.com dimulai sebagai tutoring marketplace, tempat untuk cari guru les; guru akademis dan non-akademis. Hanya dalam 2 tahun, Ruangguru berhasil bekerja sama dengan 60.000 guru di seluruh Indonesia. Didalamnya kini telah berkembang menjadi beberapa ruang untuk menyediakan layanan pendidikan berbasis teknologi di Indonesia, murid yang teregistrasi pun sudah mencapai kurang lebih 1.7 juta, offline dan online.
Bukan hanya tutoring, kini produk Ruangguru bervariasi; Ruang Les, Ruang Les Online, Ruang Video, Ruang Latihan, dan Ruang Uji. Murid dapat melakukan pembelajaran jarak jauh (online) menggunakan aplikasi kami. Dalam Ruang Les Online tersedia guru-guru yang siap menjawab pertanyaan via aplikasi live chat dan audio call. Untuk membantu belajar, berbagai konten pendidikan berkualitas tersedia di Ruang Video.
Murid juga dapat mengakses ribuan bank soal secara gratis yang dikemas dengan konsep gamifikasi dan dilengkapi dengan analisis pemahaman belajar di Ruang Latihan dan di Ruang Uji. Murid lalu mendapatkan analisis hasilnya secara detil, bedanya dengan dengan tertulis/on-paper murid yang memberikan nilai tetapi tidak memberikan analisa kekuatan dan kelemahannya murid.
Tidak hanya untuk murid, Ruangguru juga menyediakan sistem tata kelola pembelajaran (Learning Management System) yang dapat digunakan guru dan murid dalam mengelola kelas secara virtual. Kami telah bekerja sama dengan 26 pemerintah provinsi dan lebih dari 300 kota dan kabupaten di Indonesia. Kedepan, Ruangguru terus mengembangkan produk Pendidikan untuk membantu kegiatan belajar. Harapannya Ruangguru dapat menjadi Penyedia Layanan Pendidikan berbasis teknologi nomor 1 di Indonesia.
Integrasi layanan pendidikan dengan teknologi serta internet, kan, massif baru-baru ini, sebelumnya nggak. Nah, tantangan dalam bikin start up pendidikan, dan gimana mengatasinya
Salah satu tantangannya ada dalam mengedukasi market, masih banyak user yang datang ke Ruangguru berpikir belajarnya gratis, karena mindsetnya ini perusahaan social (social entrepneurship). Sementara sebetulnya juga beorientasi bisnis, sama seperti perusahaan pada umumnya, tetapi dijalankan dengan maksud yang baik.
Selain itu juga ada trust issue. Klien utama kita sebenarnya orang tua, karena orang tua lah yang mengambil keputusan untuk pendidikan anak. Orang tua di Indonesia masih banyak yang kurang percaya, seperti ini bayarnya aman gak? Kalau gak suka bisa direfund gak? Ini juga menjadi salah satu tantangan kita.
Kita bergerak seperti e-commerce. Mengatur supply (guru) kita memiliki tantangan, dan bagaimana kita menjangkau customer (orang tua dan guru) juga tantangan yg lain. Kita rajin berkomunikasi dengan orang tuanya dan murid, menanyakan tanggapan mereka dan proses belajarnya. Untuk guru-guru juga kita berusaha untuk meningkatkan kualitas mereka, dengan training dan workshop.
Ke depannya, apa lagi yang bisa kita manfaatkan dari teknologi untuk pendidikan?
Sejumlah sekolah di London, Inggris sukses meningkatkan skor perolehan tes nasional (National Achievement Test) hingga 30% dengan melakukan integrasi teknologi dan pendidikan menggunakan online platform untuk pembelajaran. Proses ini terbukti dapat membuat proses belajar lebih menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu Ruangguru terus mengembangkan konten-konten pendidikan (pengembangan soal, modul pendidikan dan latihan seleksi khusus), serta konsultasi pendidikan bagi siswa.
Integrasi teknologi terhadap sistem pemerintahan juga terbukti meningkatkan efektivitas pelayanan publik dan kepuasan masyarakat. Contoh suksesnya dapat dilihat di Swiss yang memiliki 2/3 penduduk Swiss yang telah menjalankan proses birokrasi melalui proses e-government merasa puas karena kecepatan dan dirasa efektif dalam memberikan layanan. Seperti disampaikan tadi, Ruangguru juga mengembangkan pemantauan dan analisis data untuk memantau status dan perkembangan belajar murid melalui penggunaan sistem tata kelola pembelajaran (LMS). Platform analitik yang kami sediakan dapat dijadikan sebagai data pembanding bagi pemerintah sebagai masukan dalam perumusan kebijakan strategis. Sehingga kebijakan akan sesuai dengan kebutuhan.
Terakhir, kami kepo, nih. Cerita don tentang masa SMA-mu.
Masa-masa saya di SMAN 1 Padang, saya adalah siswa teladan di sekolah. Saya rajin berprestasi dan mengikuti perlombaan sekolah. Dulu bahkan saat jam istirahat sekolah, saya bisa duduk diantara kursi panjang koridor sekolah sambil membaca buku. Tidak hanya membaca, saya juga senang menulis dan bercerita.
Saya aktif di media jurnalistik sekolah yaitu MEDIA SMANSA dan sempat menjabat sebagai Redaktur Pelaksana. Saat itu, media sekolah belum marak seperti saat ini. Selain sekolah kami di SMAN 1 Padang, hanya ada 2 sekolah lain di Padang yang memiliki media sekolah. Saya terus berinovasi dengan Media SMANSA, hingga SMANSA yang awalnya dipublikasikan dalam bentuk tabloid menjadi majalah.
Selain hobby membaca dan menulis, saya juga senang berorganisasi. Saya sempat menjadi Ketua Bidang 4 OSIS SMA Negeri 1 Padang, sekaligus dipercaya menjadi Ketua Penyelenggara event sains akbar di Sumatera Barat yang diadakan oleh SMAN 1 Padang. Saya juga sempat menjadi Sekretaris Forum Anak Daerah Sumbar, yang mungkin bisa dikatakan menjadi salah satu indikator dan cikal bakal dapat terpilih menjadi Pemimpin Muda Indonesia 2008.
Penghargaan Pemimpin Muda Indonesia merupakan sebuah penghargaan tertinggi UNICEF yang diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berkontribusi terhadap upaya advokasi dan pemenuhan hak anak. Penghargaan ini diserahkan langng oleh Presiden RI dan United Nations Youth Assembly Recognition on Humanitarian Development 2011 di New York. Saya juga mendapat kehormatan sebagai Mondialogo Junior Ambassador for Intercultural Dialogue oleh DAIMLER dan UNESCO.
Lulus dari SMA Negeri 1 Padang, saya berhasil meraih nilai UN tertinggi di bidang IPS di kota Padang dan penghargaan Siswa Berprestasi Utama Provinsi Sumatera Barat tahun 2008.