Kalau membicarakan sejarah musik punk, nama-nama yang akan muncul adalah Sex Pistols atau The Ramones. Tapi, jangan salah, satu dekade sebelum band-band itu muncul, sudah ada band dari Lima, Peru, Amerika Selatan yang menggeber musik distorsi yang nge-beat dan sesekali disertai teriakan. Ya, mereka adalah Los Saicos.
Band yang beranggotakan Erwin Flores (vokal/gitar), Rolando Carpio (gitar), César “Papi” Castrillón (bass/vokal), and Pancho Guevara (drum/vokal) ini sebenarnya masa aktifnya singkat banget. Mereka pertama berdiri pada tahun 1964 dan sudah bubar pada 1966. Baru di 2006 mereka reuni, itu pun hanya bertahan sampai 2011.
Di masa awal itu, mereka merilis 6 lagu single. Tiga di antaranya yang paling terkenal adalah "Demolición", "Fugitivo de Alcatraz" and "El Entierro de los Gatos" yang kemudian menjadi lagu wajib pencinta rock di Peru saat itu. Lagu Demolición yang paling terkenal, bercerita tentang protes mereka tentang peledakan rel kereta api di sana saat itu.
Mereka besar bukan dari gigs atau bar, lokasi yang membuat mereka populer justru bioskop. Di panggung yang ada di bioskop, seringkali ada pertunjukan band. Sementara band-band lain membawakan lagu pop, Los Saicos membawakan musik yang membuat mereka dianggap sebagai bad boy.
"Mereka adalah yang pertama menjadi punk. Nggak ada nama lain saat itu, dan riff lagunya itu sangat punk," kata José Beramendi, produser film dokumenter Saicomania yang bercerita tentang riwayat Los Saicos,"Kalian berharap musik ini berasal dari Amerika Utara atau Eropa, namun musik ini berasal dari Amerika Latin dari tahun 1960an.
Yap, di masa itu, istilah punk belum ada yang memopulerkan. Apa yang diketahui Los Saicos pun mereka memainkan musik rock n roll yang keras saja.
"Saya nggak tahu apa itu punk. Kami hanya ingin memainkan rock n roll, dan musik itulah yang keluar dari kami. Saya nggak tahu dari mana datangnya. Itu muncul sejak kami terbentuk," kata Guevara dikutip The Guardian.
Tonton dokumenter tentangnya di sini: