Gelak tawa saya agak terkekeh geli saat menyambangi markas Kamengski di bilangan Pasar Minggu pada Selasa sore (14/3). Saya tertawa geli lantaran melihat beberapa stiker, poster, dan mainan koleksi Kamengski yang terpajang di beberapa sudut tembok markas Kamengski.
Markasnya terlihat berantakan tapi tetap cozy, berarti memang mereka beneran kerja. Kalau kata Sulaiman Said yang akrab disapa Said sih “Kita mah sok sibuk aja, soalnya nggak ada kerjaan” dengan nada bercanda. Dari perawakannya, cowok berkumis ini emang terlihat konyol dan nyeleneh abis.
Lihat aja hasil foto yang berhasil ditangkap oleh lensa HAI, dia malah pingin difoto dengan memakai topeng favoritnya. Bahkan dia nggak mau kelihatan wajah aslinya, katanya, “biar kayak Fluxcup, jadi misterius gitu.” Terserah lo aja, Mas. Bodo amat, deh! Hahaha…
Dalam sesi ngobrol bareng Said, saya sampai kualahan, capek ketawa dan gondok sendiri selama ngobrol sama dia. Ya, begitulah kelakuan si biang keroknya Kamengski. Ternyata gayanya emang sama persis dengan desain-desain yang dibikin. Konyol, nyeleneh, dan “anjir!”.
Jadi penasaran, selama hampir 9 tahun (dari tahun 2008) dari mana aja sih ide Kamengski ini muncul? Gimana mereka selalu konsisten, kayak nggak pernah kekurangan ide. “Biar kita kere (miskin/nggak punya banyak uang), tapi kita kaya ide dan kreatif. Justru kere yang bikin kita kreatif. Kere tapi aktif!” repet Said yang suka becanda ini.
Bahkan dari kurang lebih 150 desain, hampir nggak pernah garing (gagal) soal ide desain. Selama ngobrol bareng Said, saya menangkap kayaknya nggak perlu serius-serius amat mikirin ide. Semakin serius malah semakin buntu. Kekonyolan dan becandaan juga bisa jadi ide, kok. Ya, nggak sih?
“Kalau yang serius-serius kan udah banyak, nih. Udah nggak keitung, jadi bikin yang keliatan jelek aja sekalian,” ujar Said dengan wajah jenaka yang nempel dimukanya. “ide-ide itu kan lahir dari pengamatan kita sebenernya,” sambung Said yang lulusan Desain Grafis Institut Kesenian Jakarta.
Iya, sih. Said cs bisa dibilang peka dan perhatian banget pada sesuatu yang biasa dia lihat (yang kita juga lihat), pengalaman, bahkan sesuatu yang viral. Proses Kamengski ini juga kalau dilihat simple banget. Cuma amati, tiru, plesetin! Hampir semua desain pernah kita lihat sebelumnya, ya, kan? Tugas Kamengski tinggal mlesetin jadi sesuatu yang parodi dan jenaka. Sense of humor is a key!